Tujuh Perkataan Salib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan Penjelasan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 22:
Ini merupakan suatu Ucapan atau Perkataan yang sangat Istimewa bagi kalangan umat Kristiani. Sebab Perkataan ini mengandung banyak sekali pengajaran yaitu, Mengajarkan kita untuk mengampuni seseorang yang bersalah kepada kita, Mengasihi seseorang, Menghormati orang tua, dan lain-lain. Intinya, Tuhan Yesus ingin kita tahu arti sebenernya Kasih itu lewat pengorbanannya di Kayu Salib untuk menebus dosa umat manusia.
== 1. {{anchor|Luke 23:34}}Ya Bapa, ampunilah mereka,
:Kemudian Yesus berkata, “<font color="green">Ya Bapa, ampunilah mereka,
Ucapan ini biasa diartikan sebagai doa Yesus memohonkan [[pengampunan]] bagi mereka yang menyalibkan Dia: para prajurit [[Romawi]], dan semua yang terlibat dalam peristiwa penyaliban tersebut.<ref>[[Vernon K. Robbins]] in ''Literary studies in Luke-Acts'' by Richard P. Thompson (editor) 1998 ISBN 0-86554-563-4 pp. 200–201</ref><ref>''Mercer dictionary of the Bible'' by Watson E. Mills, Roger Aubrey Bullard 1998 ISBN 0-86554-373-9 p. 648</ref><ref>''Reading Luke-Acts: dynamics of Biblical narrative'' by William S. Kurz 1993 ISBN 0-664-25441-1 p. 201</ref><ref>''Luke's presentation of Jesus: a Christology'' by [[:de:Robert F. O'Toole]] 2004 ISBN 88-7653-625-6 p. 215</ref>
Baris 29:
Pdt. [[Stephen Tong]] menuliskan, "Inilah cinta di atas segala cinta, keajaiban di atas segala keajaiban. Inilah keagungan dan kehormatan, kesucian dan kemurnian di atas segala kebajikan yang pernah dinyatakan di dalam dunia ini."<ref name="StephenTong" />
== 2. {{anchor|Luke 23:43}}Sesungguhnya
:Lalu ia berkata kepada Yesus, “Ya Yesus, ingatlah aku ketika Engkau masuk ke dalam kerajaan-Mu.” Kemudian Yesus berkata kepadanya, “<font color="green">[Amin], Sesungguhnya hari ini juga
Menurut Injil Matius dan Lukas, Yesus disalib di antara dua penjahat lain yang juga disalib. Matius (27:38,44) mencatat bahwa penjahat-penjahat tersebut juga mengejek Yesus bersama-sama dengan orang-orang yang menonton peristiwa penyaliban tersebut. Namun Lukas mencatat bahwa salah satu dari mereka kemudian berkata kepada yang lain bahwa Yesus tidak bersalah apa pun. Yesus menjawab "Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu ({{lang|grc|ἀμήν λέγω σοί}}, ''[[Amin|amēn]] legō soi''), yang diikuti dengan kemunculan satu-satunya kata "[[Firdaus]]" di dalam Injil ({{lang|grc|παραδείσω}}, ''paradeisō'', dari {{bhs|Persia}} ''pairidaeza'' "[[taman firdaus]]"). Bahkan, ketika Yesus di atas kayu salib pun, Ia masih mempedulikan orang-orang yang terhilang.<ref name=Hamilton/>
Baris 60:
== 6. {{anchor|Luke 23:46}}Sudah selesai ==
Setelah mencecap anggur asam itu, Yesus berkata, “Sudah [genap].” Kemudian, Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. [[Yohanes 19:30]]
Pastor Hamilton dalam ''24 Hours'' menuliskan, "Perkataan terakhir ini adalah sebuah seruan kemenangan, bukan seruan keputusasaan. Yesus telah menyelesaikan tugas di dunia ini. Rencana Allah sudah digenapi; penyelamatan manusia telah dilakukan; kasih Allah telah dinyatakan. Ia telah menggantikan kita. Ia telah menunjukkan kerusakan manusia dan juga kasih Allah. Ia menyerahkan diri sendiri kepada Allah sebagai [[kurban]] penebus umat [[manusia]]. Setelah mengatakan kalimat terakhir ini, maka usai sudah. Dengan kata-kata ini, tokoh teragung yang pernah berjalan di muka bumi ini, Allah dalam rupa manusia, menghembuskan nafas terakhirnya."<sup>[1]:p.112</sup>
== 7. {{anchor|John 19:30}}Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku ==
Lalu Yesus berseru dengan suara keras, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan [Roh]-Ku.” Sesudah mengatakan itu, Yesus menghembuskan napas-Nya yang terakhir. [[Lukas 23:46]]
Pdt. Stephen Tong dalam bukunya menerangkan, "Istilah bahasa Yunani untuk kata "serahkan" adalah istilah yang dipakai khusus pada waktu seseorang menyerahkan uangnya kepada pemegang uang yang paling bisa diperacaya. Yesus Kristus tahu bahwa jiwa-Nya ada di dalam tangan Allah yang baik. Dia menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa. Ini menjadi satu pengharapan bagi setiap orang. [[Yohanes Calvin]] berkata bahwa pada waktu Kristus menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa, sebenarnya pada waktu itu juga Kristus mengumpulkan roh kita masing-masing yang percaya kepada-Nya beserta dengan Dia untuk diserahkan kepada Bapa."
|