Vitalisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
k bentuk baku
Baris 14:
-->
 
Vitalisme merupakan doktrin yang seringkalisering kali digunakan sebagai acuan pada zaman dahulu. Akan tetapi sekarang doktrin ini ditolak oleh para ilmuan aliran utama.
“organisme hidup secara mendasar berbeda dari wujud yang tidak hidup karena mereka mengandung beberapa elemen non-fisik atau dikendalikan oleh dasar yang berbeda yang mana bukan merupakan benda tidak bernyawa”.
Secara eksplisit vitalisme membawa asas vital, yang mana elemen tersebut seringkalisering kali mengacu kepada ''vital spark'', “energi”, atau “''élan vital''”, yang seringkalisering kali disamakan dengan “jiwa”.
Vitalisme memiliki sejarah yang panjang dalam filosofi kedokteran. Kebanyakan praktik penyembuhan tradisional mengemukakan bahwa penyakit merupakan hasil dari ketidakseimbangan energi vital yang dapat menyebabkan masalah di antara hal-hal hidup dan tidak hidup. Pada tradisi barat yang dikemukakan oleh [[Hippocrates]], kekuatan vital ini berkaitan dengan watak dan hati. Pada tradisi Timur juga dikenal kekuatan serupa yang bernama qi dan prana. Seringkali hal ini dibandingkan dengan reduksionisme, yang ditentang oleh psikisialisme.Aliran Vitalisme ini juga sebuah perbuatan baik menurut aliran ini adalah orang yang kuat, dapat memaksakan dan menekankan kehendaknya agar berlaku dan ditaati oleh orang-orang yang lemah. Manusia hendaknya mempunyai daya hidup atau vitalitas untuk menguasai dunia dan keselamatan manusia tergantung daya hidupnya.
Vitalisme juga memandang bahwa kehidupan tidak sepenuhnya dijelaskan secara fisika, kimiawi, karena hakikatnya berbeda dengan yang tak hidup. Henry Bergson (1958-1941) menyebutkan Elan Vital. Dikatakan bahwa Elan Vital merupakan sumber dari sebab kerja dan perkembangan dalam alam. Asa hidup ini memimpin dan mengatur gejala hidup dan menyesuaikannya dengan tujuan hidup. Oleh karena itu Vitalisme sering juga dinamakan finalisme.
Baris 61:
Ketika sifat emergent harus dikelompokkan dengan konsep vitalis tradisional merupakan masalah dari kontroversi semantik. Menurut Emmeche et.al.:
Pada sisi lain, banyak ilmuwan dan filsuf meyakini emerjensi sebagai suatu hal yang hanya memiliki status ilmu pengetahuan yang semu. Di sisi lain, pengembangan yang baru dalam bidang fisika, biologi, psikologi, dan bidang multidisiplin lainnya seperti ilmu pengetahuan kognitif, kehidupan palsu, dan pengetahuan mengenai sistem dinamis non-linier telah memfokuskan secara kuat pada level yang lebih tinggi di dalam sifat kolektif dari suatu sistem yang rumit. Yang sering kali dianggap sebagai tiba-tiba, dan kalimatnya sering digunakan untuk mengkarakterisasi sistem.
Emmeche et. al. (1988) mengungkapkan bahwa “terdapat perbedaan yang sangat penting antara vitalis dengan emerjenis: kekuatan kreatif vitalis hanya sesuai pada substansi organik, bukan pada bahan anorganik, Emerjensi merupakan kreasi dari sifat-sifat baru tanpa memandang substansi yang terlibat di dalamnya”. “Asumsi dari ekstra fisik vitalis (kekuatan vital, entelechy, elan vital, dll.) diformulasikan sebagai bentuk umum dari vitalisme, yang seringkalisering kali tidak bisa dijelaskan dengan baik. Hal ini menjadikannya sebagai tranquilizer intelektual atau sedatif verbal, gerah dan terus berkembang pada berbagai arah.
 
Mesmerism (Paham Mesmer)
Baris 104:
Keating juga menyebutkan sudut pandang Skinner’s
Vitalisme memiliki beragam wajah dan menyebar pada berbagai macam area dari penyelidikan sains. Psikolog B.F.Skinner sebagai contoh, menunjuk irasionalitas dari kebiasaan sebagai kekuasaan dan ciri-ciri.
Menurut William, “sekarang, vitalisem merupakan salah satu gagasan yang membentuk dasar bagi semua sistem kesehatan semi-ilmiah yang menyatakan bahwa sakit disebabkan oleh gangguan at ketidak seimbangan dari kekuatan vital pada tubuh.” “Vitalist menyatakan bahwa hal ini ilmiah, faktanya mereka menolak metode ilmiah dengan postulat dasar dari penyebab dan dampak dari pembuktiannya. Mereka seringkalisering kali menganggap bahwa pengalaman subyektif lebih valid daripada kenyataan yang obyektif.
Stenger mengungkapkan kalimat “bioenergetics” diterapkan di biokimia untuk mengukur kesiapan dari pertukaran energi antar organisme, dan antar organisme dengan lingkungannya, yang banyak ditemui pada proses fisika dan kimia pada umumnya. Tetapi tidak pada pikiran para penganut vitalisme baru. Mereka membayangkan bioenergitika sebagai kekuatan yang hidup yang beranjak dari fisika dan kimia reduksionis.
Seperti sebuah kekuatan yang seringkalisering kali dijelaskan sebagai elektromagnetik (EM), meskipun beberapa pembela selalu membandingkan dengan fisika kuantum. Joanne Stefanatos mengemukakan bahwa “Dasar dari energi dalam pengobatan berasal dari fisika kuantum”. Victor Stenger mengajukan beberapa penjelasan mengapa alasan ini salah. Dia menjelaskan bahwa energi yang ada di dalam kekuatan yang diskret disebut quanta. Suatu kekuatan energi terdiri dari masing-masing komponennya dan hanya eksis apabila quanta tersedia. Oleh sebab itu kumpulan energi tidaklah holistik, tetapi lebih kepada sistem dari sebuah bagian diskret yang harus mengikuti hukum fisika. Ini berrti pula bahwa kekuatan energi tidak bersifat spontan. Fakta dari fisika kuantum ini menempatkan suatu batasan pada ketidakterbatasan, dan kumpulan yang terus berlanjut yang digunakan oleh beberapa teoris untuk menjelaskan apa yang disebut “kumpulan energi manusia”. Stenger melanjutkan,penjelasan dari dampak kekuatan elektromagnetik telah diukur oleh fisikawan secara akurat sebagai satu bagian dari milyarandan telah terdapat banyak bukti bahwa organisme hidup memancarkan kekuatan yang unik.
Pendapat para vitalistik telah diidentifikasi dalam teori biologi anak yang naif: “Percobaan terakhir menunjukkan hasil bahwa sebagian besar dari orang yang belum berpendidikan meyakini untuk memilih vitalistik sebagai penjelasan yang paling masuk akal. Vitalisme bersama dengan bentuk lain dari penyebab yang menengah, menghasilkan suatu perangkat yang tidak biasa untu biologi yang naif sebagai pusat pemikiran.
Menurut paham ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia,Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik.Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap binatang dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik.Paham ini pernah dipraktikkan pada zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh.