Sara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
| caption = Penggambaran Sarah dan Abraham
| name = Sarah<br />{{lang|ar|{{nobold|سارة}}}} • {{Lang|he-n|{{nobold|שָׂרָה}}}}
| native_name =
| native_name_lang =
| birth_name = Sarai
| birth_date = 1803 SM
| birth_place = [[Ur Kasdim]]
| death_place = [[Hebron]], [[Palestina (wilayah)|Palestina]]
| resting_place_coordinates = 31.5247° N, 35.1107° E
| burial_place = [[Gua Makhpela]]
| residence = [[Kanaan]]
| title = [[Nabiah]]
| spouse = [[Abraham]]/[[Ibrahim]]
| partner =
Baris 23 ⟶ 24:
}}
 
'''Sara''' atau '''Sarah''' ({{Hebrew name|שָׂרָה|Sara|Śārāh|"Putri"}}; {{lang-ar|سارة|Sārah}}) adalah tokoh dalam [[agama Abrahamik]]. Dia adalah istri dari [[Abraham]]/[[Ibrahim]]. Baik dalam tradisi [[Agama Yahudi|Yahudi]], [[Kristen]], dan [[Islam]], dia digambarkan sebagai sosok perempuan saleh yang terkenal akan kecantikannya.
 
== Ayat ==
Baris 29 ⟶ 30:
 
== Kisah ==
Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), kisah SaraSarah disebutkan dalam [[Kitab Kejadian]], sedangkan dalam [[Al-Qur'an]] termuat pada surah Hud (11): 71-72 dan Adz-Dzariyat (51): 29-30.
 
=== Latar belakang ===
Awalnya SaraSarah bernama '''Sarai''' ({{Hebrew name|שָׂרַי/שָׂרָי|Saray|Śāray/Śārāy|"Putriku"}}). Namanya adalah bentuk perempuan dari kata ''sar'' ({{lang-he-n|שַׂר}}), yang bermakna "ketua" atau "[[pangeran]]."
 
Terdapat beberapa pendapat mengenai asal-usul SaraSarah. Bila didasarkan pada perkataan harfiah Abraham kepada Abimelekh, SaraSarah adalah saudarinya seayah, tetapi berbeda ibu.<ref>{{Alkitab|Kejadian 20: 12}}</ref> Namun dalam [[Talmud]] disebutkan bahwa SaraSarah adalah sosok yang sama dengan [[Yiska]], anak perempuan [[Haran]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 11: 29}}</ref> Haran sendiri adalah saudara Abraham. Dengan demikian, SaraSarah adalah keponakan Abraham dan saudari [[Lot]].<ref>Sanhedrin 69b</ref> Terkait pernyataan Abraham bahwa SaraSarah adalah saudarinya, [[Rashi|Rabbi Shlomo Yitzchaki]] menafsirkan bahwa sebagaimana istilah "putri" dapat digunakan pada cucu perempuan, maka "saudari" juga dapat digunakan untuk keponakan perempuan.<ref>[https://www.sefaria.org.il/Genesis.20.12?lang=bi&aliyot=0&p2=Rashi_on_Genesis.20.12&lang2=bi Rashi pada Kejadian 20:12]</ref>
 
Dalam riwayat hadits, disebutkan bahwa Abraham tidak pernah berbohong seumur hidup, kecuali pada tiga kesempatan, salah satunya saat Abraham mengatakan bahwa SaraSarah adalah saudarinya.<ref>HR. Al-Bukhari (3358)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=213-216}} Dalam Alkitab, pernyataan bahwa SaraSarah adalah saudari Abraham berasal dari perkataan Abraham saat di Mesir<ref>{{Alkitab|Kejadian 12: 13}}</ref> dan pada Abimelekh.<ref>{{Alkitab|Kejadian 20: 2}}</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 20: 12}}</ref> Terkait penjelasan mengenai keturunan Terah dalam Alkitab pada Kitab Kejadian pasal 11, keterangan mengenai latar belakang SaraSarah disebutkan dua kali: kali pertama menyebutkan bahwa SaraSarah (saat itu bernama Sarai) adalah istri Abraham (saat itu bernama Abram), kali kedua menyebutkan bahwa SaraSarah adalah menantu Terah dan istri Abraham.<ref>{{Alkitab|Kejadian 11: 31}}</ref> Tidak ada keterangan bahwa dia merupakan anak perempuan Terah.
 
