Pangkalan TNI Angkatan Udara Dominicus Dumatubun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 57:
Lanud ini memiliki ukuran landasan pacu berukuran 1.300 x 30 m. Pangkalan yang berjarak sekitar 3,5 km dari pusat kota, [[Tual]], ini merupakan pangkalan strategis untuk pertahanan wilayah Timur Indonesia karena berdekatan dengan [[ALKI|ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) III]].
 
Lanud ini dibangun sejak jaman pendudukan tentara Jepang pada tahun 1942 sebagai salah satu basis pertahanannya di wilayah Timur. Pangkalan ini dan beberapa pangkalan lainnya sempat terbengkalai, dan dibangun kembali oleh TNI AU pada tahun 1951. Lanud ini pada tahun 1952 berstatus sebagai Perwakilan Kesatuan Penghubung Udara Langgur dibawah pengawasan PAU Laha.
 
Sejak 18 November 1969, Lanud ini diberi nama Pangkalan TNI Angkatan Udara [[Dominicus Dumatubun]] hingga sekarang. Lanud ini, sejak 8 Januari 2020 dipimpin oleh Letkol Pnb [[Yulianto Nurcahyo]] hingga sekarang.
 
== Sejarah ==
Baris 81:
Awal Desember 1951, utusan AURI, Kapten Udara Noerzain mengadakan kunjungan ke Maluku Tenggara untuk menjajagi kemungkinan penempatan perwakilannya di kabupaten yang baru terbentuk. Dari 4 lapangan terbang yang ditinjau, dipilihlah Lapangan Terbang Langgur dengan pertimbangan jarak dengan Tual sebagai ibukota kabupaten yang cukup dekat, berkisar 3,5 Km.{{Sfn|Irawan|2019|p=19-20}}
 
Pada Januari 1952, korps [[Zeni]] [[TNI Angkatan Darat]] datang ke kabupaten ini untuk melakukan perbaikan di lapangan terbang tersebut. Ketika dalam proses pembangunan, Komisaris Besar Polisi [[Soekanto Tjokrodiatmodjo]] sedang mengadakan kunjungan kerja ke Tual dengan pesawat [[PBY Catalina]] yang bisa mendarat di perairan ataupun landasan darat. Namun karena landasan Langgur sudah siap dipergunakan, maka pesawat itu akhirnya mendarat di lapangan terbang Langgur.{{Sfn|Irawan|2019|p=19-20}}
 
Lapangan terbang Langgur ditetapkan koordinatnya : 05.40° [[Lintang selatan|Lintang Selatan]] dan 132.43° [[Bujur Timur]] atau 05.40 S - 132.43 E. Lapangan terbang ini memiliki landasan dengan panjang 1.300 m, memanjang dari timur ke barat. Landasan ini memiliki lebar 30 m, utara ke selatan, dengan bahu landasan 60 meter di kedua sisinya. Pada 1 Maret 1952, lapangan ini diserahkan dari koprs Zeni TNI AD kepada AURI dan diterima oleh KASAU waktu itu, Komodor Udara [[Soerjadi Soerjadarma]] dan disaksikan oleh kepala desa Langgur, Bapak Demianus Dumatubun. Dalam kesempatan itu, diberikan sebuah miniatur [[C-47 Dakota]] kepada kepala desanya, sebagai cendera mata.{{Sfn|Irawan|2019|p=19-20}} Sarana perkantoran dan perumahan anggota berupa kontruksi semi-permanen dan ditempati oleh 10 orang pekerja harian dan satu orang anggota militer secara bergilir dari [[PAU Laha]].{{Sfn|Irawan|2019|p=52}}
Baris 87:
Lapangan terbang ini, kemudian ditetapkan untuk berada di bawah pengawasan dari PAU Laha dengan sebutan '''Perwakilan Kesatuan Penghubung Udara Langgur''', dimana Kepala Perwakilannya yang pertama adalah Letnan Muda Udara II Sukardi. Pada 19 Juli 1954, KASAU [[Soerjadi Soerjadarma]] beserta rombongan mendarat di Langgur dengan naik pesawat [[C-47 Dakota]]. Dalam penerbangan ini, mereka dikawal oleh sebuah pesawat pembom [[B-25]] dengan penerbangan Kolonel Udara Nordraven dalam rangka untuk pemeriksaan lapangan-lapangan udara di Maluku.{{Sfn|Irawan|2019|p=22}}
 
