Sutedi Senaputra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arif putra 2302 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 42:
'''[[Kapten]] [[KKO]] ([[Anumerta]]) Soetedi Senaputra''', Adalah seorang perwira muda [[KKO]] (sekarang [[Korps Marinir]]), [[TNI Angkatan Laut]]. Lulus dari [[Akademi Angkatan Laut]], [[Surabaya]] Angkatan V (1955-1958).<ref>[http://aal.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Alumni-AAL5b-768x1023.jpg "Alumni Akademi Angkatan Laut Angkatan-V (1955-1958)"]</ref> Dan ber-Korps [[KKO]] (Nrp. 905/P) satu angkatan dengan mantan Dankormar [[Muntaram|Mayjen TNI (Mar) Muntaram]] (Nrp. 910/P), dan [[E.W.A Pangalila|Letkol KKO (Anumerta) E.W.A Pangalila]] (Nrp. 904/P). Ia tertembak dan gugur sebagai kusuma bangsa saat menjalankan Operasi Gondomono (Merdeka) di [[Sulawesi Utara]] pada 16 Januari 1960. dan dimakamkan di TMP Kairagi [[Manado]].<ref>[https://nasional.sindonews.com/read/1238536/14/pulau-terluar-jadi-prioritas-kekuatan-tni-al-1505120886 "Sutedi Senoputra "]</ref> Sedangkan untuk mengenang jasa jasanya nama Soetedi Senaputra diabadikan menjadi nama '''"Kesatrian Marinir Sutedi Senaputra Bhumi Marinir Karangpilang"'''. [[Surabaya]] dan menjadi nama salah satu [[KRI]] yang dimiliki [[TNI Angkatan Laut]] ([[KRI Sutedi Senoputra (378)|KRI Sutedi Senoputra-378]]).
 
== Pasukan KKO Terjebak di Gunung Wian ==
Pada tanggal 11 Januari 1960. Situasi mencekam dirasakan oleh Letnan Dua KKO [[Kahpi Suriadiredja|Kahpi Soeriadiredja]] , saat dia dan dua peleton pasukan KKO-AL dari Detasemen Pendarat (DETAP) memasuki kawasan Gunung Wian, sebuah bukit kecil di Tatelu, Minahasa Utara. Tiap kaki melangkah, selalu saja para prajurit KKO-AL mendapat gangguan, baik tembakan dari regu musuh maupun tembakan bidik dari para sniper gerilyawan Permesta.
 
Pergerakan dua peleton DETAP pimpinan Wakil Komandan Kompi [[Kahpi Suriadiredja|Letnan Dua KKO Kahpi Suriadiredja]] sesungguhnya merupakan pasukan bantuan. Beberapa jam sebelumnya, satu peleton DETAP pimpinan [[Sutedi Senaputra|Letnan Muda KKO Soetedi Senaputra]] (yang tak lain adalah adik sepupu Kahpi) telah dikirim untuk menguasai Gunung Wian. Namun, alih-alih dapat membereskan bukit kecil tersebut, peleton Letnan Muda Tedi malah masuk dalam jebakan zone pembantaian (killing ground) para gerilyawan Permesta.
Baris 59:
Tanpa banyak pertimbangan, Kahpi langsung merangsek sendirian, memburu datangnya sumber teriakan itu. Dilihatnya Letnan Muda KKO Sutedi Senaputra sedang tergeletak. Setelah Letnan Dua KKO Kahpi Suriadiredja memeriksa lukanya, ternyata peluru masuk ke perut namun tidak tembus ke belakang. Saat itulah, Kahpi baru sadar bahwa mereka tinggal bertiga saja di garis terdepan karena anggota peleton lainnya telah melakukan gerakan mundur. Selama bergerak mundur, Tedi selalu meracau. Dalam pangkuan Kahpi, sang adik sepupu itu berkisah banyak hal mengenai kenangan-kenangan masa lalu, terutama mengenai nenek mereka. Anehnya Tedi mengigau dalam bahasa Inggris.
 
“Akhirnya dalam pangkuan saya, dia menghembuskan nafas trakhir…”kenang Kahpi Suriadiredja.
 
Kendati gagal menguasai Gunung Wian saat itu, namun setidaknya Kahpi berhasil membawa pulang peleton KKo yang terjebak dalam zone pembantaian. Gerakan pasukan kemudian dialihkan ke wilayah Wasian-Tatelu guna melakukan pembersihan. Gunung Wian baru berhasil dikuasai oleh tentara pemerintah beberapa hari kemudian, lewat suatu pertempuran yang juga sangat brutal.
 
Letnan Muda KKO Soetedi Senaputra sendiri kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Manado, Sulawesi Utara. Pangkatnya dinaikan menjadi Kapten KKO (Anumerta). Mengapa kapten? Sebenarnya, saat akan melakukan gerakan ke Gunung Wian, Letnan Muda KKO Sutedi Senaputra baru saja mendapatkan telegram tentang kenaikan pangkatnya menjadi Letnan Dua.
Namun karena (saat itu) tidak tersedia tanda pangkat, maka ketika gugur dia masih memakai tanda pangkat Letnan Muda KKO.
 
== Referensi ==