Baju rantai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Baju Rantairantai''' (juga dikenal sebagai Badjoebadjoe-Ranterante, Bajubaju Besibesi, Bajubaju Ranterante, Wadjoewadjoe-Ranterante, and Wajuwaju Ranterante) adalah salah satu jenis zirah (baju pelindung) dari [[Indonesia]].
 
== Etimologi ==
Baris 5:
 
==Deskripsi==
Baju Rantairantai adalah [[zirah rantai]] yang dikerjakan menjadi bentuk baju. Ia terdiri dari cincin besi kecil, tidak memiliki kerah dan lengan yang mencapai siku. Ujung bawah kira-kira setinggi paha. Zirah jenis ini digunakan oleh berbagai kelompok etnis di Indonesia.<ref>Albert G. van Zonneveld: ''Traditional weapons of the Indonesian archipelago.'' C. Zwartenkot Art Books, Leiden 2001, ISBN 90-5450-004-2, S. 28.</ref>
 
== Sejarah ==
Salah satu yang paling awal menyebutkan Bajubaju Rantairantai adalah dalam Kidung Ranggalawe, sebuah naskah kidung Jawa yang menceritakan tentang pemberontakan [[Ranggalawe]] terhadap [[Majapahit]] pada 1295 masehi. Namanya di naskah itu adalah ''waju rante'', yang berarti baju yang terdiri atas rantai-rantai besi. [[Petrus Josephus Zoetmulder|Zoetmulder]] mencatat penggunaan pakaian khusus untuk prajurit: Dalam penelitiannya tentang orang Jawa kuno ia menemukan pasukan yang dipanggil ''bala winaju gangsa ranti'',<ref name=":0">{{Cite book|last=Zoetmulder|first=P. J.|title=Kamus Jawa Kuno – Indonesia|publisher=PT. Gramedia Pustaka Utama|year=1995|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>{{Rp|1370}} yang berarti tentara berbaju ''gangsa'' ''ranti''. [[Gangsa]] (dari kata [[Bahasa Sanskerta|sansekerta]]: ''kangśa'') merujuk pada semacam logam campuran tembaga dan timah,<ref name=":0" />{{Rp|275}} sedangkan ''ranti'' berarti rantai.<ref name=":0" />{{Rp|919}}
 
[[Hikayat Banjar]] mencatat peralatan ''Bhayangkara'' di istana Majapahit, diantaranya:{{Quote|text=... dengan perhiasannya orang berbaju rantai empat puluh serta pedangnya berkopiah taranggos sachlat merah, orang membawa [[Senapan sundut|astengger]] [senapan sundut] empat puluh, orang membawa perisai serta pedangnya empat puluh, orang membawa dadap serta sodoknya sepuluh, orang membawa panah serta anaknya sepuluh, yang membawa tombak rampukan bersulam emas empat puluh, yang membawa tameng Bali bertulis air empat puluh.|sign=|source=Hikayat Banjar. 6.3}}Dua komunitas etnis terkait di [[Sulawesi Selatan]], [[suku Bugis]] dan [[Suku Makassar|Makassar]], juga mengadopsi baju besi rantai yang mereka sebut sebagai ''waju'' ''rante'' atau ''waju'' ''ronte''. Zirah ini dibuat oleh untaian cincin besi yang diikatkan satu sama lain, yang membuatnya mirip dengan rajutan.<ref>{{Cite book|title=Senjata Tradisional Daerah Sulawesi Selatan|last=Hamid|first=Pananrangi|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=1990|isbn=|location=|pages=}}</ref>{{Rp|39}}
 
== Lihat pula ==