Batik Plumpungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 10:
 
 
[[Batik Plumpungan#cite%20note-FOOTNOTESupangkat%2C%20dkk199513-4|<span class="mw-reflink-text">[4]</span>]]{{sfnp|Octaviany|2009|p=2|ps=: "Motif batik Plumpungan ini pertama kali diciptakan pada tahun 2004 dan dipublikasikan pada tahun 2005 di harian Jawa Pos. Pada awalnya motif batik Plumpungan ini diproduksi di Pekalongan dan baru mulai bulan Juli tahun 2008, proses produksi dilakukan di Salatiga. Dari motif dasar dua batu itu dapat dikembangkan menjadi bermacam-macam motif batik....."}}<ref name=":1" /> Motif tersebut terinspirasi dari susunan batu pada Prasasti Plumpungan,<ref name=":3">{{Cite web|url=https://radarsemarang.com/2017/05/11/prasasti-plumpungan-bisa-jadi-motif-batik/|title=Prasasti Plumpungan Bisa Jadi Motif Batik|last=Radar Semarang|first=|date=11 Mei 2017|website=Radar Semarang|access-date=30 Maret 2019}}</ref> yaitu prasasti berangka tahun [[672]] [[Kalender Saka|Saka]] atau [[750]] [[Masehi]] yang ditulis dengan huruf [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] serta menggunakan [[Bahasa Sanskerta|bahasa Sansekerta]].{{sfnp|Kartoatmadja, dkk|1995|p=48|ps=: "Hasil koreksi tersebut menunjuk hari Jumat (Suk) rawara tanggal 31 Asadha atau tanggal 24 Juli 750 M. Prasasti Plumpungan merupakan peresmian Desa Hampra menjadi daerah perdikan....."}} Prasasti itu berada di Dukuh Plumpungan, [[Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga|Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga]]. Adapun Bambang sendiri merupakan warga Dusun Klasemen, [[Mangunsari, Sidomukti, Salatiga|Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga]], yang juga mendirikan Pusat Kerajinan Tangan Batik Plumpungan.<ref name=":2" />
 
Pada saat ini, batik tersebut telah digunakan oleh beberapa instansi yang berada di lingkup pemerintahan Kota Salatiga. Para PNS di kota itu menggunakan batik Plumpungan setiap hari [[Kamis]].<ref name=":1" />{{sfnp|Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Salatiga|2008|p=29|ps=: "Tahap awal untuk memasarkan dan mengenalkan batik khas Salatiga adalah kewajiban bagi segenap Aparatur Pemerintah Kota Salatiga untuk memakai batik buatan sendiri. Setiap hari Kamis ada sekitar 4000 PNS Pemkot Salatiga memakai seragam kerja batik dengan berbagai corak dan motif....."}} Sampai saat ini pula, batik Plumpungan terus diusulkan agar menjadi salah satu muatan lokal dalam kurikulum pembelajaran, mulai dari bangku SD (Sekolah Dasar) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas) di Kota Salatiga.<ref name=":3" /> Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya pelestarian batik sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.<ref>{{Cite web|url=https://daerah.sindonews.com/read/1303698/22/wali-kota-salatiga-usulkan-membatik-masuk-kurikulum-sekolah-1525680240|title=Wali Kota Salatiga Usulkan Membatik Masuk Kurikulum Sekolah|last=Rosa|first=Angga|date=7 Mei 2018|website=Sindo News|access-date=30 Maret 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://jatengprov.go.id/beritadaerah/plumpungan-diharapkan-masuk-kurikulum-muatan-lokal/|title=Plumpungan Diharapkan Masuk Kurikulum Muatan Lokal|last=Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Tengah|first=|date=10 Mei 2017|website=Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah|access-date=30 Maret 2019}}</ref>