The Dictator Pope: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Melakukan suntingan
Baris 49:
 
== Latar belakang penulisan ==
Henry Sire adalah seorang ahli sejarah berkebangsaan Spanyol yang lahir di Inggris. Sire adalah mantan anggota Orde[[Ordo Militer Berdaulat KsatriaMalta|Orde Militer Berdaulat Malta]].<ref name=":6">{{Cite web|url=https://www.ncregister.com/blog/edward-pentin/video-historian-henry-sire-discusses-his-book-the-dictator-pope|title=VIDEO: Historian Henry Sire Discusses His Book ‘The Dictator Pope’|website=National Catholic Register|access-date=2020-02-07}}</ref>
 
Dalam wawancaranya dengan ''LifeSiteNews'' via surat elektronik sebelum identitasnya diketahui, Sire menyatakan alasan dia menulis buku ini adalah dia ingin orang-orang mengetahui siapa sebenarnya Paus Fransiskus. Mengingat apa yang dia tampilkan di media dengan sejarahnya di Argentina dan apa yang dia ketahui selama bermukim di Roma, sangat bertolak belakang. Sire tidak tahu akan seperti apa pengaruh bukunya terhadap kepausan yang ada sekarang, dia hanya berharap bisa mencegah kesalahan yang sama untuk [[konklaf]] pemilihan paus berikutnya agar tidak memilih pemimpin [[Katolik]] tanpa benar-benar mengenali dan mencari tahu rekam jejaknya. Dia berharap beberapa hal yang ditulisnya di dalam buku ini yang kelihatannya seperti desas-desus saja, (karena Sire tidak berani menyebut sumber informasinya) akan mendorong investigasi lebih lanjut. Seperti pernyataan Sire tentang sumbangan kampanye yang diberikan Paus Fransiskus kepada [[Hillary Clinton]] dari dana ''[[Peter's Pence]]''. Informasi tentang ini didapatkannya dari orang di dalam kepausan yang juga dikenali oleh banyak jurnalis namun tidak berani dia sebutkan demi alasan keamanan.<ref name=":7">{{Cite web|url=https://www.lifesitenews.com/news/exclusive-lifesite-interviews-mysterious-author-of-the-dictator-pope|title=EXCLUSIVE: LifeSite interviews mysterious author of ‘The Dictator Pope’|last=LifeSiteNews.com|website=LifeSiteNews|language=en-us|access-date=2020-02-08}}</ref>
Baris 70:
Colonna juga membahas tentang [[Sinode Uskup-Uskup (Katolik)|sinode]] di tahun 2014 saat Paus Fransiskus memutuskan untuk menunda pembahasan paragraf 52, 53 dan 55 pada laporan akhir sinode, dan memastikan bahwa usulan Kardinal Walter Kasper (untuk mengakui perceraian dan pernikahan ulang) akan tetap menjadi agenda pada sinode 2015 tahun berikutnya. Padahal usulan Kasper ini sudah ditolak oleh semua pendeta Sinode Luar Biasa. Dengan kata lain, seluruh proses sinode hanya formalitas dan yang penting hanyalah apa yang diinginkan oleh Paus Fransiskus sejak awal. Dan apapun keinginannya, akan dia dapatkan tidak peduli apapun keputusan yang ditetapkan oleh sinode.<ref name=":2" />
 
Paus Fransiskus tidak memiliki belas kasihan kepada siapapun atau apapun yang menghalangi jalannya. Salah satu contoh kasusnya adalah Kardinal [[Raymond Leo Burke]]. Paus Fransiskus mencopot jabatannya sebagai [[Signatura Apostolik]] dan menurunkan jabatannya sebagai penasihat spiritual bagi [[Ordo Militer Berdaulat Malta|Ordo Berdaulat Ksatria Malta]] karena sering berseberangan dengannya. Colonna memperlihatkan keputusan Paus Fransiskus yang menginjak-injak kedaulatan Ordo. Pada kasus ini, Matthew Festing, pemimpin besar Ordo, memecat Albrecht Von Boeslager, kanselir agung Ordo Malta karena skandal distribusi [[kondom]] yang bertentangan dengan ajaran Katolik tentang kontrasepsi artifisial. Namun Paus Fransiskus menunjuk kembali Von Boeslager dan meminta Festing untuk mengundurkan diri. Colonna juga menyertakan bukti bahwa ada motif finansial di belakang kasus Festing ini dan bukan hanya sekadar masalah kondom semata. Paus Fransiskus menghargai orang yang menghina ajaran moral gereja, sedangkan atasan yang mencoba mendisiplinkannya, kehilangan jabatannya.<ref name=":2" />
 