Tidak ada catatan dalam Alkitab mengenai Sarai sebelum dia meninggalkan Mesopotamia. [[Midras]] dan [[Aggadah]] memberikan catatan tambahan mengenai kehidupannya, berikut perannya dalam agama Yahudi. Disebutkan bahwa Sarai lahir di [[Ur Kasdim]], [[Mesopotamia]], pada masa kekuasaan Raja [[Nimrod]] (Namrud).
 
=== Kisah awal ===
Sumber Islam menyebutkan bahwa Sarai termasuk orang yang beriman kepada seruan suaminya, AbramIbrahim (Ibrahim dalam IslamAbram), yang mengajak masyarakat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan penyembahan berhala.
 
Disebutkan bahwa Nimrod biasanya memiliki jatah makanan yang dibagikan kepada penduduk. Namun Abram tidak mendapat jatah lantaran perdebatannya dengan Nimrod. Untuk menenangkan keluarganya, dia mengisi kantongnya dengan pasir. Saat dia pulang dan tidur, Sarai membuka kantong tersebut yang ternyata telah menjadi bahan makanan. Sarai lantas mengolahnya menjadi hidangan lezat. Saat Abram menanyakan asal makanan tersebut, Sarai menjawab bahwa ini berasal dari kantong yang dibawa Abram. Abram menyadari bahwa itu merupakan rezeki yang dikaruniakan Allah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=209}}
Baris 48 ⟶ 49:
Setelahnya, Allah memerintahkan Abram meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi menuju suatu negeri yang tidak diketahui (belakangan diidentifikasikan sebagai [[Kanaan]] ([[Syam]])). Beberapa yang ikut bersama Abram adalah Sarai, [[Terah]] (ayah Abram), dan [[Lot]] (keponakan Abram, disebut [[Lut]] dalam Islam). Mereka singgah di sebuah tempat bernama [[Haran (tempat dalam Alkitab)|Haran]] (yang kerap diidentifikasikan sebagai [[Harran]]). Terah meninggal di tempat tersebut pada usia 205 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 11: 31–32}}</ref>
 
Setelahnya, rombongan Abram melanjutkan perjalanan ke [[Kanaan]]. Namun terjadi paceklik hebat di sana sehingga Abram harus mengungsi sementara di Mesir. Namun saat para punggawa istana mengetahui kecantikan Sarai, mereka melaporkannya pada Firaun. Laporan tersebut membuat Firaun penasaranpenaSarahn dan tertarik sehingga memerintahkan Sarai untuk dihadirkan di hadapannya.
 
Merasa khawatir akan dibunuh bila tahu dia adalah suaminya, Abram meminta Sarai mengaku sebagai saudarinya. Sarai kemudian diambil Firaun dan Abram diberi harta kekayaan yang sangat banyak. Namun Firaun dan seisi istananya kemudian terkena tulah. Firaun kemudian menyalahkan Abram karena mengaku bahwa Sarai adalah saudarinya. Kemudian Sarai dikembalikan kepada Abram.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12: 10-20}}</ref>
 
Meski tidak tercantum dalam Al-Qur'an, beberapa riwayat [[hadits]]<ref>HR. Ahmad (2/403-404)</ref><ref>HR. Bukhari (2217)</ref> membahas kejadian tersebut. Setelah Sarai dibawa ke istana, Raja berusaha menyentuh Sarai, tetapi tangannya menjadi lumpuh mendadak. Raja memohon agar Sarai berdoa pada Allah untuk menyembuhkannya dan Sarai melakukannya. Setelah tangannya pulih, Raja kembali mengulangi perbuatannya, tetapi dia mengalami kelumpuhan yang lebih berat dari sebelumnya. Raja kembali meminta Sarai mendoakannya dan berjanji tidak akan mengganggunya lagi. Setelahnya, Raja memerintahkan agar SarahSarai dipulangkan kepada Abram (Ibrahim) dan dia diberi budak perempuan bernama Hajar (Hagar) sebagai hadiah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=214-217}}
 
