Kisah si Bangau Putih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Chipel (bicara | kontrib)
Chipel (bicara | kontrib)
Baris 15:
 
Di tempat lain, Pouw Li Sian yang meminta bantuan Tiat-liong-pang berhasil bertemu kakaknya Pouw Cian Hin--perwira di tapal batas--yang malah menyuruhnya untuk berhati-hati dengan Tiat-liong-pang. Malang, kakaknya tewas secara misterius sepulangnya dari Tiat-liong-pang. Pouw Li Sian yang berduka malah kemudian dijebak dengan sihir dan perangsang sehingga berhasil dinodai oleh Siangkoan Liong. Dalam kebimbangannya, Pouw Li Sian bertemu dengan Ciong Siu Kwi yang berhasil meyakinkannya bahwa janji Siangkoan Liong untuk menikahinya adalah palsu belaka, dan dia semakin yakin setelah melihat Siangkoan Liong bercumbu dengan Sin-kiam Mo-li. Lalu terjadilah pertarungan sengit yang tidak seimbang yang menewaskan Yo Jin, Ciong Siu Kwi yang tidak mau ditawan memilih bunuh diri menyusul suaminya. Bantuan yang datang kemudian dari Gu Hong Beng, Cu Kun Tek dan Kwee Ci Hwa menjadi sia-sia setelah munculnya datuk sesat bernama Ouwyang Sian-seng, guru Siangkoan Liong. Mereka berempat tertawan dan dijebloskan ke dalam tahanan.
 
Sesampainya di tujuan, Suma Ciang Bun menceritakan semua mengenai perjanjian perjodohan itu kepada Suma Lian yang menjadi salah tingkah, dan Suma Lian sendiri memutuskan akan memberi jawaban setelah bertemu kembali dengan Gu Hong Beng secara langsung. Kedua anak muda itu kemudian meneruskan tujuannya menyelidiki Tiat-liong-pang setelah menitipkan Yo Han kepada Suma Ciang Bun. Sementara itu, Kwee Ci Hwa yang ditahan secara tidak sengaja mengenali Ciu Hok Kwi yang ternyata adalah Tiat-liong Kiam-eng (Pendekar Pedang Naga Besi), murid Siangkoan Lohan yang sengaja diselundupkan ke piauwsu (pengawal barang) milik ayah Tan Sin Hong. Merasa telah ternoda, dia merayu dan menyerahkan kehormatannya kepada Ciu Hok Kwi dengan tujuan membebaskan ketiga temannya yang juga ditahan. Usahanya sempat berhasil meski ketiga temannya tertangkap kembali karena ketahuan oleh [[Ouwyang Sianseng]], dia sendiri terluka parah dan meski sempat ditolong oleh Tan Sin Hong dan Suma Lian tetapi jiwanya tak terselamatkan setelah sempat memberitahu adanya 3 pendekar lurus yang ditawan Tiat-liong-pang. Di saat yang sama, meski percaya dengan kemampuan anaknya, Suma Ceng Liong dan istrinya [[Kam Bi Eng]] tetap khawatir terjadi apa-apa, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke utara menyusul anaknya.
 
Kerajaan sendiri yang mulai curiga dengan aktivitas di tapal batas mengutus Panglima Besar Liu Tai untuk menyelidikinya, sempat dihadang oleh Ouwyang Sianseng dan Siangkoan Liong sebelum akhirnya mendapat pertolongan Pendekar Suling Emas II [[Kam Hong]] dan istrinya [[Bu Ci Sian]]. Segera Panglima Liu mengadakan rapat dan menangkap semua perwira yang dicurigai terlibat rencana pemberontakan sebelum sempat melapor ke Tiat-liong-pang. Di Tiat-liong-pang sendiri, ajakan Ouwyang Sianseng agar Gu Hong Beng dan kedua temannya mau bekerjasama pura-pura disambut baik oleh ketiganya, syarat yang harus dipenuhi adalah Gu Hong Beng harus mengirim surat kepada salah satu perwira di tapal batas agar mulai mempersiapkan pemberontakan. Di luar dugaan dia bertemu dengan Tan Sin Hong dan Suma Lian. Tan Sin Hong memutuskan untuk mencoba membebaskan 2 tawanan lain, sedangkan Suma Lian ikut Gu Hong meneruskan rencana semula meski awalnya sempat kikuk jika mengingat mereka telah dijodohkan. Sebelum sampai di kamp tentara, keduanya bersua dengan kakek-nenek Kam Hong dan Bu Ci Sian setelah sebelumnya sempat menghabisi anak buah Sin-kiam Mo-li yang memergoki mereka. Kam Hong malah menyarankan surat itu diserahkan ke Panglima Liu dan dijadikan bumerang bagi Tiat-liong-pang.
 
Perwira Pouw ditugaskan oleh Panglima Liu untuk memimpin pasukan kerajaan yang disamarkan menjadi pasukan pemberontak dan berangkat ke Tiat-liong-pang bersama Gu Hong Beng, Kam Hong dan Bu Ci Sian sendiri menyamar menjadi pengawal perwira Pouw. Tidak diduga kecerdikan Ouwyang Sianseng yang pura-pura memerintahkan agar perwira Pouw ditangkap berhasil membongkar penyamaran itu, dan terjadilah pertempuran hebat di markas Tiat-liong-pang. Gu Hong Beng yang berniat membebaskan kedua temannya ternyata telah keduluan Tan Sin Hong dan Kao Hong Li. Jumlah yang seimbang malah membuat pihak pendekar lurus di atas angin, satu persatu tokoh sesat berhasil ditewaskan, termasuk diantaranya adalah Ciu Hok Kwi yang tewas di tangan Gu Hong Beng. Tapi Ouwyang Sianseng, Sin-kiam Mo-li, dan Siangkoan Liong berhasil lolos. Sedangkan Siangkoan Lohan sendiri rontok di tangan Suma Ceng Liong yang menggunakan jurus sadis Coan-kut-ci (Jari Penembus Tulang) warisan Hek-i Mo-ong, untungnya, Siangkoan Lohan yang geram dengan kepengecutan sekutunya sempat memberitahukan tempat persembunyian ketiganya sebelum nyawanya melayang.
 
