Barus, Tapanuli Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik |
Menolak 5 perubahan teks terakhir (oleh Ibra Bintang dan LaninBot) dan mengembalikan revisi 14924243 oleh OrophinBot |
||
Baris 1:
{{kecamatan
|nama=Barus
|peta=[[Berkas:(Peta Lokasi) Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah.svg|200px]]
|dati2=Kabupaten
Baris 14:
[[Berkas:Pasar Terendam Barus.jpg|jmpl|Pasar Terendam Barus]]
'''Kota Barus''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Tapanuli Tengah]], [[Sumatra Utara]], [[Indonesia]].
Kecamatan Barus terletak pada Koordinat 02° 02’05” - 02° 09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur. Sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan dengan Kecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan Kecamatan Barus Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Baris 20:
Pada masa lalu [[Kapur Barus]] dan rempah-rempah merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat berharga dari daerah ini dan diperdagangkan sampai ke Arab, dan Parsia. Kapur Barus sangat harum dan menjadi bahan utama dalam pengobatan di daerah Arab dan Persia. Kehebatan kapur ini pun menjalar ke seluruh dunia dan mengakibatkan dia diburu dan mengakibatkan harganya semakin tinggi. Eksplorasi yang berlebihan dari kapur barus ini mengakibatkan tidak ada lagi regenerasi dari pohon yang berusia lama ini. Saat ini sangat susah menemui pohon kapur barus, kalaupun ada umurnya masih belum mencapai usia memproduksi bubuk yang ada di tengah batang pohon.
Barus [[kota tua]], menjadi salah satu tujuan wisata bagi para peneliti [[arkeologi islam]], baik dari dalam negeri dan dari luar negeri, khususnya di [[Lobu Tua]]
Berikut sebahagian pakar yang terlibat dalam eksplorasi maupun pelestarian kebudayaan Barus : Prof.Dr.Hasan Muarrif Ambari (Arkeologi Islam), Prof Dr Ludwick Kalus, Prof Dr C Guillot dan Dr Daniel Perret (arkeolog Prancis), Prof Dr Datok Nik Hassan Shuaimi (pakar sejarah Universitas Kebangsaan Malaysia), Prof Dr Azyumardi Azra (pakar sejarah Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah), Prof Dr M Dachnel Kamars MA (pakar administrasi pendidikan Universitas Negeri Padang), Dr M Nur MS (pakar sejarah Universitas Andalas).
== Pahlawan dari Barus ==
Baris 31:
Sebelum kemerdekaan R.I, wilayah Barus meliputi daerah-daerah yang berada di Kecamatan Barus, Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Sosorgadong, Kecamatan Sorkam, Sorkam Barat dan Kolang yang sekarang masuk ke dalam daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Seterusnya Kecamatan Pakkat, Parlilitan, Tara Bintang dan Onan Ganjang yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Sebagian daerah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam di Provinsi Aceh. Daerah Barus dulunya dikenal dengan nama Barus Raya.
Wilayah Barus Raya terdiri atas :
[[Berkas:Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah.JPG|jmpl|Gapura Selamat Datang Di Kota Barus Kota Bertuah]]
Baris 52:
Sesuai dengan perkembangan pemekaran wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia, maka Kecamatan Barus pun dimekarkan berkali-kali. Dalam berberapa tahun saja menjadi kecamatan, Manduamas dimekarkan menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Sirandorung. Sementara Kecamatan Barus dimekarkan lagi menjadi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Barus, Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Barus Utara.
Setelah Sorkam lepas dari Barus, maka Kecamatan Barus sebelum dimekarkan mempunyai banyak nama desa dan kelurahan sebagai berikut : Sibintang, Barangbang, Sosorgadong (yang kemudian menjadi nama kecamatan tersendiri), Siantar CA, Muara Bolak, Siantar Dolok, uta Tombak, Unte Boang, Purba Tua, Huta Ginjang, Sijungkang, Pariksinomba, Sihorbo, Pananggahan, Kade Gadang, Sigambo-gambo, Kampung Solok, Pasar Terandam, Kinali, Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Gabungan Hasang, Patupangan, Ujung Batu, Kelurahan Padang Masiang, Sawah Lamo, Ladang Tengah, Labu Tuo, Uratan, Kampung Mudik, Aek Dakka, Bondar Sihudon, Rina Bolak, Sosorgonting, Sirami-ramian, Pangaribuan, Sogar, Sigolang, Pasar Onan Manduamas (sekarang menjadi
== Letak geografis ==
Untuk menentukan keadaan letak geografis dengan pendekatan astronomi suatu daerah yang didasarkan pada letak lintang dan bujurnya maka wilayah Barus terletak berada di antara 10 26-20 11 Lintang Utara dan 910-980 53 Bujur Timur. Sebelum pemekaran Kecamatan Barus berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh dan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah pemekaran maka Kecamatan Barus berbatasan dengan :
Sebelah Timur dengan Kecamatan Sosorgadong
Baris 65:
Kecamatan Barus mempunyai 2 Kelurahan dan beberapa desa. Kelurahannya adalah Pasar Batu Gerigis dan Padang Masiang. Kedua kelurahan ini mempunyai fungsi dan kedudukan masing-masing. Kelurahan Pasar Batu Gerigis yang letaknya langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia menjadi pusat perdagangan dan jasa. Di kelurahan ini berdiri gedung pusat perdagangan dan pertokoan. Gedung perkantoran lainnya adalah Kantor Pos dan Bank Sumut. Di Kelurahan Pasar Batu Gerigis berdiri pula Gedung SD, SMP Muhammadiyah tepat di Jl. R.A. Kartini. Bidang Jasa daerah ini merupakan pusat jasa angkutan ke luar wilayah Kecamatan Barus. Stasiun atau agen angkutan umum penumpang pusatnya di sekitar Jl. K.H. Zainul Arifin. Angkutan yang dilayani adalah Tujuan Medan, Sibolga, P.Sidempuan, Dolok Sanggul dan Singkil. Kalau sudah menjadi sentral pengangkutan umum, tentu disana juga terdapat penginapan dan rumah-rumah makan.
