Kejadian 3:20, Kejadian 4:1, 2 Korintus 11:3, 1 Timotius 2:13
{{untuk|'''Hawa''' yang bisa dirasakan oleh panca indra|Suhu}}
Hawa adalah ibu seluruh umat manusia. Seluruh bangsa, suku dan bahasa berasal darinya.
{{Infobox person
| honorific_prefix =
| name = {{large|Hawa}}<br />{{lang|ar|{{nobold|حواء}}}} • {{Lang|he-n|{{nobold|חַוָּה}}}}
| honorific_suffix =
| image = السيدة حواء.jpg
| caption = Kaligrafi Hawa ''Ummul Basyar'' (ibu umat manusia)
| birth_name =
| birth_date =
| birth_place =
| death_date =
| death_place =
| resting_place =
| other_names =
| years_active =
| notable_works =
| title = * Ummul Basyar (ibu umat manusia)
* [[Nabiah]]
* [[Santa]]
| successor =
| spouse = [[Adam]]
| children = * [[Qabil dan Habil|Qabil/Kain]]
* [[Qabil dan Habil|Habil]]
* [[Syits]]/Set
| parents =
| relatives =
}}
Hawa diciptakan Allah dan diberikan kuasa atas dunia (Kejadian 1:26-29). Perhatikan bahwa ayat 27 menekankan kenyataan bahwa Allah menciptakan pria dan wanita.
'''Hawa''' ({{lang-he|חַוָּה}}, ''Ḥawwāh''; {{lang-ar|حواء}} ''Hawwāʾ'') adalah tokoh dalam [[agama-agama Abrahamik]]. Dia merupakan istri [[Adam]]. Kitab Kejadian dan hadits menyebutkan bahwa Hawa diciptakan Allah dari tulang rusuk Adam.
Kata-kata pertama yang pernah diucapkan Allah dituliskan dalam Kejadian 1:28. Janji-janji ini diberikan secara langsung kepada Hawa serta Adam.
Bersama Adam, Hawa tinggal di surga atau taman eden. Namun karena memakan buah terlarang, keduanya akhirnya diusir dari sana. Hawa dipandang sebagai ''Ummul Basyar'' ("Ibu Umat Manusia"). Kerap disalahkan atas peristiwa kejatuhan manusia, kisah Hawa merupakan bagian Alkitab paling berpengaruh dalam dinamika gender dan identitas di Barat.
Walaupun pria dan wanita memunyai peran-peran yang berbeda dalam pernikahan, kita sejajar dalam hubungan kita dengan Allah. Kita bersama-sama menciptakan gambaran Allah. Kita dipanggil untuk menaklukan dunia.
== Etimologi ==
Nama Hawa pada umumnya dipercaya bermakna 'yang hidup' atau 'sumber kehidupan' dan secara fonetis mirip dengan "ḥāyâ", "hidup", dari akar Semit ''ḥyw''.<ref>American Heritage Dictionary</ref>
Hawa diciptakan dari tulang rusuk pria (Kejadian 2:21-25). Bukan dari kakinya, karena wanita tidak diciptakan untuk menjadi bawahannya. Bukan pula kepalanya, karena wanita tidak diciptakan untuk menjadi atasannya. Dia diciptakan dari tulang yang terdekat dengan hati. Hal ini berbicara banyak tentang hubungan yang terjadi antara pria dan wanita dalam pernikahan.
== Kisah ==
Kisah Hawa dalam [[Tanakh]] dan [[Alkitab]] termuat pada [[Kitab Kejadian]] pasal 2-5. Al-Qur'an tidak menyebutkan nama Hawa secara tersurat, tetapi kisahnya disebutkan pada surah Al-Baqarah (2): 35-39, Al-A'raf (07): 19-25, dan Thaha (20): 117-126. Selain dari kitab suci, kisah Hawa juga terdapat dalam beberapa riwayat [[hadits]]<ref>http://www.muslimaccess.com/sunnah/sahabah/eve.asp, 27 Mei 2012.</ref> dan [[literatur Rabinik]].
