Artileri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 20:
Rentetan tembakan meriam Utsmaniyah berlangsung empat puluh hari, dan mereka diperkirakan telah menembakkan hingga 19.320 kali. Kejatuhan [[Konstantinopel]] itu mungkin peristiwa pertama yang sangat penting yang hasilnya ditentukan oleh penggunaan artileri ketika meriam perunggu besar Mehmed II, menghancurkan dinding kota, kemudian mengakhiri Kekaisaran [[Bizantium]].<ref>Nicolle, David (1983). ''Armies of the Ottoman Turks 1300–1774''. Osprey, pp. 29–30. IISBN 0-85045-511-1.</ref>
 
Artileri diperkirakan masuk ke [[Nusantara]] pada saat invasi kerajaan Mongol Yuan tahun 1293. Pada saat itu tentara Mongol membawa meriam-meriam yang kemudian ditiru oleh orang-orang Majapahit menjadi [[cetbang]]. Senjata ini merupakan meriam yang diisi dari belakang (''breech-loaded'') dan memiliki panjang antara 1-3 meter. Cetbang inilah yang digunakkan Majapahit dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Setelah runtuhnya Majapahit pada 1527, meriam pengisian belakang seperti cetbang ini mulai pudar, digantikan oleh meriam pengisian depan (''muzzle loader'') yang bernama [[Lela]] dan [[Lantaka|Rentaka]]. Meriam lela biasanya berukuran lebih kecil dari meriam Eropa abad ke-16, tetapi memiliki motif yang menarik. Sedangkan rentaka adalah [[meriam putar]], ukurannya lebih kecil lagi dari lela. Karena mudah diputar, rentaka ini menjadi penangkal efektif bajak laut yang biasanya menggunakan kapal-kapal kecil.<gallery>
Berkas:Cet-bang Majapahit.jpg|Cetbang Majapahit dari tahun 1300-an.
Berkas:Marryat - Illanun war-boat.jpg|Orang Lanun juga menggunakan rentaka pada perahunya.
Berkas:Lela naga.jpg|Lela Melayu bermoncong naga
Berkas:Gezicht op het fort van Rembang, gezien vanaf de weg cropped boat.png|Pencalang di [[Kabupaten Rembang|Rembang]] dengan beberapa meriam putar.
Berkas:A Galley from Madura.PNG|[[Ghali (kapal)|Ghali]] dari [[Madura]], 1 meriam putar terdapat di dekat buritan dan 3 lainnya di depan.
</gallery>