Mangai binu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
[[Berkas:Divinatory_Skulls;_1Dyke_Bay_and_2Nias_Island_Wellcome_M0012302.jpg|al=|jmpl|Tengkorak dari Nias (kanan) yang diberi hiasan janggut dari serabut tumbuhan]]
Baris 19 ⟶ 17:
Pada dasarnya, tidak ada aturan jelas mengenai cara memperoleh ''binu.'' Namun, para ''emali'' dilarang berburu kepala sesama [[Daftar marga Nias|mado]] dan warga banua tetangga untuk menghindari keributan.{{Sfn|Beatty|1992|p=31|ps="(...) in the days of head-hunting, in the ban on taking the head of fellow-clansman."}}{{Sfn|Puccioni|2016|p=80|ps="Supaya tidak menciptakan keributan dengan desa tetangga, mereka berburu agak jauh dari desa mereka."}} Mereka hanya boleh memburu kepala ''niha bö'ö'', orang yang tidak memiliki [[hubungan kekerabatan]] dengan mereka dan warga banuanya.{{Sfn|Beatty|1992|p=75|ps="A niha bö'ö is someone with whom there are no ascribed relations, no rights or obligations, and no prescribed form of behaviour. Niha bö'ö are quintesentially strangers, outsiders who are therefore potential enemies from whom (formerly) heads may be taken, and also potential spouses."}}
Para ''emali'' pantang masuk rumah sebelum melakukan ritual penyembahan kepada Adu Siraha Horö agar mereka bersih dari ''hara'', semacam panas
=== Hiasan ===
Baris 36 ⟶ 34:
[[Sulaiman at-Tajir|Sulaiman]] mencatat tradisi ini dalam sebuah [[naskah]] pada tahun 851. Berdasarkan catatan tersebut, ''mangai binu'' dilakukan oleh seorang laki-laki untuk memperoleh kepala yang menjadi syarat untuk menikahi seorang wanita. Banyaknya wanita yang dapat dia nikahi bergantung pada banyaknya kepala yang dia peroleh saat berburu. Menurutnya, orang Nias memilki banyak musuh sehingga tradisi ini muncul sebagai bentuk pertahanan.{{Sfn|Sirafi|Sulayman|p=34b|ps="La cause de cette coutume est que les gens de cette île ont un grand nombre d'enemis;(...)"}}Tradisi ini juga menimbulkan anggapan keliru terhadap beberapa penulis selanjutnya bahwa suku Nias adalah [[Kanibalisme|kanibal]]{{Sfn|Schröder|1917|p=701|ps="(...); ils chassent les hommes, puis les mangent"." }} meskipun faktanya, tidak pernah terjadi kanibalisme akibat tradisi ''mangai binu''.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Hämmerle|first=Johannes M.|date=2013|title=150 Years of Ethnological Interpretation and Misinterpretation on the Example of Nias, Indonesia|url=http://www.jstor.org/stable/23510271|journal=Anthropos|volume=108|issue=1|pages=173–204|issn=0257-9774}}</ref>{{Sfn|Shahriyār|Lith|p=237|ps="L'argument principal de Junghuhn est baaé sur ce fait que maintenant on ne trouve pas d'anthropophages sur l'ile de Nias qui, (...).
Car il se peut que les marins arabes aient attribué ce vice aux habitants de Nia, croyant qu'il était commun à tous les pouples habitant Sumatra et les fles environnantes."}} [[Muhammad al-Idrisi|Edrisi]] pada tahun 1154 yang menulis tentang struktur pemerintahan dan pernikahan di pulau 'Niyan' yang berpenduduk padat dan didiami beragam suku.{{Sfn|Suzuki|1959|p=2|ps="In 1154, Edrisi gave the first "ethnography" of the island mentioning as he did something about village structure, headhunting, and marriage."}}<ref>{{Cite web|url=https://museum-nias.org/orang-nias/|title=Orang Nias|last=|first=|date=|website=Museum Pusaka Nias|language=id-ID|access-date=5 Maret 2020}}</ref>
{{Rquote|right|Ketika salah seorang dari mereka ingin menikah, dia hanya dapat melakukannya jika dia memiliki tengkorak seorang laki-laki dari antara musuh-musuhnya. Jika dia membunuh dua musuh, dia menikahi dua [wanita]; jika dia telah membunuh lima puluh musuh, dia menikahi lima puluh wanita [sukunya] untuk lima puluh tengkorak [musuh].|[[Sulaiman at-Tajir]]|Voyage du marchand arabe Sulaymân en Inde et en Chine, rédigé en 851, suivi de remarques par Abû Zayd Hasan (vers 916){{Sfn|Sirafi|Sulayman|p=34|ps=(terjemahan bebas)}}}}
|