Kejadian 3 bercerita bagaimana wanita ditipu oleh ular. Saat ini, Iblis masih menggunakan cara licik seperti ini. Waspadalah akan tipuan Iblis (2 Korintus 11:1-3). Dia mendatangkan pikiran-pikiran jahat. Dia lihai memberikan situasi yang sangat buruk dalam keadaan apa pun. Dia terus berbohong dan mengambil keuntungan dari keraguan yang dia temukan dalam diri Anda.
=== Penciptaan Hawa ===
[[Berkas:Michelangelo, Creation of Eve 01.jpg|275px|jmpl|ka|Penciptaan Hawa, lukisan [[Michelangelo]] pada langit-langit [[Kapel Sistina]].]]
Dalam Kejadian disebutkan bahwa manusia dibentuk sesuai gambar dan rupa Allah agar dapat menguasai binatang-binatang ternak, juga hewan-hewan di laut dan udara.<ref>{{Alkitab|Kejadian 1: 26}}</ref> Kejadian menyebutkan bahwa saat Adam tidur, Allah mengambil salah satu tulang rusuknya dan menciptakan seorang manusia berjenis kelamin perempuan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 2: 21-24}}</ref> Adam menamai perempuan itu Hawa, sebab dia menjadi ibu bagi semua yang hidup.<ref>{{Alkitab|Kejadian 3: 20}}</ref>
Seorang wanita yang berhikmat peka terhadap pikirannya. Pikiran yang datang dari iblis dibuangnya ke tong sampah dan tidak pernah dipikirkannya. Wanita yang tidak bijak merenungkan semua pikiran yang ada di benaknya. Pada akhirnya, pikiran tersebut akan memberikan tipuan, rasa sakit, tekanan setan, dan hubungan yang hancur.
Penciptaan Hawa tidak dikisahkan secara jelas dalam Al-Qur'an dan namanya juga tidak disebutkan secara tersurat. Namun ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa manusia diciptakan "dari diri yang satu dan Allah menciptakan pasangannya dari dirinya"<ref>An-Nisa' (04): 01</ref><ref>Al-A'raf (07): 189</ref> ditafsirkan sebagai penciptaan Hawa yang berasal dari bagian Adam. Dalam hadits juga disebutkan bahwa wanita tercipta dari tulang rusuk.<ref>"Bersikaplah yang baik kepada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Jika kalian luruskan dengan keras, akan patah. Sebaliknya, jika kalian biarkan akan selalu bengkok. Karena itu, bersikaplah yang baik kepada wanita." (HR. Bukhari 3331 & Muslim 1468)</ref>
Penciptaan Hawa, menurut Rabi Joshua, adalah bahwa Tuhan mempertimbangkan dari anggota badan Adam yang mana Hawa akan diciptakan. Dia tidak diciptakan dari kepala Adam karena akan menjadi orang yang sombong, tidak diciptakan dari mata karena dia akan ingin mengorek semua hal, tidak dari telinga karena dia akan berkeinginan mendengar semua hal, tidak dari mulut karena dia akan banyak bicara, tidak dari hati karena dia akan iri pada orang-orang, tidak dari tangan karena dia akan berkeinginan untuk mengambil semua hal, tidak dari kaki karena dia akan menjadi seorang petualang. Oleh karena itu Hawa diciptakan dari anggota yang disembunyikan, yaitu tulang rusuk, yang bahkan tidak terlihat ketika manusia telanjang.<ref>Polano, Hymen (1890). ''The Talmud. Selections from the contents of that ancient book... Also, brief sketches of the men who made and commented upon it'', p. 280. F. Warne, {{ISBN|1-150-73362-4}}, digitized by [https://books.google.com/books?id=5EApAAAAYAAJ&pg=PA280 Google Books] on 7 July 2008</ref>
=== Pohon terlarang ===
Dalam surga atau taman eden, disebutkan bahwa Adam dan Hawa dapat memakan buah dari pohon mana saja, tetapi Allah melarang mereka memakan buah dari salah satu pohon. Dalam Al-Qur'an disebutkan peringatan bahwa mereka akan tergolong orang yang zalim bila mendekati pohon tersebut,<ref>Al-Baqarah (02): 35</ref> sementara Kejadian menjelaskan bahwa Adam akan mati.<ref>{{Alkitab|Kejadian 3: 4}}</ref>
Kejadian mengisahkan bahwa ular kemudian membujuk Hawa untuk memakannya dan menyatakan bahwa jika mereka memakan buah terlarang tersebut, mereka akan menjadi seperti Allah dan mengetahui yang baik dan buruk. Hawa kemudian memakannya. Adam kemudian terbujuk oleh Hawa dan memakan buah tersebut.<ref>{{Alkitab|Kejadian 3: 1-6}}</ref>
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa setan yang membujuk Adam dan Hawa untuk memakan buah tersebut. Setan membujuk dengan menyatakan bahwa mereka dilarang memakan buah tersebut karena nanti mereka akan menjadi malaikat atau menjadi kekal.<ref>Al-A'raf (07): 20</ref> Buah khuldi (keabadian) yang kerap dianggap sebagai nama dari buah terlarang tersebut adalah nama yang digunakan setan untuk membujuk Adam dan Hawa agar memakannya.<ref>Thaha (20): 120</ref> Al-Qur'an menjelaskan bahwa keduanya kemudian mencicipi buah tersebut, tanpa menyebutkan pihak yang pertama kali memakannya.<ref>Al-A'raf (07): 22</ref>
Menurut Kejadian, sejak awal Adam dan Hawa tinggal di taman eden dalam keadaan telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu.<ref>{{Alkitab|Kejadian 2: 25}}</ref> Setelah memakan buah terlarang, mereka menjadi sadar akan ketelanjangan mereka dan kemudian membuat cawat dari dedaunan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 3: 7}}</ref> Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Adam dan Hawa mengenakan pakaian saat di surga, tetapi pakaian mereka terlepas saat memakan buah terlarang tersebut.<ref>Al-A'raf (07): 27</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=29-30}}
=== Kejatuhan manusia ===
Setelah Adam dan Hawa memakan buah terlarang, Kejadian memusatkan kisah pada hukuman dan konsekuensi dari penyimpangan yang telah dilakukan. Di hadapan Allah, Adam menyalahkan Hawa atas kesalahannya memakan buah terlarang tersebut. Hawa kemudian menyalahkan ular atas kejadian tersebut. Allah kemudian mengutuk ular dan membuatnya berjalan menggunakan perut seumur hidup, menghukum Hawa dengan memberikan kepayahan saat mengandung dan melahirkan dan membuat suaminya berkuasa atasnya, dan menghukum Adam dengan menjadikannya bersusah payah mencari rezeki dari tanah sampai dia sendiri kembali menjadi tanah.<ref>{{Alkitab|Kejadian 3: 14-19}}</ref>
Dalam Al-Qur'an, bagian ini berpusat pada pertaubatan Adam dan Hawa atas kesalahan yang telah diperbuat.<ref>Al-Baqarah (02): 37</ref><ref>Al-A'raf (07): 23</ref> Tidak ada perincian mengenai hukuman yang masing-masing diterima sebagaimana yang dijabarkan dalam Kejadian. Mereka berdua kemudian dikeluarkan dari surga.<ref>Al-A'raf (07): 24</ref> Meski tidak tercantum dalam Al-Qur'an, banyak Muslim meyakini bahwa Adam dan Hawa diturunkan di tempat terpisah<ref name=wheeler>{{cite book|last=Wheeler|first=Brannon M.|title=Introduction to the Quran : stories of the prophets|year=2001|publisher=Continuum|location=New York|isbn=978-0-8264-4957-3}}</ref> dan mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah, [[Arafah]].
