Angulimala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 120:
Setelah Angulimala melakukan [[sacca-kiriya|"tindak kebajikan"]] tersebut, sang wanita melahirkan anaknya dengan selamat. ''Paritta'' tersebut kemudian menjadi salah satu [[paritta|''paritta'' perlindungan]], yang umumnya disebut ''paritta Aṅgulimāla''.{{sfn|Swearer|2010|p=253}}{{sfn|Buswell|Lopez|2013}} Sejumlah sangha senantiasa membacakan ''paritta'' tersebut saat memberkati wanita hamil di negara-negara berpenganut [[Theravāda]],{{sfn|Appleton|2013|p=141}}{{sfn|Eckel|2001|pp=67–8}} dan kerap menghafalkannya sebagai bagian dari pelatihan sangha.{{sfn|Thompson|2017|p=183}} Maka, Angulimala sering dipandang sebagai "pelindung" persalinan oleh para pengikut Buddha. Perubahan dari seorang pembunuh menjadi orang yang memberikan perlindungan atas kelahiran merupakan transformasi besar.{{sfn|Wilson|2016|p=285}}
 
Peristiwa tersebut membantu Angulimala menemukan kedamaian.{{sfn|Langenberg|2013|p=351}} Setelah menunjukkan tindak kebajikan, ia dianggap "memberikan kehidupan daripada kematian bagi penduduk"{{sfn|Langenberg|2013|p=351}} dan masyarakat mulai menerimanya serta berderma makanan.{{sfn|Parkum|Stultz|2012}} Namun, beberapa orang masih tak dapat melupakan bahwa ia bertanggung jawab atas kematian orang-orang yang mereka cintai. Dengan tongkat dan batu, mereka menyerangnya saat ia meminta-minta sumbangan. Dalam kondisi kepala berdarah, jubah luar robek, dan ''pata'' (mangkuk amal) pecah, Angulimala berhasil kembali ke wihara. Sang Buddha menasihati Angulimala agar menerima siksaan tersebut dengan ikhlas hati; ia menyatakan bahwa Angulimala sudah merasakan akibat dari [[karma dalam agama Buddha|karma]] yang seharusnya dapat membuatnya terlahir di [[Neraka (Buddha)|neraka]].{{sfn|Malalasekera|1960}}{{sfn|Buswell|Lopez|2013}}{{sfn|Harvey|2010}} Sebagai [[arahant|murid tercerahkan]], batin Angulimala tetap tenang dan tak tergoyahkan.{{sfn|Buswell|Lopez|2013}} Menurut ajaran Buddha, murid-murid tercerahkan tidak dapat membuat karma baru, tapi masih dapat merasakan akibat dari karma lama yang pernah mereka lakukan.{{sfn|Loy|2008|p=230}}{{sfn|van Oosten |2008 |page=252 }} Hasil karma tak terhindarkan, bahkan Sang Buddha pun tak dapat menghentikannya.{{sfn|Attwood|2014|p=522}}
 
Namun, beberapa orang masih tak dapat melupakan bahwa ia bertanggung jawab atas kematian orang-orang yang mereka cintai. Dengan tongkat dan batu, mereka menyerangnya saat ia meminta-minta sumbangan. Dalam kondisi kepala berdarah, jubah luar robek, dan ''pata'' (mangkuk amal) pecah, Angulimala berhasil kembali ke wihara. Sang Buddha menasihati Angulimala agar menerima siksaan tersebut dengan ikhlas hati; ia menyatakan bahwa Angulimala sudah merasakan akibat dari [[karma dalam agama Buddha|karma]] yang seharusnya dapat membuatnya terlahir di [[Neraka (Buddha)|neraka]].{{sfn|Malalasekera|1960}}{{sfn|Buswell|Lopez|2013}}{{sfn|Harvey|2010}} Sebagai [[arahant|murid tercerahkan]], batin Angulimala tetap tenang dan tak tergoyahkan.{{sfn|Buswell|Lopez|2013}} Menurut ajaran Buddha, murid-murid tercerahkan tidak dapat membuat karma baru, tapi masih dapat merasakan akibat dari karma lama yang pernah mereka lakukan.{{sfn|Loy|2008|p=230}}{{sfn|van Oosten |2008 |page=252 }} Hasil karma tak terhindarkan, bahkan Sang Buddha pun tak dapat menghentikannya.{{sfn|Attwood|2014|p=522}}
 
Setelah memperbolehkan Angulimala bergabung dengan sangha, Sang Buddha mengeluarkan aturan yang berlaku sejak saat itu, yaitu melarang diterimanya penjahat sebagai biksu dalam sangha.{{sfn|Malalasekera|1960}}{{sfn|Kosuta|2017|p=42}} [[Buddhaghosa]] menyatakan bahwa Angulimala meninggal tak lama setelah menjadi biksu.{{sfn|Malalasekera|1960}}{{sfn|Kosuta|2017|p=42}} Setelah kematiannya, sebuah diskusi timbul di kalangan biksu tentang [[kosmologi Buddha|alam kehidupan]] apakah yang dicapai oleh Angulimala. Saat Sang Buddha menyatakan bahwa Angulimala telah mencapai Nirwana, hal tersebut mengejutkan beberapa biksu. Mereka terkejut dan bertanya bagaimana mungkin seseorang yang membunuh banyak orang masih bisa mencapai [[pencerahan (Buddha)|pencerahan]]. Sang Buddha menjawab bahwa bahkan setelah melakukan banyak kejahatan, seeorang masih memiliki kemungkinan untuk berubah menjadi lebih baik dan meraih pencerahan.{{sfn|van Oosten |2008 |pages=252{{en dash}}3 }}