PSS Sleman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AHMAT WIDIANTO (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
AHMAT WIDIANTO (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 61:
'''Perserikatan Sepak bola Sleman''' (biasa disingkat: '''PSS''') merupakan sebuah klub [[sepak bola]] yang berbasis di [[Kabupaten Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Klub yang didirikan pada [[20 Mei]] [[1976]] ini merupakan salah satu klub sepak bola yang disegani di [[Indonesia]] dan memiliki julukan sebagai tim '' [[Elang Jawa]]'' atau '' Elja''. Klub ini juga sering disebut dengan julukan ''Laskar Sembada''. Mereka bermain di [[Liga 1]] dalam sebuah kompetisi sepak bola [[Indonesia]], [[Liga Indonesia]]. Prestasi tertingginya dalam kompetisi kasta tertinggi [[Liga Indonesia]] adalah dua tahun berturut-turut menempati empat besar pada [[Divisi Utama Liga Indonesia 2003]] dan [[Divisi Utama Liga Indonesia 2004]]. Stadion utama mereka adalah [[Stadion Maguwoharjo]], dan menggunakan [[Stadion Tridadi]] sebagai stadion kedua. PSS juga memiliki suporter yang sangat militan dan dikenal sampai ke luar negeri yakni [[Slemania]] dan [[Brigata Curva Sud]] (BCS x PSS).
 
== Sejarah Klub ==
Perserikatan Sepak bola Sleman (PSS) lahir pada Kamis Kliwon tanggal [[20 Mei]] [[1976]] semasa periode kepemimpinan Bupati Drs. KRT. Suyoto Projosuyoto. Lima tokoh yang membidani kelahiran PSS adalah H. Suryo Saryono, Sugiarto SY, Subardi, Sudarsono KH, dan Hartadi. PSS didirikan pada awalnya hanya mereka senang dengan sepak bola. Dengan sepak bola mereka yakin akan menambah teman, meningkatkan persaudaraan dan tentu saja dengan sendirinya meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat [[Kabupaten Sleman]]. Lahirnya PSS dilatarbelakangi bahwa pada waktu itu di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] (DIY) baru ada dua perserikatan yaitu [[PSIM Yogyakarta]] dan [[Persiba Bantul]]. Waktu berdirinya PSS hampir bersamaan dengan saat berdirinya Persikup [[Kulon Progo]] dan Persig [[Gunungkidul]]. Saat itu, selain di [[Kota Yogyakarta]], potensi sepak bola di empat daerah kabupaten tidak terpantau dan kurang terkelola dengan baik. Padahal beberapa daerah di [[Kabupaten Sleman]], seperti [[Prambanan, Sleman]] dan [[Kalasan, Sleman]] sejak dulu sudah memiliki tim sepak bola yang tangguh, yang ditandai dengan hadirnya beberapa tim luar daerah yang mengadakan pertandingan uji coba dengan tim di kawasan tersebut. Meskipun klub-klub sepak bola di [[Kabupaten Sleman]] telah ada dan tumbuh, tetapi belum terorganisasi dengan baik karena di [[Kabupaten Sleman]] belum ada perserikatan. Hal ini berdampak terhadap kelancaran klub-klub sepak bola di [[Kabupaten Sleman]] dalam mengadakan kompetisi sehingga banyak pemain dari [[Kabupaten Sleman]] yang bergabung ke klub-klub sepak bola di [[Kota Yogyakarta]] dan [[Kabupaten Bantul]].