Dalam [[Sejarah kebudayaan Swahili|kebudayaan Swahili]], Hawa memakan buah terlarang terlebih dulu dan kemudian diusir dari surga. Adam kemudian ikut memakan buah tersebut untuk mengikuti Hawa agar dapat melindunginya di bumi.<ref>John Renard ''Islam and the Heroic Image: Themes in Literature and the Visual Arts'' Mercer University Press 1999 {{ISBN|9780865546400}} hlm. 122</ref>
=== Anak ===
[[Berkas:Qasiyon_Damascus.JPG|200px|jmpl|ka|Gunung Qasiyun tampak dari [[Damaskus]]. Tempat ini diyakini sebagai tempat pembunuhan Habil oleh Qabil/Kain.]]
Dalam Kejadian disebutkan bahwa Hawa melahirkan seorang anak laki-laki bernama Kain (Qabil dalam sumber Islam) dan Hawa mengatakan bahwa dia mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan. Pada kelahiran selanjutnya, Hawa melahirkan seorang putra yang dinamai Habel (Habil dalam sumber Islam). Kain menjadi petani dan Habel menjadi penggembala domba.<ref>{{Alkitab|Kejadian 4: 1-2}}</ref>
Kejadian dan Al-Qur'an mengisahkan bahwa Qabil/Kain dan Habil melakukan kurban kepada Allah. Kurban Habil diterima, tapi tidak dengan milik Qabil. Qabil kemudian membunuh Habil.<ref>Al-Ma'idah (05): 27-31</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 4: 3-8}}</ref> Setelahnya, Hawa kembali melahirkan putra yang dinamai [[Set]] (Syits dalam sumber Islam) dan menyatakan bahwa Allah telah mengaruniakan anak yang lain sebagai ganti Habel, sebab Kain (Qabil) telah membunuhnya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 4: 25}}</ref>
=== Wafat ===
Tidak ada keterangan dalam Al-Qur'an dan Kejadian mengenai meninggalnya Hawa. [[Ibnu Katsir]] berpendapat bahwa Hawa meninggal setahun setelah Adam.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=78}}
== Kedudukan ==
Pandangan mengenai Hawa acapkali menjadi acuan bagi peran dan kedudukan perempuan secara umum dalam agama dan masyarakat, utamanya pada masyarakat Barat [[Abad Pertengahan]]. Hawa juga kerap disalahkan mengenai kejatuhan manusia karena dalam sumber Kejadian disebutkan bahwa Hawa memakan buah terlarang terlebih dulu dan membujuk Adam agar ikut memakannya.
Sarjana Timur Dekat Carol Lyons Meyers menyatakan bahwa kisah Hawa merupakan bagian [[Alkitab]] yang paling memengaruhi gagasan masyarakat Barat terkait gender dan identitas.<ref name="Carol Meyers">{{cite book | last =Meyers | first = Carol | title =Discovering Eve: Ancient Israelite Women in Context | publisher =Oxford University Press |location = New York |year= 1988|isbn=9780195049343|oclc=242712170}}</ref>{{rp|72}} Sosiologis Linda L. Lindsey menyatakan bahwa wanita menanggung lebih berat beban [[dosa asal]], penciptaannya dari rusuk Adam, urutan kedua diciptakan setelah Adam, dengan kutukan Tuhan saat pengusirannya dari Taman Eden kerap menjadi dasar untuk mendukung kekuasaan pria atas wanita.<ref name="Linda L. Lindsey">{{cite book|last1=Lindsey|first1=Linda L|title=Gender Roles: A Sociological perspective|date=2016|publisher=Routledge|location=New York|isbn=978-0-205-89968-5}}</ref>{{rp|133,397}}
Dalam Yahudi, literatur rabinik awal mengandung tradisi-tradisi yang menggambarkan Hawa dengan cara yang kurang baik. Menurut [[Bereshith Rabba]] 18: 4, Adam dengan cepat menyadari bahwa Hawa ditakdirkan untuk terlibat dalam pertengkaran terus-menerus dengannya. Wanita pertama juga menjadi objek tuduhan yang dinisbatkan kepada Rabi Joshua dari Siknin, yang menurutnya Hawa, terlepas dari upaya ilahi, ternyata “berkepala bengkak, genit, penyadap, gosip, rentan terhadap kecemburuan, suka mencuri, dan petualang. "(Ibid. 18: 2). Serangkaian dakwaan yang serupa muncul dalam Bereshith Rabba 17: 8, yang dengannya penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam alih-alih dari bumi membuatnya lebih rendah dari Adam dan tidak pernah puas dengan apapun.
