Pura Penataran Sasih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 4:
{{Sedang ditulis}}
sebuah [[candi]] [[Hindu]] yang terletak di Banjar Intaran, [[Pejeng, Tampaksiring, Gianyar|Desa Pejeng]], [[Tampaksiring, Gianyar|Kecamatan Tampaksiring]], [[Kabupaten Gianyar]], [[Bali]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/pura-penataran-sasih/|title=Pura Penataran Sasih|last=Artanegara|first=|date=18 Februaru 2019|website=INDONESIANA Platform Kebudayaan|access-date=1 Desember 2019}}</ref> Pura Penataran Sasih pada ketinggian 207 mdpl, dan jika dilihat secara geografis, Pura ini berada pada titik koordinat 8<sup>o</sup> 30’49.56” LS, 115<sup>o</sup> 17’36.49” BT. Pura penataran sasih terdiri atas lima palebahan yaitu, Pura penataran sasih sebagai pura induk; Pura Taman Sari, Pura Ratu Pasek, dan Pura Bale Agung dibagian utara; dan Pura Ibu berada di Selatan. Pada Pura penataran sasih terdapat peninggalan sejarah berupa nekara perunggu yang disebut juga nekara pejeng yang dipercaya memiliki nilai simbolis magis yang sangat tinggi<ref name=":1">{{Cite web|url=http://www.babadbali.com/pura/plan/penataran-sasih.htm|title=Pura Penataran Sasih|last=Darmada|first=A.|date=|website=BabadBali.com|access-date=2 Desember 2019}}</ref>. Nama pura berasal dari Nekara Pejeng ini. Nekara pejeng merupakan salah satu cagar budaya yang menurut mitos dianggap sebagai bulan yang jatuh ke bumi dan menerangi daerah sekitarnya siang dan malam. Nekara pejeng berbentuk menyerupai "bedug" dengan tinggi 1,86 m. Nekara ini digunakan oleh
== Mitos ==
Menurut mitos yang beredar, nama Pura Penataran Sasih diambil dari salah satu nekara yang terdapat di Pura tersebut yaitu nekara pejeng. Nekara Pejeng mempunyai kedudukan yang penting, Nekara perunggu pada masa lalu mempunyai beberapa fungsi penting, diantaranya adalah
Nama pura penataran sasih diambil dari salah satu nekara yang terdapat di Pura tersebut yaitu nekara pejeng. Menurut mitos masyarakat setempat dulu salah satu bulan dari 13 bulan yang bearada di atas bumi yang jatuh dan tersangkut. Bulan tersebut memiliki sinar yang sangat terang pada malam hari sehingga para pencuri tidak dapat melakukan aksinya. Pada suatu hari para pencuri memutuskan untuk mengencingi bulan tersebut agar cahayanya hilang. Salah satu pencuri lalu mengencingi bulan tersebut dan terjadilah ledakan. Pecahan dari bulan tersebut menjadi nekara perunggu yang terdapat pada Pura penataran sasih hingga saat ini. Sasih sendiri dalam bahasa Bali bermakna bulan<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" />.▼
(1) Nekara Pejeng digunakan sebagai gendering perang,
(2) Nekara Pejeng digunakan sebagai benda upacara yang mendatangkan hujan.
(3) Nekara Pejeng digunakan dianggap sebagai lambang nenek moyang.
(4) Nekara Pejeng digunakan sebagai kekuatan pelindung bagi masyarakat
▲
== Referensi ==
|