Kepuh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
k bentuk baku using AWB |
||
Baris 26:
== Pemerian ==
[[Berkas:Starr_080305-3318_Sterculia_foetida.jpg|jmpl|kiri|200px|Daun kepuh]]
[[Pohon]] besar yang menggugurkan daun, berumah-dua, tumbuh hingga setinggi 40 [[meter|m]] dan gemang batang 3 m. Cabang-cabang tumbuh mendatar dan berkumpul pada ketinggian yang kurang lebih sama, bertingkat-tingkat. [[Daun|Daun-daun]] majemuk menjari, bertangkai 12,5–23 [[sentimeter|cm]], berkumpul di ujung ranting. Anak daun berjumlah 7-9, jorong lonjong dengan ujung dan pangkal meruncing, panjang 10–17
[[Berkas:Starr_080305-3316_Sterculia_foetida.jpg|jmpl|kiri|200px|Buah yang masak]]
[[Berkas:Sterculia foetida MHNT.BOT.2016.12.14.jpg|jmpl|kiri|200px|''Sterculia foetida'']]
[[Bunga]] majemuk dalam malai dekat ujung ranting, panjang 10–15
== Penyebaran dan ekologi ==
Baris 51:
== Penggunaan Sebagai biodiesel ==
Inovasi yang dilakukan terhadap tanaman kepuh yaitu membuat biofuel, yang mana dapat dilakukan melalui proses alkoholisis. Untuk penggunaan kepuh sebagai biofuel masih dalam skala laboratorium yang mana belum digunakan secara komersil karena belum efektif secara ekonomi. Namun untuk penggunaan secara umum di Indonesia dan jawa barat, minyak kepuh sudah digunakan sebagai produk industry seperti kosmetik, sabun, shampoo, pelembut kain, cat, dan plastik. Untuk tumbuhan kepuh di wilayah jawa barat kualitas kepuh lebih baik dibandingkan di daerah lain. hasil analisis laboratorium diperoleh kandungan minyak kepuh di NTT lebih tinggi sebesar 44,36% dibandingkan dari daerah jawa barat 42,6%. Tetapi kualitas minyak di jawa barat lebih baik daripada di NTT, hal ini diperlihatkan oleh bilangan asam yang lebih rendah. bilangan asam merupakan salah satu indikator mutu minyak, semakin rendah bilangan asam maka kualitas minyak semakin baik. Bilangan asam kepuh majalengka (2,80
== Standarisasi SNI biodiesel ==
Dalam hal
== Kajian Metabolomik Terhadap kapuh ==
Untuk saat ini kajian metabolomik yang telah dilakukan terhadap biji kepuh, nerupa uji senyawa antiradikal bebas pada minyak daging biji kepuh. Secara umum biji kepuh mengandung beberapa jenis asam lemak. Dari daging bijinya mengandung asam sterkulat, asam oleat, asal linoleate, asam palmitat, asam miristat, serta asam lemak jenuh lainnya. Analisi minyak tumbuhan ini dapat menggunakan cara spektroskopi yang paling bermanfaat untuk identifikasi asam lemak adalah spektoskopi massa. sedangkan gabungan spektroskopi massa adalah cara analisis yang paling baik untuk asam lemak berantai Panjang. Berdasarkan uji pendahuluan ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol daging biji kepuh diketahui mengandung senyawa triterpenoid. Kemudian, menggunakan pereaksi Willstater juga menunjukan adanya flavonoid. Hasil pengocokan kedua ekstrak dengan air menunjukan pembentukan busa yang merupakan rekasi saponin. Selain itu, terkandung pula n-heksana dan ekstrak etanol daging biji kepuh mengandung minyak relatif tinggi.
Dilakukan uji pendahuluan untuk mengatahui aktivitas antijamur, antibakteri, uji toksisitas, dan anti radikal bebas terhadap ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol menunjukan bahwa ekstrak n-heksana tidak memberikan aktivitas antijamur dan hanya memberikan zona hambat 1
Data percobaan tadi diperoleh menggunakan analisis kualitatif dengan kromatografi Gas-spektrometri Massa, sebanyak 1µL minyak ekstrak etanol daging biji peuh diencerkan dengan etanol pada labu ukur 10 mL. minyak dari ekstrak etanol yang sudah diencerkan kemudian dianalisis dengan GC-MS. Spektrum massa yang diperoleh dibandingkan dengan spektrum pembanding yang telah terprogram pada aat GC-MS. Kemudian analisis kuantitatif dengan GC-MS, dengan cara serbuk asam palmitat ditimbang sebanyak 0,1 gram kemudian dilarutkan dengan kloroform dalam labu ukur 10 ml sampai tanda batas, sehingga konsentrasinya menjadi 1 ppm. penentuan sektrum standar dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan standar 1 ppm ke alat GC sebanyak 1 µL. catat waktu retensi dan luas areanya. sebanyak 1 µL minyak dari ekstrak etanol daging biji kepuh diencerkan dengan etanol pada labu ukur 10 mL. sebanyak 0,1 mL larutan standar 100 ppm, kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 ml. selanjutnya ditambahkan minyak ekstraksi etanol yang sudah diencerkan sampai tanda batas. Penetuan spektrum minyak ekstrak etanol yang telah ditambahkan standar ke alat GC sebanyak 1,0 µL. catat waktu retensi dan luas areanya. selanjutnya kadar senyawa standar yang ada dalam sampel dihitung secara kuantitatif, sehingga diperoleh konsentrasi relatif senyawa-senyawa yang ada dalam minyaka ekstrak etanol daging biji kepuh.
Minyak ekstrak n-heksan dan minyak ektrak etanol yang diperoleh diuji aktivitas antiradikal bebasnya dengan tahap-tahap yaitu, sebanyak 0,08 gram sampel yang diperoleh diencerkan dengan metanol pada labu ukur 10 µL sehingga kadarnya 8000 ppm. kristal DPPH ditimbang seberat 0,0004 gram untuk dilarutkan dalam metanol dengan menggunakan labu ukur 10 mL sehjingga kadarnya 0,004%(b/v). Larutan blanko yang digunakan adalah metanol. Pencatatan dilakukan terhadap absorbansi pada Panjang gelombabng 497
Kemudian diperoleh kesimpulan berupa, Minyak dari etanol daging biji kepuh berpotensi sebagai agen antiradikal bebas dengan persentase peredaman pada menit ke-5 sebesar 55,07% dan pada menit ke-60 sebesar 85,05%. Dan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif dengan GC-MS menunjukan bahwa ekstrak etanol minyak daging biji kepuh diduga mengandung 8 komponen mayor berupa:metil palmitat, asam palmitat, etil palmitat, etil okta deka, metal nonadeka, etil stereatm pentadeka diena, dan etoksi metoksi oktadeka.<ref name=":0" />
Baris 73 ⟶ 72:
== Pranala luar ==
* [http://www.plantamor.com/index.php?album=1195 Foto-foto kepuh]
{{tumbuhan-stub}}▼
[[Kategori:Malvaceae]]
Baris 82 ⟶ 79:
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Flora Indonesia]]
▲{{tumbuhan-stub}}
|