=== Memberikan Hagar kepada Abraham ===
Baris 58 ⟶ 59:
 
=== Perjanjian sunat ===
Allah kemudian mengganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi SaraSarah. Allah menjanjikan AbarahmAbraham menjadi bapa sejumlah bangsa besar, menganugerahi anak cucu yang banyak, dan akan muncul raja-raja dari keturunannya. Allah juga menjanjikan Abraham dan keturunannya memberikan tanah Kanaan. [[Perjanjian]] ini dipenuhi lewat [[Ishak]], walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Sebagai tanda perjanjian, Allah memerintahkan semua laki-laki dalam keluarga dan rumah tangga Abraham untuk bersunat. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, Tuhan akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut. Abraham, Ismael, dan semua laki-laki di rumah tangga Abraham kemudian disunat. Perjanjian sunat ini dilakukan saat Abraham berusia 99 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 17: 1-27}}</ref> Praktik sunat ini masih diteruskan oleh umat Yahudi dan Islam.
 
=== Tamu Abraham ===
Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan, Abraham dan SarahSarahh akan memiliki anak laki-laki. SarahSarahh tertawa mendengar kabar tersebut, kemudian Tuhan menanyakan alasan SarahSarahh tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-Nya. SarahSarahh kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.<ref>{{Alkitab|Kejadian 18: 1-15}}</ref>
 
Dalam versi Al-Qur'an disebutkan bahwa Abraham kemudian menyuguhkan daging anak sapi panggang, tetapi para tamu tersebut sama sekali tidak menjamah hidangan tersebut sehingga perbuatan tidak lazim mereka ini membuat Abraham takut. Para tamu tersebut kemudian menenangkan Abraham dan menyatakan bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus untuk membinasakan kaum Lot (Sodom). Selain itu, mereka juga datang untuk mengabarkan bahwa Abraham dan SaraSarah akan dikaruniai anak laki-laki bernama Ishak. Mendengar hal tersebut, SaraSarah tercengang sembari menepuk mukanya sendiri lantaran merasa heran karena dia adalah wanita mandul yang sudah tua, begitu juga Abraham yang merasa keheranan. Para malaikat menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang yang berputus asa." Abraham menjawab, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat."<ref>Hud (11): 69-73</ref><ref>Al-Hijr (15): 51-56</ref><ref>Adz-Dzariyat (51): 24-30</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=237-240}}
 
=== Pindah ke Gerar ===
Abraham kemudian pindah ke [[Gerar]], dan di sana kembali istrinya diambil oleh raja Gerar untuk dijadikan istrinya, setelah SaraSarah mengaku sebagai saudara perempuan Abraham. Namun, Abimelekh diperingatkan oleh Allah dalam sebuah mimpi agar tidak menyentuh SaraSarah. Ketika Abimelekh mengecam Abraham karena penipuan ini, Abraham membenarkan dirinya dengan menjelaskan bahwa SaraSarah adalah anak perempuan dari ayahnya, tetapi bukan dari ibunya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 20: 1–12}}</ref>
 
=== Ishak ===
Segera setelah kejadian ini, SaraSarah melahirkan seorang anak, Ishak. Allah menyuruh Abraham menamainya sesuai dengan tertawa Abraham ketika ia mendengar nubuat malaikat tentang kelahiran anaknya itu. Menurut [[Rashi]], orang mempertanyakan Abraham yang berusia 100 tahun itu benar-benar merupakan bapak anak itu, karena ia dan SaraSarah telah hidup bersama-sama selama puluhan tahun tetapi tidak juga mendapatkan anak. Sebaliknya, orang menyebarkan gosip bahwa Abimlekeh adalah ayah biologisnya. Lantaran alasan ini, menurut Rashi, Allah menjadikan ciri-ciri Ishak persis seperti Abraham, sehingga tak seorangpun dapat mengklaim bahwa ia adalah ayah Ishak.
 
