Konten dihapus Konten ditambahkan
Atnasaridwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Atnasaridwi (bicara | kontrib)
Baris 1:
== Suku [[Melinting, Lampung Timur|Melinting]] (Lampung) ==
{{Peserta Proyek Saraswati}}
Masyarakat adat Lampung terbagi dua, yaitu masyarakat adat Saibatin dan masyarakat adat Pepadun.  Melinting masuk dalam kelompok masyarakat adat pepadun, yang secara administratif menetap di wilayah Lampung Timur.  Kata Melinting merupakan nama daerah (kecamatan), nama dari sebuah wilayah adat keratuan Melinting yang meliputi daerah Labuhan Maringgai, Gunung Pelindung, serta beberapa desa di kecamatan Melinting.<ref>{{Cite book|url=http://worldcat.org/oclc/66609988|title=Lampung in brief|last=Lampung. Regional Office Department of Tourpostel.|date=1997|publisher=the Office|oclc=66609988}}</ref>
 
Keratuan Melinting telah berdiri sejak abad 16.  Berawal dari perkawinan penguasa Banten pada waktu itu adalah Sultan Maulana Hasanuddin dengan Putri Sinar Alam, dari perkawinan inilah lahir Minak Kejala Bidin yang merupakan cikal bakalasal mula keturunan Ratu Darah Putih yang kemudian dikenal dengan sebutan Ratu Melinting. (Dalem Ratu Melinting,1988:15).  Kata melinting berasal dari kata menintingyang berarti membawa.  Timbulnya Melinting pada masa penyebaran agama islam.. jadi arti melinting adalah membawa misi islam.  (Hasanuddin Dalem ratu Melinting, 1989)
 
Seperti masyarakat Pepadun lain, suku Melinting juga menggunakan dialek O,menggunakan sistem kekerabatan patrilineal, masyarakat dapat mendapat gelar adat meski hanya berasal dari kalangan masyarakat biasa dengan melaksanakan upacara adat cakak pepadun. Namun, ada beberapa kekhasan masyarakat Lampung Melinting ini salah satunya pada tariannya, yaitu tari Melinting. Tari melinting merupakan tari berlatar belakang cerita rakyat lampung.  Menceritakan tentang kunjungan sunan Gunung Jati ke keraton Pulung. ( Lampung sai Bumi Ruwa Jurai, 2013:51).  Fungsi tari Melinting, yaitu merupakan tarian hiburan lepas sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke daerah Lampung. Selain itu fungsi-fungsi Tari Melinting adalah sebagai pergaulan yang merupakan ungkapan rasa kegembiraan pasangan muda-mudi, penampilanya di dominasi oleh gerak yang dinamis dari penari pria, sedangkan penari wanitanya lebih halus sesuai dengan sifat kewanitaanya.<ref>{{Cite journal|last=Bulan|first=Indra|date=2019-07-23|title=Tari Melinting Tari Melinting di Masa Lalu dan Masa Kini|url=http://dx.doi.org/10.15294/jst.v8i1.24899|journal=Jurnal Seni Tari|volume=8|issue=1|pages=95–102|doi=10.15294/jst.v8i1.24899|issn=2503-2585}}</ref>
 
Selain tarian, adat Melinting pun memiliki tradisi pernikahan yang terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu ''mesukum (bumbang aji), ngakuk majau'' ''(sebambangan) dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum'' merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaan untuk menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarga gadis tersebut. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. ''Ngakuk'' ''majau'' adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. ''Ngibal'' ''serbou'' adalah pernikahan didahului pertunangan antara bujang dan gadis. Pernikahan diawali prosesi adat dengan keluarga pihak laki-laki mendatangi pihak perempuan dengan membawa kelengkapan adat tertentu.
 
[[Melinting, Lampung Timur|Melinting]]
 
Referensi
<references />
{{Sedang ditulis|budaya=|lampung=|suku melinting=}}