Dari sisi lain, Trible dan Frymer-Kensky melihat bahwa kisah Hawa dalam Kejadian tidak menunjukkan inferioritas Hawa atas Adam. Kata "penolong" (''ezer'') menunjukkan pendamping dalam Alkitab alih-alih pembantu, dan kata ini juga digunakan pada hubungan Tuhan pada (Bani) Israel (bukan Israel pada Tuhan).<ref name=Trible1984terror>{{cite book|last1=Trible|first1=Phyllis|title=Texts of Terror: Literary feminist readings of biblical narratives|date=1984|publisher=Fortress Press|location=Philadelphia|isbn=978-0-8006-1537-6}}</ref><ref name=Frymer-Kensky2006>{{cite book|last1=Frymer-Kensky|first1=Tikva|title=Studies in Bible and feminist criticism|date=2006|publisher=Jewish Publication Society|location=Philadelphia, PA|isbn=9780827607989|edition= 1st|oclc=62127975}}</ref>{{rp|168}} Trible menjelaskan bahwa, dalam mitologi, hal yang diciptakan terakhir secara tradisi merupakan puncak penciptaan, yang tersirat dalam Kejadian 1 bahwa manusia (Adam) diciptakan setelah segala sesuatu yang lain — kecuali Hawa.<ref name=Trible1984terror/> Namun, sarjana Perjanjian Baru Craig Blomberg mengatakan bangsa Yahudi kuno mungkin telah melihat urutan penciptaan sebagai bentuk keistimewaan kepada putra sulung terkait hak waris (baik dalam tulisan suci mereka dan dalam budaya sekitarnya) dan menafsirkan Adam diciptakan lebih dulu dari Hawa sebagai tanda hak istimewanya.<ref name=Blomberg>{{cite book|author1=Craig L. Blomberg|chapter=Chapter 2: Women in Ministry: a complementarian perspective|editor1-last=Beck|editor1-first=James R.|display-editors=etal|title=Two views on women in ministry|date=2009|publisher=Zondervan|location=Grand Rapids, Michigan|isbn=9780310254379|oclc=779330381}}</ref>{{rp|129}}
[[Gereja Katolik]] mengakui Adam dan Hawa sebagai [[santo]] dan [[santa]].<ref>Steve Ray, "St[s]. Adam and Eve, St. Abraham, St. Moses – Did You Know Some Old Testament People Are Saints?", https://www.catholicconvert.com/blog/2019/01/16/st-adam-eve-st-abraham-st-moses-did-you-know-some-old-testament-people-are-saints/; confer ''Catechism of the Catholic Church'', 61.</ref> Pesta liturgi tradisional untuk Adam dan Hawa dirayakan pada 24 Desember sejak Abad Pertengahan.
Terkait buah terlarang, Al-Qur'an tidak menjelaskan bahwa Hawa yang pertama kali memakannya. Baik Adam dan Hawa dijelaskan sama-sama bersalah, sama-sama bertaubat, juga sama-sama menerima ampunan.<ref>Al-Baqarah (02): 36-37</ref><ref>Al-A'raf (07): 22-23</ref> Hawa dipandang sebagai ''Ummul Basyar'' (ibu umat manusia), tetapi pengaruhnya tidak begitu kuat pada peran dan kedudukan perempuan di dunia Muslim bila dibandingkan dengan di Barat.
Menurut sebagian ulama, Hawa adalah seorang nabiah (nabi perempuan). Dalam kitabnya, Ibnu Hajar menyampaikan, "Dinukil dari al-Asy’ari bahwa ada beberapa wanita yang diangkat jadi nabi. Mereka ada 6 orang:
* Hawa (istri Nabi Adam),
* [[Sarah]] (istri Nabi Ibrahim),
* Ibunya Musa,
* [[Hajar]] (istri Nabi Ibrahim),
* Asiyah (istri Fir'aun yang beriman),
* dan [[Maryam]] (ibu Nabi 'Isa).