Saat pesta penyapihan Ishak, SaraSarah melihat Ismael bermain bersama Ishak dan dia tidak menyukai hal tersebut. SaraSarah mengatakan pada Abraham, "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 8-10}}</ref> Meski Abraham kesal dengan perkataan SaraSarah, Tuhan menyuruh Abraham mendengar perkaraan SaraSarah.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 12-13}}</ref> Abraham kemudian meminta pergi dan Hagar menggendong perbekalan berikut Ismael di bahunya sampai padang gurun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 14}}</ref> Setelah kehabisan air, Hagar membuang anaknya di semak-semak sambil menangis karena tidak tahan melihat Ismael mati. Saat melihat sumur, Hagar langsung memenuhi wadahnya dengan air dan meminumkannya pada Ismael.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 19}}</ref> Merujuk pada ayat-ayat dalam Kitab Kejadian, diperkirakan Ismael berusia sekitar enam belas tahun saat kejadian tersebut, mengingat dia lebih tua empat belas tahun dari Ishak.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 16}}</ref><ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 5}}</ref> Al-Qur'an tidak mengisahkan mengenai pengusiran Hagar dan Ismael, tapi riwayat hadits dan tafsiran ulama biasanya menjelaskan bahwa kejadian tersebut berlangsung saat Ismael masih dalam usia menyusu.<ref>HR. Al-Bukhari (3364)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=219-224}}
 
=== Kematian ===
SaraSarah meninggal di Kiryat-arba (קרית ארבע), atau [[Hebron]], pada usia 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan belum menikah. Abraham kemudian membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama [[gua Makhpela]] di sebelah timur Mamre di Hebron, dari Efron bin Zohar dari Bani Het seharga 400 syikal perak.<ref>{{Alkitab|Kejadian 23:1-19}}</ref>
 
Legenda mengaitkan kematian SaraSarah dengan penyembelihan Ishak<ref>[[Bereshith Rabba]] 58:5</ref> dan ada dua versi kisah terkait hal ini. Versi pertama, Samael mendatangi SaraSarah dan mengatakan bahwa Abraham mengikat Ishak untuk dikorbankan, sementara Ishak hanya dapat menangis tanpa bisa lolos dari ayahnya. Mendengar hal tersebut, SaraSarah meninggal karena duka.<ref>Pirkei De-Rabbi Eliezer 32</ref> Versi kedua menyebutkan bahwa setan, menyamar menjadi lelaki tua, memberitahu SaraSarah bahwa Abraham hendak mengorbankan Ishak. SaraSarah menangis, tetapi kemudian menenangkan dirinya bahwa pengorbanan tersebut pastinya merupakan perintah Allah. Dia kemudian keluar dan menanyai orang-orang tempat Abraham pergi. Setan, menyamar menjadi manusia, kemudian menjawab bahwa Ishak tidak disembelih dan masih hidup dan akan kembali pulang bersama ayahnya. Mendengar hal tersebut, SaraSarah meninggal dengan bahagia. Saat di rumah, Abraham dan Ishak tidak menemukan SaraSarah di rumah dan mereka kemudian mencarinya di Hebron, menemukannya telah wafat di sana.<ref>[[Kitab Orang Jujur|Sefer haYashar]], bagian "Vayera".</ref>
 
SaraSarah tidak disebut-sebut lagi dalam kanon Ibrani, kecuali dalam {{Alkitab|Yesaya 51:2}} saat nabi mengimbau kepada para pendengarnya agar “memandang kepada Abraham, bapa leluhurmu, dan kepada SaraSarah yang telah melahirkanmu.”
 