Ada banyak perlawanan yang dilakukan terhadap kebijakan Paus Fransiskus. Termasuk di dalamnya empat kardinal (dua diantaranya saat ini sudah meninggal dunia) yang mengajukan "Kardinal Dubia" pada tahun 2016 agar Paus Fransiskus menjawab lima pertanyaan ya atau tidak pada masalah inti keimanan yang menjadi kacau karena adanya ''[[Amoris laetitia|Amoris Laetitia]]''<ref>{{Cite web|url=https://www.americamagazine.org/faith/2016/04/08/top-10-takeaways-amoris-laetitia|title=Top 10 takeaways from “Amoris Laetitia”|date=2016-04-08|website=America Magazine|language=en|access-date=2020-02-07}}</ref>. Permintaan yang tidak pernah dipenuhi oleh Paus Fransiskus. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, mengapa seseorang yang selalu mengatakan kepada wartawan bahwa dia terbuka untuk segala bentuk kritik namun justru mengabaikan kritik yang datang dari sejawat terdekatnya?<ref name=":2" />
Baris 83:
Beberapa pihak yang merupakan pendukung Paus Fransiskus mendiskreditkan penelitian di dalamnya dengan merujuk pada [[anonimitas]] penulisnya. Sayangnya, setelah penulis aslinya akhirnya diketahui, buku ini justru meningkat kredibilitasnya mengingat Henry Sire adalah seorang ahli sejarah yang kapabel dan terlatih bila berhubungan dengan sejarah Katolik.<ref name=":1" />
== Pernyataan Henry Sire ==
Pada tanggal 19 Maret 2018, penulis buku ''The Dictator Pope'' yang ditulis dengan nama samaran, akhirnya mengungkapkan identitasnya. Dia adalah Henry Sire. Seorang ahli sejarah kebangsaan Spanyol yang lahir di Inggris. Lulusan Oxford ini juga adalah anggota Ordo Militer Berdaulat Ksatria Malta (walaupun setelah pengungkapan identitas ini, dia diberhentikan dari keanggotaannya). Sejak tahun 2013, Sire bermukim di Roma dalam rangka menyelesaikan kontrak untuk menulis buku tentang Ordo Malta yang diminta langsung oleh pemimpin besar OrdoKsatria Malta, Matthew Festing. Selama di Roma inilah, Sire banyak mengenal tokoh-tokoh di Vatikan termasuk kardinal dan pejabat [[Kuria Roma|kuria]] serta jurnalis yang mengkhususkan diri dalam menulis tentang Vatikan.<ref name=":0" /><ref name=":4" /><ref name=":6" />
 
Kepada ''LifeSiteNews,'' Sire (waktu itu identitasnya belum terbuka) menyatakan dia menulis dengan nama samaran untuk melindungi dirinya ataupun orang-orang yang diduga berhubungan dengannya. Walaupun kemudian belakangan dia mengungkapkan identitasnya, hal tersebut karena Vatikan mulai mencari tahu siapa orang dibalik buku ''The Dictator Pope''. Paus Fransiskus bahkan memberikan daftar nama yang terdiri dari 6 orang yang kemungkinan besar menulis buku ini. Pihak Vatikan salah menebak penulis ''The Dictator Pope,'' menelepon orang tersebut di Inggris dan memberikan ancaman lewat telepon. Sire tidak ingin ada orang tidak bersalah yang ikut terseret.<ref name=":7" /><ref>{{Cite web|url=https://gloria.tv/post/xNyEvDCcffHW3HPEmCh2wVLrf|title=Vatican Wants To Unmask Author of “The Dictator Pope”|date=2017-12-14|website=gloria.tv|language=en-US|access-date=2020-02-08}}</ref>