Iman dalam Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.125.244.207 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 114.124.173.190
Tag: Pengembalian
k bentuk baku
Baris 8:
 
== Perjanjian Baru ==
Kata "iman" ({{lang-en|faith}}), diterjemahkan dari kata Yunani ''πιστις'' (''pi'stis''), utamanya digunakan dalam [[Perjanjian Baru]] dengan [[kala perfek]] Yunani dan diterjemahkan sebagai suatu campuran kata kerja-benda, yang tidak disampaikan secara memadai oleh kata benda Inggris. Bentuk kata kerja dari ''pi'stis'' yaitu ''pisteuo'', yang sering diterjemahkan ke dalam berbagai Perjanjian Baru versi bahasa Inggris sebagai <nowiki>'</nowiki>''believe''<nowiki>'</nowiki> ('percaya'). Bentuk kata sifatnya, ''pistos'', hampir selalu diterjemahkan sebagai <nowiki>'</nowiki>''faithful''<nowiki>'</nowiki> ('beriman'). Para penulis Perjanjian Baru, mengikuti para penerjemah [[Septuaginta]] ([[Perjanjian Lama]] Yunani) menerjemahkan kata-kata dalam kitab suci Ibrani yang berkenaan dengan <nowiki>'</nowiki>''faithfulness''<nowiki>'</nowiki> ('kesetiaan') menggunakan kata-kata gugus-''pi'stis''. Kata-kata gugus-''pi'stis'' dianggap paling tepat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menggunakan sejumlah kata-kata, tergantung pada konteksnya. Dalam Perjanjian Baru maupun teks-teks Yunani lainnya, ''pi'stis'' mendeskripsikan hubungan-hubungan dari <nowiki>'</nowiki>''firmness''<nowiki>'</nowiki> ('keteguhan') yang dapat mengambil bentuknya di antara beragam entitas: orang, tradisi, praktik, kelompok, tujuan, fakta, atau proposisi. Terjemahan bahasa Inggris yang tepat seringkalisering kali terlihat dari hubungan antara dua entitas yang terhubung melalui ''pi'stis''. Kata-kata gugus-''pi'stis'' dalam Perjanjian Baru dengan demikian dapat diartikan sebagai berkaitan dengan gagasan-gagasan kesetiaan, ketaatan, loyalitas, komitmen, kepercayaan, keyakinan, dan bukti. Dikatakan bahwa terjemahan dan interpretasi yang paling tepat dari kata-kata gugus-''pi'stis'' dalam Perjanjian Baru menjadi suatu kontroversi belakangan ini, khususnya menyangkut makna ''pi'stis'' ketika ditujukan pada Yesus.<ref>{{en}} See A. J. Wallace, R. D. Rusk, ''Moral Transformation: The Original Christian Paradigm of Salvation'' (New Zealand: Bridgehead, 2011), pp 120–135 for a more detailed explanation of the different meanings ''pi'stis'' can take.</ref>
 
=== Iman akan Yesus sebagai keyakinan, kepercayaan, dan ketergantungan ===
Dalam tradisi [[Protestan]], iman umumnya dipahami terkait erat dengan gagasan, keyakinan, kepercayaan, dan ketergantungan. Pemahaman ini ditemukan dalam pernyataan-pernyataan doktrinal para Reformis Protestan. Salah satu pernyataan pengakuan iman mereka menjelaskan: "perbuatan-perbuatan yang mendasar dari iman yang menyelamatkan adalah menerima, menyambut, dan bersandar pada [[Solus Christus|Kristus saja]] untuk [[Pembenaran (teologi)|pembenaran]], [[penyucian|pengudusan]], dan [[Kehidupan kekal (Kekristenan)|kehidupan kekal]]."<ref>{{en}} Westminster Confession of 1646 AD, Article XIV, section II.</ref> Mereka mengontraskan iman dengan usaha-usaha manusia untuk melakukan [[perbuatan baik]] sebagai suatu sarana memperoleh pembenaran atau justifikasi.<ref>{{en}} See, for example, Augsburg Confession of 1530 AD, Article IV.</ref> Pemahaman tentang ''iman yang menyelamatkan'' tetap dipegang dalam tradisi Protestan. Iman yang menyelamatkan umumnya dipahami sehubungan dengan keyakinan, kepercayaan, dan ketergantungan pada pribadi Yesus dan karya [[Pendamaian dalam Kekristenan|pendamaian]]-Nya yang terpenuhi melalui kematian-Nya di atas kayu salib.
 
Dalam suatu pengertian yang lebih bersifat keseharian, iman seringkalisering kali dibahas dalam hal meyakini janji-janji Allah, percaya pada kesetiaan-Nya, serta mengandalkan kesetiaan dan karakter Allah untuk bertindak. Namun demikian, banyak kalangan Protestan menekankan bahwa iman yang sejati adalah juga ''bertindak'' atau ''mengambil tindakan'', dan karenanya menghasilkan tindakan atau perilaku yang berbeda serta bukan hanya mencakup keyakinan mental, kepercayaan diri, ataupun [[antinomianisme]] sepenuhnya. Oleh karena itu, memiliki 'iman [yang autentik] di dalam Yesus' umumnya dipahami menyebabkan perubahan-perubahan dalam cara orang hidup dan berpikir. Bagaimanapun, tradisi Protestan berpandangan bahwa [[Etika Kristen|perubahan-perubahan dalam karakter dan tingkah laku]] tersebut tidak mempunyai nilai apapun untuk mendapatkan suatu [[Pengadilan Terakhir|penghakiman terakhir]] yang positif, dan bahwa suatu penghakiman terakhir yang positif tergantung pada iman saja (''[[sola fide]]'').
 
=== Iman akan Yesus sebagai kesetiaan, loyalitas, dan komitmen ===