== Dalam sastra rabinikKedudukan ==
 
Dalam [[sastra Rabinik]], Sara adalah keponakan Abraham, karena ia adalah anak perempuan Haran, saudara Abraham. Ia juga disebut dengan nama "Iskah" (Kejadian 21:29), karena kecantikannya menarik perhatian dan kekaguman umum (Meg. 14a). Ia begitu cantiknya sehingga orang-orang lain kelihatan seperti kera bila dibandingkan dengannya (Talmud, Bava Batra 58a). Bahkan kesulitan yang dialami dalam perjalanannya bersama Abraham tidak memengaruhi kecantikannya (Midrash Gen. Rabbah xi. 4). Menurut penjelasan lain, ia disebut Iskah karena ia mempunyai visi kenabian (Meg. l.c.). Ia adalah "mahkota" suaminya; dan Abraham menaati kata-katanya karena ia mengakui keunggulan Sara dalam hal ini (Gen. R. xlvii. 1). Sara adalah satu-satunya perempuan yang dianggap Allah layak disapa-Nya secara langsung; semua nabiah lainnya menerima penyataan mereka melalui para malaikat (ib. xlv. 14). Dalam perjalanan mereka, Abraham mentobatkan kaum laki-laki, dan Sara kaum perempuan (ib. xxxix. 21). Semula ia dinamai “Sarai” yang berarti “putriku,” karena ia adalah putri di keluarganya dan di sukunya; belakangan ia dinamai “Sara” = “putri” karena ia diakui secara umum sebagi putri (Talmud Berachot 13a; Genesis Rabbah xlvii. 1).
=== Yahudi ===
Dalam [[sastra Rabinik]], SaraSarah adalah keponakan Abraham, karena ia adalah anak perempuan Haran, saudara Abraham. Ia juga disebut dengan nama "IskahYiska" (Kejadian 21:29), karena kecantikannya menarik perhatian dan kekaguman umum (.<ref>Meg. 14a).</ref> Ia begitu cantiknya sehingga orang-orang lain kelihatan seperti kera bila dibandingkan dengannya (.<ref>Talmud, Bava Batra 58a).</ref> Bahkan kesulitan yang dialami dalam perjalanannya bersama Abraham tidak memengaruhi kecantikannya (Midrash Gen.<ref>[[Midras]] Rabbah[[Bereshith Rabba]] xi. 4).</ref> Menurut penjelasan lain, ia disebut IskahYiska karena ia mempunyai visi kenabian (.<ref>Meg. l.c.).</ref> Ia adalah "mahkota" suaminya; dan Abraham menaati kata-katanya karena ia mengakui keunggulan SaraSarah dalam hal ini (Gen.<ref>Bereshith R.Rabba xlvii. 1).</ref> SaraSarah adalah satu-satunya perempuan yang dianggap Allah layak disapa-Nya secara langsung; semua [[nabiah]] (nabi perempuan) lainnya menerima penyataan merekawahyu melalui para malaikat (.<ref>ib. xlv. 14).</ref> Dalam perjalanan mereka, Abraham mentobatkan kaum laki-laki, dan SaraSarah kaum perempuan (.<ref>ib. xxxixSaraixix. 21).</ref> Semula ia dinamai “Sarai” yang berarti “putriku,” karena ia adalah putri di keluarganya dan di sukunya; belakangan ia dinamai “Sara”“Sarah” = “putri” karena ia diakui secara umum sebagi putri (.<ref>[[Talmud|Talmud Berachot]] 13a;</ref><ref>Bereshith Genesis RabbahRabba xlvii. 1).</ref>
 
=== Kristen ===
Simon Petrus memuji Sarah atas kepatuhannya pada suaminya. Sarah juga dipuji atas keimanannya bersama dengan tokoh-tokoh Tanakh/[[Perjanjian Lama]] yang lain.
 
Paulus juga menggunakan Sarah dan Hagar sebagai perumpaan untuk menunjukkan perbedaan perjanjian lama dan [[Perjanjian Baru (teologi)|perjanjian baru]]. Hagar diumpamaka sebagai perjanjian lama yang ditetapkan di gunung Sinai. Sarah diibaratkan perjanjian baru. Anak-anaknya, yakni istilah yang merujuk pada mereka yang percaya pada Kristus, merupakan anak-anak Allah yang sejati.
 
=== Islam ===
Sarah termasuk tokoh yang dihormati dalam Islam. Meski di antara istri-istri Ibrahim, Hajar kerap dipandang lebih dekat dengan umat Muslim lantaran merupakan moyang Nabi Muhammad, justru Sarah yang kisahnya disebutkan dalam Al-Qur'an walaupun secara sepintas, tidak dengan Hajar. Sarah tidak disebutkan namanya dalam Al-Quran dan hanya disebutkan sebagai istri Ibrahim.
 