Tanggal 15 Oktober 1955, lanud ini dirubah namanya menjadi '''Kesatuan Penghubung Udara Langgur''' dengan Pembantu Letnan Muda Udara II (LMU II) J.N. Annakotta sebagai komandannya hingga Juni 1962.{{Sfn|Irawan|2019|p=23}}
 
Pada 1 April 1957, KASAU saat itu, [[Soerjadi Soerjadarma]], menerbitkan Surat Keputusan Nomor 61 Tahun 1957 dan baru berlaku pada 9 April 1957, yang menetapkan hal-hal sebagai berikut{{Sfn|Irawan|2019|p=23}}:
 
* Sebutan Pangkalan Udara menjadi Pangkalan Angkatan Udara
Baris 103:
Tanggal 15 April 1961 dilakukan uji coba pendaratan pertama di lapangan terbang Letfuan menggunakan pesawat [[C-47 Dakota]] dengan penerbang Letnan Udara 1 (LU. I) Hamzana dengan hasil baik. Pengelolaannya diserahkan kepada Detasemen AU Langgur.{{Sfn|Irawan|2019|p=28}}
 
Lanud ini memainkan peranan penting dalam operasi pembebasan [[Irian Barat]] atau yang dikenal dengan nama [[Operasi Trikora]] pada tahun 1961 - 1962. Pangkalan ini menjadi pangkalan militer milik TNI AU sejak Indonesia merdeka dan merupakan pangkalan tipe D dan merupakan bagian dari [[Komando Operasi Angkatan Udara II]] pada saat itu.<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/595080/kondisi-pangkalan-udara-tni-au-dumatubun-langgur-memprihatinkan|title=Kondisi Pangkalan Udara TNI AU Dumatubun langgur memprihatinkan|last=Ayal|first=Jimmy|date=09 November 2016|website=Antara News|access-date=18 Januari 2020}}</ref>
 
Tanggal 29 Juni 1962, dilaksanakan operasi pengintaian akan kapal-kapal yang berada di seputaran 12 mil dari perairan [[Tual]], Langgur dan [[Letwuan, Hoat Sorbay, Maluku Tenggara|Letwuan]]. Salah satunya adalah penerbangan yang dipimpin oleh Flight Leader pesawat [[P-51 Mustang]], Kapten Udara Gunadi, yang mengalami kegagalan tinggal landas dari Langgur, jatuh terbakar ketika menabrak sebuah bukit kecil yang terletak beberapa ratus meter di ujung landasan. Dalam peristiwa ini, pilotnya, gugur di tempat.<ref>{{Cite web|url=https://tni-au.mil.id/monumen-kapten-udara-gunadi-di-lanud-dominicus-dumatubun/|title=Monumen Kapten Udara Gunadi Di Lanud Dominicus Dumatubun|last=Penerangan TNI AU|first=Dinas|date=09 Agustus 2016|website=TNI Angkatan Udara|access-date=24 Januari 2020}}</ref>
Baris 114:
Pada 18 November 1969, berdasarkan Keputusan [[Kepala Staf Angkatan Udara]] Nomor 65 tahun 1969, maka lanud ini diberi nama Lanud Dominicus Dumatubun sebagai penghargaan kepada pahlawan TNI AU, Letnan Udara Dua [[Dominicus Dumatubun]] yang gugur pada 22 Mei 1960 ketika melaksanakan tugas latihan terbang malam.{{Sfn|Irawan|2019|p=7}} Upacara peresmian perubahan nama dari PAU Letfuan/Langgur menjadi Lanud Dominicus Dumatubun dihadiri oleh Pangkodau VII, Kasrem Trikora, Almarhum Kolonel Infanteri Gerald Dumatubu, yang juga kakak kandung dari [[Dominicus Dumatubun]].{{Sfn|Irawan|2019|p=35}}
 
