Kesultanan Bone: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Simpurusia (bicara | kontrib) k Perbaikan tanggal memerintah raja-raja awal |
MSA Pamulu (bicara | kontrib) Menambah sedikit konten yang relevan sesuai sejarah Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
'''Kesultanan / Kerajaan Bone''' atau sering pula dikenal dengan '''''Akkarungeng ri Bone''''', merupakan kesultanan yang terletak di [[Sulawesi]] bagian [[barat daya]] atau tepatnya di daerah Provinsi [[Sulawesi Selatan]] sekarang ini. Menguasai areal sekitar 2600 [[kilometer persegi|km<sup>2</sup>]].
Terbentuknya kerajaan Bone pada awal abad XIV dimulai dengan kedatangan Tomanurung ri Matajang MatasilompoE yang mempersatukan 7 komunitas yang dipimpin oleh Matoa. Manurung ri Matajang menikah dengan Manurung ri Toro melahirkan La Ummasa Petta Panre Bessie sebagai Arumpone kedua. We Pattanra Wanua, Saudara perempuannya menikah dengan La Pattikkeng Arung Palakka yang melahirkan La Saliyu Karampelua sebagai Arumpone ketiga.Di masanya, kerajaan Bone semakin luas berkat keberaniannya.
Perluasan kerajaan Bone ke utara bertemu dengan kerajaan Luwu yang berkedudukan di Cenrana, muara sungai WalennaE. Terjadi perang antara Arumpone kelima La Tenrisukki dengan Datu Luwu Dewaraja yang berakhir dengan kemenangan Bone dan Perjanjian Damai Polo MalelaE ri Unynyi. Dinamika politik militer diera itu kemudian ditanggapi dengan usulan penasehat kerajaan yaitu Kajao Laliddong pada Arumpone ketujuh La Tenrirawe BongkangngE yaitu dengan membangun koalisi dengan tetangganya yaitu [[Wajo]] dan [[Soppeng]]. Koalisi itu dikenal dengan [[Persekutuan Tellumpoccoe|Perjanjian TellumpoccoE]].
Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin Bone pertama yang masuk Islam. Namun Islam diterima secara resmi dimasa Arumpone La Tenripale Matinroe ri Tallo Arumpone keduabelas. Pada masa ini pula Arumpone mengangkat Arung Pitu atau Ade' Pitue untuk membantu dalam menjalankan pemerintahan. Sebelumnya yaitu La
Bone berada pada puncak kejayaannya setelah Perang Makassar, 1667-1669. Bone menjadi kerajaan paling dominan dijazirah selatan Sulawesi. Perang Makassar mengantarkan La Tenritatta Arung Palakka Sultan Saadudin sebagai penguasa tertinggi. Kemudian diwarisi oleh kemenakannya yaitu La Patau Matanna Tikka dan Batari Toja. La Patau Matanna Tikka kemudian menjadi leluhur utama aristokrat di Sulawesi Selatan.
|