Sebagian ulama menyatakan bahwa Sarah adalah seorang nabiah atau nabi perempuan. Meski demikian, kebanyakan ulama berpandangan bahwa tidak ada perempuan yang sampai pada jenjang kenabian.
 
== Pengulangan dalam cerita ==
Kisah kehidupan SaraSarah, meskipun singkat dan tidak lengkap, memberikan pengulangan-pengulangan yang mengusik perhatian, misalnya kejadian dengan Firaun dan kejadian serupa dengan Abimelekh (Kejadian 12:10 dan seterusnya dan 20:1 dan seterusnya). Pernikahan dengan saudara tiri, dalam suatu masyarakat matriarkhi primitif, tidak dianggap sumbang, sampai dengan diberikannya hukum [[Taurat]] kepada [[Musa]] (lihat [[Imamat 18]]). Dari sudut pandangan sejarah kebudayaan cerita-cerita ini penuh dengan pengajaran. Namun sebagian orang menganggap agaknya tidak mungkin bahwa Abraham mengalami risiko ini dua kali. Lebih dari itu, sebuah kejadian serupa juga dilaporkan sehubungan dengan Ishak dan Ribka (Kejadian 26:6-11). Pengulangan ini menyebabkan sebagian orang berpendapat bahwa tak satupun dari laporan-laporan itu yang harus diterima sebagai laporan historis. Mereka berpendapat bahwa ketiganya adalah variasi dari suatu tema yang sama bagi sejarah lisan populer tentang para Leluhur. Bahwa perempuan menikah dengan cara ini tidak perlu diragukan. Maksud cerita ini adalah menonjolkan para tokoh pahlawan perempuannya sebagai orang-orang yang paling cantik dan memperlihatkan bahwa para Leluhur berada dalam perlindungan yang khusus dari Allah. Janji Ishak dan penjelasan tentang nama diberikan dua kali. Pertama, Abraham adalah penerima janji itu, dan ia tertawa (Kejadian 27:15-21). Dalam kisah kedua (Kejadian 28), Abraham kembali diberikan janji itu, tetapi SaraSarah tertawa. Akhirnya nama itu mendapatkan pembenaran yang ketiga dalam seruan kegembiraan SaraSarah pada saat kelahirannya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21:6}}</ref>
 
== Perhitungan waktu ==
=== Selisih usia ===
* SaraSarah lebih muda dari
** Abraham: 9 tahun ([[Kejadian 21|Kejadian 21:5]])
* SaraSarah lebih tua dari
** Ismael: 77 tahun ([[Kejadian 16]], [[Kejadian 17]])
** Ishak: 91 tahun ([[Kejadian 17]], [[Kejadian 21]])
 
=== Masa hidup ===
* SaraSarah berusia 66 tahun ketika bersama [[Abraham]] (yang saat itu berusia 75 tahun) berangkat dari Haran ke tanah Kanaan ({{Alkitab|Kejadian 12:4}}).
* SaraSarah berusia 76 tahun ketika ia memberikan [[Hagar]] hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun ({{Alkitab|Kejadian 16:3}}).
* SaraSarah berusia 77 tahun dan Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan [[Ismael]] bagi Abraham ({{Alkitab|Kejadian 16:16}})
* SaraSarah berusia 90 tahun ketika Abraham, yang saat itu berusia 99 tahun, disunat ([[Kejadian 17|Kejadian 17:17 dan 24]]).
* SaraSarah berusia 91 tahun ketika ia melahirkan [[Ishak]] bagi Abraham, yang saat itu berusia 100 tahun ({{Alkitab|Kejadian 21:5}}).
* SaraSarah mati pada usia 127 tahun, ketika Ishak berusia 36 tahun dan Abraham 136 tahun ([[Kejadian 23|Kejadian 23:1]]).
 
== Silsilah ==
Menurut catatan [[Alkitab]], silsilah SaraSarah adalah sebagai berikut:
{{Abraham}}
 
== SaraSarah dalam Perjanjian Baru ==
Dalam [[Perjanjian Baru]], SaraSarah dan [[Yerusalem surgawi]] disebut sebagai "perempuan yang merdeka"<ref>{{Alkitab|Galatia 4:22-5:1}}</ref>
 
== Rujukan ==