Pada 9 Mei 2018, berdasarkan peraturan [[KASAU]] Nomor 13 tahun 2018 tentang penetapan dan pengesahan organisasi [[Komando Operasi Angkatan Udara III]] dan berdasarkan telegram KASAU Nomor T/19/2018 tanggal 14 Mei 2018 tentang Serah Terima Tanggung Jawab 8 Lanud dari Wilayah Tanggung Jawab [[Komando Operasi Angkatan Udara II|Kooopsau II]] ke [[Komando Operasi Angkatan Udara III|Koopsau III]] maka lanud ini termasuk lanud yang beralih wilayah ke Koopsau III. Dan sejak itu, maka lanud ini berubah dari tipe D ke tipe C.{{Sfn|Irawan|2019|p=9-10}}
 
Sebagai pangkalan yang terletak berdekatan dengan jalur [[ALKI|ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) III]], maka lanud ini memiliki posisi strategis untuk pertahanan di wilayah Timur Indonesia yang rawan akan pelanggaran.<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190613074004-20-402885/perkuat-pertahanan-indonesia-timur-tni-au-bangun-2-skuadron|title=Perkuat Pertahanan Indonesia Timur, TNI AU Bangun 2 Skuadron|last=|first=|date=13 Juni 2019|website=CNN Indonesia|access-date=18 Januari 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/912041/kasau-lanud-dumatubun-strategis-untuk-pertahanan|title=Kasau : Lanud Dumatubun strategis untuk pertahanan|last=Ayal|first=Jimmy|date=13 Juni 2019|website=Antara News|access-date=18 Januari 2020}}</ref>
Baris 142:
 
# LU II J.N. Annakotta (1969–1970){{Sfn|Irawan|2019|p=35}}
# LMU II B. Bedatupen (1970–1971){{Sfn|Irawan|2019|p=35}}
# Letda POM J. Renwarin (1971–1972){{Sfn|Irawan|2019|p=35}}
# Lettu Lek F.X. Soedjoko (1974–1976){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor PJ Seogito (1976–1981){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor PLLU Sunaryo (1981–1985){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Soewarto (1985–1987){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Kapten Psk Sabar J.S. (1987–1987){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Psk Suyitno (1987–1991){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Letkol Psk R.E. Hasibuan (1991–1995){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Psk Soegiyo (1995–1999){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Psk Puguh Sudiono (1999–2001){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Lek A. Laksono (2001–2004){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Pnb [[Yulianta]] (2004–2005){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Psk Anis N (2005–2007){{Sfn|Irawan|2019|p=36}}
# Mayor Nav Anang S (2007–2009){{Sfn|Irawan|2019|p=37}}
# Mayor Nav Irman F (2009–2011){{Sfn|Irawan|2019|p=37}}
# Mayor Nav Ego Mustafa T. (2011–2013){{Sfn|Irawan|2019|p=37}}
# Letkol Pnb I Ketut A.A. (2013–2015){{Sfn|Irawan|2019|p=37}}
# Letkol Pnb H.E. Sasmoyo (2015–2017){{Sfn|Irawan|2019|p=37}}
# Letkol Pnb Rony Widodo (2017–2018){{Sfn|Irawan|2019|p=37}}
# Letkol Pnb [[Sonny Irawan|Sonny Irawan, S.E., M.M.,]] (2018–05 Januari 2020)
# Letkol Pnb [[Yulianto Nurcahyo]] (8 Januari 2020–Sekarang)<ref>{{Cite web|url=https://tni-au.mil.id/pelantikan-serah-terima-jabatan-komandan-lanud-d-dumatubun/|title=Pelantikan Serah Terima Jabatan Komandan Lanud D.Dumatubun|last=Koopsau III|first=Penerangan|date=09 Januari 2020|website=TNI Angkatan Udara|access-date=18 Januari 2020}}</ref>
 
Baris 173:
 
# {{Cite book|title=Warisan Perjuangan {{!}} Pangkalan TNI AU D. Dumatubun|last=Irawan|first=Letkol Pnb. Sonny; S.E., M.M.|date=2019|publisher=GMB-Indonesia|isbn=978-602-476-311-4|location=|pages=|url-status=live}}
# {{Cite book|title=Sejarah Pangkalan TNI AU Dumatubun dan Pangkalan TNI AU Letfuan|last=Suyitno|first=Kapten Psk|date=1989|publisher=Lanud Dumatubun}}
 
== Pranala luar ==