Batasan menurut beliau, bahwa orang yang didatangi malaikat dari Allah, dengan membawa hukum: perintah, larangan, atau maklumat, maka dia nabi."<ref name="Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447">Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447</ref>
Beberapa ulama yang mendukung adanya nabiah antara lain [[Ibnu Hazm]], [[Al-Qurthubi]], dan [[Abu al-Hasan al-Asy'ari]].<ref name="Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447"/><ref>Ibnu Hazm, al-Fashl fi al-Milal wa an-Nihal 2/60</ref><ref>Lawami'ul Anwar Al-Bahiyah: 2/66</ref> Meski demikian, kebanyakan ulama berpendapat bahwa tidak ada nabi dari kalangan perempuan.
== Lilith ==
Dalam [[literatur Rabinik]] disebutkan bahwa istri pertama Adam bukanlah Hawa, tetapi [[Lilith]]. Adam dan Lilith diciptakan bersama-sama dari tanah. Namun terjadi perselisihan di antara keduanya karena Lilith tidak mau patuh pada Adam, sehingga Lilith pergi meninggalkan Adam. Setelahnya, Allah menciptakan pasangan baru untuk Adam dari tulang rusuk Adam sendiri. Legenda ini berkembang secara luas selama [[Abad Pertengahan]], dalam tradisi [[Aggadah]], [[Zohar]], dan mistisisme Yahudi.<ref>{{cite book |last=Schwartz |first=Howard |authorlink= |title= Tree of Souls: The Mythology of Judaism |url=https://books.google.com/books?id=5psRDAAAQBAJ |year=2006 |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-19-532713-7 |page=218}}</ref><ref name = "Kvam">{{cite book |last1=Kvam |first1=Kristen E. |authorlink1= |last2=Schearing |first2=Linda S. |authorlink2= |last3=Ziegler |first3=Valarie H. |authorlink3= |title=Eve and Adam: Jewish, Christian, and Muslim Readings on Genesis and Gender |url=https://books.google.com/books?id=Ux3bSDa2rHkC&pg=PA220 |year=1999 |publisher=Indiana University Press |isbn=978-0-253-21271-9 |pages=220–1}}</ref>
Keterangan mengenai Lilith tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan Alkitab secara tersurat, tetapi sebagian menyandarkan keberadaannya menggunakan {{Alkitab|Kejadian 1: 27}} yang mengesankan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersamaan dan perempuan yang disebut dalam ayat ini dianggap adalah Lilith. Ini berbeda dengan {{Alkitab|Kejadian 2: 22}} yang menyebutkan bahwa seorang perempuan diciptakan dari tulang rusuk, yang secara umum telah diketahui bahwa perempuan ini adalah Hawa.
== Perzinahan ==
Dalam tradisi Yahudi pada literatur rabi awal, terdapat banyak contoh saat Hawa didakwa berbagai pelanggaran seksual. Dituliskan dalam Bereshith Rabba 3:16 bahwa "hasratmu akan untuk suamimu," dia dituduh oleh para rabi karena memiliki dorongan seksual yang terlalu maju (Bereshith Rabba 20: 7) dan terus-menerus menggoda Adam (ibid. 23: 5). Namun, dalam hal popularitas dan penyebaran teks, motif Hawa bersanggama dengan ular purba mengambil prioritas di atas pelanggaran seksualnya yang lain. Meskipun agak membingungkan, kisah ini disampaikan di banyak tempat: Bereshith Rabba 18: 6, Sotah 9b, Shabat 145b – 146a dan 196a, Yevamot 103b dan 'Avodah zarah 22b.<ref name="Kosior 2018 112–130">{{Cite journal|last=Kosior|first=Wojciech|date=2018|title=A Tale of Two Sisters: The Image of Eve in Early Rabbinic Literature and Its Influence on the Portrayal of Lilith in the Alphabet of Ben Sira|url=https://www.academia.edu/36771379|journal=Nashim: A Journal of Jewish Women's Studies & Gender Issues|volume=|issue=32|pages=112–130|doi=10.2979/nashim.32.1.10|via=}}</ref>
