Masjid Tua Patimburak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 20:
}}
'''Masjid
== Sejarah ==
Baris 36:
Di pelataran [[masjid]], sebuah pohon [[mangga]] kokoh berdiri. Namun, bukan sembarang pohon [[mangga]]. Dari ukuran batangnya, bisa dipastikan usia pohon raksasa ini tak terpaut jauh dengan usia [[masjid]]. Syahdan, perlu empat rentang tangan orang dewasa untuk merengkuh keseluruhan batang pohon ini.
[[Masjid Patimburak]] memiliki arsitektur yang dipengaruhi arsitektur [[Belanda]] dan [[Jawa]] yang sangat kental, hal ini dapat dilihat pada kubah masjid yang menyerupai model atap [[gereja]]-[[gereja]] di [[Eropa]], ventilasi [[masjid]] juga berbentuk lingkaran, dan kayu di dinding [[masjid]] seperti bangunan [[kolonia]]<nowiki/>l. Di dalam [[masjid]] juga terdapat empat buah tiang penyangga yang diprediksikan telah berusia lebih dari satu abad yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh ajaran [[Islam]]. Adapun bangunan yang khas berbetuk segi enam melambangkan rukun iman dalam kepercayaan [[Islam]] sebagai pondasi dalam beragama, sedangkan atas kubahnya berbentuk segi delapan yang melambangkan delapan arah mata angin, dimana mata angin barat ditandai dengan [[mihrab]] sebagai kiblat salat dalam ajaran [[agama Islam]].<ref>{{Cite web|url=https://www.inibaru.id/islampedia/masjid-patimburak-masjid-dari-tanah-papua-yang-mengajarkan-toleransi|title=Masjid Patimburak, Masjid Dari Tanah Papua yang Mengajarkan Toleransi|last=Baru|first=Ini|date=24/09/2018|website=Ini Baru Islamepedia|access-date=27/02/2020}}</ref>
Masjid Patimburak di [[Distrik Kokas]] [[Kabupaten Fakfak]] ini juga dibangun oleh masyarakat setempat secara gotong royong, masjid ini selain mendapat julukan masid tertua di tanah Papua juga menjadi wujud filosofi "[[Satu tungku tiga batu]]" yang merupakan sebuah konsep toleransi antar umat beragama di [[Kabupaten Fakfak]] [[Papua barat]]. Adapun filosofi tiga batu menjadi lambang tiga agama besar di [[Kabupaten Fakfak]] yang hidup berdampingan yakni, [[Islam]], [[Protesta|Kristen Protestan]], dan [[Katolik]]. Ketiga batu tersebut menjadi tungku dan diletakkan secara melingkar dan berjarak. Ketiganya harus seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga yang diibaratkan sebuah periuk.
|