Alih-alih menyerbu, Kam Hong yang cerdik menyuruh Tan Sin Hong membakar tempat persembunyian itu. Ketiga tokoh sesat yang tidak lagi punya pilihan lain terpaksa keluar dan menantang pibu 1 lawan 1 dengan pengepungnya. Sin-kiam Mo-li yang menggunakan Cui-beng-kiam maju duluan dan langsung dihadapi oleh Tan Sin Hong, namun dengan pengecut Ouwyang Sianseng membokong dan melukai Tan Sin Hong dengan Ban-tok-kiam. Untungnya karena mendiang Wan Ceng pernah memberitahu bagaimana cara menetralisir racun dari pedang itu, Tan Sin Hong berhasil lolos dari maut dan kembali melanjutkan pibunya, Sin-kiam Mo-li sendiri akhirnya tewas terkena Cui-beng-kiam yang berhasil dirampas Tan Sin Hong. Kam Hong sendiri yang tahu kecurangan lawan langsung turun menghadapi Ouwyang Sianseng, gabungan jurus kipas dan suling emasnya membuat kelabakan Ouwyang Sianseng yang akhirnya memutuskan bunuh diri dengan menancapkan Ban-tok-kiam ke lehernya sendiri. Siangkoan Liong, yang semula dihadapi oleh Suma Ceng Liong, akhirnya ditantang oleh Tan Sin Hong. Meski menggunakan Koai-liong Po-kiam (Pedang Pusaka Naga Siluman) yang dirampasnya dari Cu Kun Tek, Siangkoan Liong tetap tidak mampu menghadapi Tan Sin Hong yang kini memegang Cui-beng-kiam, ujung-ujungnya dia memilih cara yang sama seperti suhunya dengan memenggal lehernya sendiri.
 
Pemberontakan berakhir. Cu Kun Tek yang cinta mati kepada Pouw Li Sian mengajaknya ke Lembah Naga Siluman untuk diperkenalkan kepada orang tuanya. Keluarga Suma Ceng Liong juga memutuskan untuk balik bersama Gu Hong Beng untuk mengurus perjodohannya dengan Suma Lian. Sedangkan Tan Sin Hong dan Yo Han diterima dengan baik oleh keluarga Kao Cin Liong. Namun karena tidak ingin merepotkan, Tan Sin Hong mengajak Yo Han untuk berkelana mencari pengalaman. Perpisahannya dengan Kao Hong Li justru mengungkap kenyataan bahwa keduanya sebenarnya telah saling mencintai.
 
Dalam pengembaraannya, Tan Sin Hong berhasil mendamaikan dua perkumpulan silat yang bertikai, Ngo-heng Bu-koan dan Kim-liong-pang. Namun akibatnya dia harus menikahi [[Bhe Siang Cun]], putri pangcu Ngo-heng Bu-koan yang malu dilihat Tan Sin Hong dalam keadaan telanjang meski itu terjadi saat Tan Sin Hong menyelamatkan nyawanya. Kabar pernikahan ini membuat Kao Hong Li patah hati dan memutuskan menerima tawaran orang tuanya untuk menikah dengan Thio Hui Kong, putra seorang Jaksa. Namun kehadiran Tan Sin Hong di pernikahannya justru membuatnya shock dan pingsan, kejadian yang membuat Bhe Siang Cun curiga dan uring-uringan. Pertemuannya kembali dengan cinta lamanya, Ciang Kun, membuat Bhe Siang Cun acuh terhadap Tan Sin Hong. Dan perselingkuhan yang dipergoki sendiri oleh Tan Sin Hong membuatnya memutuskan untuk menceraikan istrinya dan kembali mengembara dengan muridnya. Di sisi lain, Kao Hong Li yang bersikap dingin, dijauhi oleh suaminya yang mulai mabuk-mabukan dan main perempuan. Tak lama keduanyapun bercerai dan Kao Hong Li pun berkelana demi menutupi kegalauan hatinya.
 
Demi menyelamatkan seorang bocah, Kao Hong Li terpaksa harus berhadapan dengan gerombolan perampok Baju Merah. Namun dengan licik dia berhasil dibius dan ditawan oleh gerombolan ini. Di luar dugaan dia diselamatkan oleh orang yang membuat perasaannya jatuh bangun, Tan Sin Hong. Keduanya lalu mengobrak-obrik gerombolan itu dan memastikannya tidak akan membuat kekacauan lagi. Meski keduanya telah sendiri lagi, namun pertemuan itu tetap saja berlangsung kikuk. Yo Han yang gemas melihat sikap keduanya, membohongi Kao Hong Li dengan berkata bahwa gurunya akan menjadi biksu bila tidak menikah tahun itu juga, sebaliknya dia juga mengatakan kepada Tan Sin Hong kalau Kao Hong Li akan menjadi nikouw bila tidak segera menikah. Tan Sin Hong yang kaget secara tidak sadar mendatangi Kao Hong Li dan menyatakan perasaannya serta meminta agar Kao Hong Li sudi menjadi istrinya dan tidak menjadi nikouw. Cerita ini ditutup saat keduanya berpelukan dan berterimakasih kepada Yo Han meski telah dikibuli oleh muridnya yang cerdik itu.
 
== Tokoh-tokoh ==