Dalam tradisi Yahudi, [[Filo]], Pirkei De-Rabbi Eliezer, dan [[Targum Yerushalmi]] menyatakan bahwa Adam bukanlah ayah dari Qabil/Kain. Sebaliknya, Hawa menjadi sasaran perzinahan karena dirayu [[Sammael]],{{sfn|Byron|2011|p=17: "And Adam knew about his wife Eve that she had conceived from Sammael" – ''[[Targum Pseudo-Jonathan|Tg.Ps.-J.]]'': Gen.4:1, Trans. by Byron}}{{sfn|Byron|2011|p=17: "(Sammael) riding on the serpent came to her and she conceived [Cain]" - ''[[Pirke De-Rabbi Eliezer|Pirqe R. L. 21]]'', Trans. by Friedlander}} [[Ular dalam Alkitab|ular]]{{sfn|Byron|2011|p=17: "First adultery came into being, afterward murder. And he [Cain] was begotten into adultery, for he was the child of the serpent." – ''[[Philo|Gos.Phil.]]'' 61:5–10, Trans. by Isenberg}} (''nahash'', {{Lang-he-n|נחש}}) di Taman Eden,<ref name=Ginzberg>Louis Ginzberg, [https://books.google.com/books?id=Jv-pv47G5ZsC&pg=PA75#v=onepage ''The Legends of the Jews'', Vol.1], [[Johns Hopkins University Press]], 1998, {{ISBN|0-8018-5890-9}}, p.105–09</ref> atau iblis sendiri,{{sfn|Luttikhuizen|2003|p=vii}} dan Hawa berseru saat kelahiran Kain, "Aku telah mendapatkan seorang putra melalui seorang malaikat Tuhan."<ref>Ginzberg, Louis (1909). ''[http://www.swartzentrover.com/cotor/e-books/misc/Legends/Legends%20of%20the%20Jews.pdf The Legends of the Jews Vol I: The Ten Generations - The Birth of Cain]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref>
== Lihat pula ==
* [[Adam dan Hawa]], terkait pengaruh kisah Adam dan Hawa dalam pandangan mengenai manusia, peran gender, dan kehidupan manusia yang lain
* [[Adam]]
* [[Eden]]
* [[Eva mitokondria]]
* [[Habel]]
* [[Kain]]
* [[Set]]
* Bagian [[Alkitab]] yang berkaitan: [[Kejadian 1]], [[Kejadian 2]], [[Kejadian 3]], [[Matius 19]], [[Markus 10]], [[2 Korintus 11]], [[1 Timotius 2]].
* [[Satarupa]]
* [[Nuwa]]
== Rujukan ==
{{reflist|3}}
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book|last=Byron|first=John|title=Cain and Abel in Text and Tradition: Jewish and Christian Interpretations of the First Sibling Rivalry|year=2011|publisher=[[Brill Publishers|Brill]]|location=Leiden|isbn=978-9004192522|author-link=|url=https://books.google.com/books?id=NnnVmbnE-TcC#v=onepage|ref=harv}}
* {{cite book|last=Luttikhuizen|first=Gerard P. (Editor)|title=Eve's Children: The Biblical Stories Retold and Interpreted in Jewish and Christian traditions|year=2003|publisher=[[Brill Publishers|Brill]]|location=Leiden|isbn=978-9004126152 |url=https://books.google.com/?id=s1Wa2N2WrlAC#v=onepage |edition=Vol. 5|ref=harv}}
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}
== Pranala luar ==
* [http://www.darulnuman.com/mkisah/kisah010.html Kisah Cinta Adam dan Hawa]
* [http://www.antara.co.id/view/?i=1177422415&c=ART&s= Hawa Bukan Berasal dari Tulang Rusuk Nabi Adam?]
{{Portal|Kristen|Yahudi}}
[[Kategori:Wanita dalam Alkitab]]
[[Kategori:Tokoh Perjanjian Lama]]
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]
[[Kategori:Kitab Kejadian]]
[[Kategori:Keluarga Adam]]
|