Sementara di Kelurahan Padang Masiang merupakan pusat pemerintahan dan pendidikan. Di kelurahan ini berdiri gedung-gedung perkantoran di antaranya Kantor Camat Kecamatan Barus, KAPOLSEK, KORAMIL, PLN, BRI, TELKOM , PUSKESMAS dan Kantor KUA. Gedung lain yang berdiri yakni SD Negeri, SMP Negeri 1, SMA Negeri 1, Madrasah Aliyah Negeri, Perguruan N.U,,Sekolah Tinggi Ilmu Agama HASIBA dan STKIP-Barus (afliasi STKIP Padang Sidempuan).
Di antara kelurahan dan desa-desa yang berada di Kecamatan Barus masing-masing mempunyai areal pertanahan yang digunakan oleh penduduknya. Tanah-tanah tersebut tergolong subur dan ditumbuhi oleh pepohonan dari berbagai jenis seperti pohon kelapa sepanjang pantai Samudra Indonesia. Penanfatan tanah di Kecamatan Barus terdiri dari perkampungan penduduk, persawahan, ladang, kolam, rawa-rawa dan lain-lain.
Pengungkapan secara singkat tentang letak geografis disuatu daerah memahamkan bahwa Kecamatan Barus salah satu wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah. Adapun jarak antara Barus dengan
Daerah yang padat penduduknya adalah Kelurahan Pasar Batu Gerigis dan Desa Pasar Terandam.
Baris 77:
Menurut sejarah, Barus merupakan wilayah awal masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. Masyarakat di Barus menganut tiga agama yang diakui di dunia, yakni agama Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Bentuk keyakinan lainnya adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak. Sebagian besar penduduknya adalah suku '''Batak,''' suku lain seperti '''Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis''' dan '''Jawa''' juga dapat ditemui di daerah ini. Demikian dengan penduduk yang berasal dari keturunan '''Arab, India,''' dan '''Cina.''' Walau berbeda keyakinan dan etnis dan budaya, masyarakat tetap dapat hidup damai berdampingan dalam kebhinekaan.
Penduduk Barus yang mayoritas berada di daerah Pesisir sebagian besar menganut agama Islam. Nilai-nilai kebudayaan Pesisir telah melekat di dalam kehidupan masyarakat, hal ini dilihat dari ragam budaya dan bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari. Penduduk yang tinggal di daerah Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya, sebagian besar bermarga Batak Toba seperti : Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga Batak Mandailing yang bermarga Nasution, Lubis, Batubara, Matondang dan bersuku Minang di antaranya marga Chaniago. Dari etnis Nias ada marga Harefa, Lase. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja, Tumanggor dan lain-lain.
Julukan '''‘Kota Tua’''' seolah telah melekat pada daerah Barus, hal ini karena Barus memiliki sejarah panjang di Indonesia, sebagaimana diketahui bahwa dulunya Barus merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi oleh berbagai pedagang yang berlabuh dari berbagai negeri di belahan dunia dengan berbagai etnis dan suku untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah.
Baris 87:
'''1. Sektor Perikanan'''
Sebagai daerah yang langsung berbatasan dengan Samudera Indonesia, maka penduduk Kecamatan Barus banyak yang menjadi nelayan. Umumnya nelayan di Kecamatan Barus sangat bergantung dari hasil perikanan laut. Desa yang menjadi pusat transaksi hasil laut tersebut berada di Desa Pasar Terandam atau '''Kualo''' (istilah masyarakat setempat) dan Desa Kade Gadang. Kualo menjadi pusat kegiatan nelayan, tempat ini dilengkapi dengan pelelangan ikan. Pelabuhan Kualo yang berada di Desa Pasar Terandam merupakan kawasan yang paling aktif di Barus. Di antara kegiatan yang berkaitan dengan penangkapan ikan, terdapat pula pembuatan kapal bot, pembuatan es, kenderaan pengangkutan ikan segar ke
Sebagai sarana angkutan atau tempat bagi nelayan untuk menangkap ikan maka diperlukan kapal motor angkut yang biasa disebut ”BOT” yang berjumlah ratusan buah, terbuat dari kayu meranti dan kayu kapur yang dibawa dari Pulau Mursala terdapat di lepas pantai Sibolga. Kapal motor ini terdiri dari badan, satu ruangan kabin yang sederhana satu motor penggerak yang dapat mengangkut antara 170 hingga 280 m 3. Di samping Bot para nelayan juga memberdayakan sarana angkutan perahu jongkong (jukung), perahu papan (biduk),motor tempel (sitempel), bagan tancap dan bagan perahu.
Baris 131:
== Referensi ==
* Histoire de Barus, Sumatra : le site de Lobu Tua / sous la direction de Claude Guillot, Paris, Association Archipel, 1998..
== Pranala luar ==
|