'''Telur asin''' adalah telur yang diasinkan menggunakan deterjen bubuk
'''Telur asin''' adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar [[telur]] yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan [[enzim]] perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur [[itik]], meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu satu [[bulan]] (30 [[hari]]).
Di Indonesia, terutama di [[pulau Jawa]] telur asin biasanya diproduksi dari telur [[bebek pelari]] (''Anas platyrhynchos domesticus'') yang memiliki ciri khas cangkang telur yang berwarna biru.
Panganan ini bersifat praktis dan dapat dipadukan dengan berbagai masakan misalnya [[nasi jamblang]], dan [[nasi lengko]], bahkan dapat pula dimakan tanpa [[nasi]]. Nelayan yang melaut atau orang yang bepergian untuk waktu lama biasa membawa telur asin untuk bekal.
Di [[Jawa Tengah]], daerah [[Brebes]] dikenal sebagai penghasil utama telur asin. Industri telur asin di Brebes cukup meluas hingga tersedia berbagai pilihan kualitas telur asin. Masing-masing produsen memiliki cap sendiri-sendiri yang biasanya dapat dilihat pada kulit telur. Walaupun selera orang berbeda-beda, telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering" (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau [[amis]], dan rasa asin tidak menyengat.
Di Jawa Timur juga mulai banyak menjual berbagai jenis telur asin, mulai yang original sampai yang rasa-rasa, ada juga telur asin yang warna kuningnya kemerah-merahan, ada juga telur asin organik dan telur asin herbal yang mulai ramai produksi di Kecamatan Singojuruh Kab. Banyuwangi.{{butuh rujukan}}