Dinasti Tang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bentuk baku
Baris 116:
==== Wilayah Turk dan barat ====
[[Berkas:Gilt silver jar with pattern of dancing horses.jpg|jmpl|Guci perak dari masa Dinasti Sang yang berbentuk seperti gaya tas kulit [[nomaden]] utara.{{sfn|Ebrey|1999|p=127}} Guci ini berdekorasi kuda yang sedang menari dengan secangkir wine di mulutnya; kuda-kuda Kaisar Xuanzong dilatih untuk melakukan hal tersebut.{{sfn|Ebrey|1999|p=127}}]]
Dinasti Sui dan Tang telah berhasil melancarkan kampanye militernya terhadap para nomaden. Kebijakan luar negeri Tiongkok di sebelah utara dan barat pada saat itu berkaitan dengan para nomaden [[bangsa Turk|Turk]], yang menjadi kelompok etnis yang paling dominan di Asia Tengah.{{sfn|Ebrey|Walthall|Palais|2006|p=113}}{{sfn|Xue|1992|pp=149–152, 257–264}} Untuk menangani dan menghindari ancaman dari orang-orang Turk, pemerintah Sui memperbaiki benteng-benteng dan menerima misi perdagangan dan pemberian upeti mereka.{{sfn|Ebrey|Walthall|Palais|2006|p=92}} Sui mengirim empat putri kekaisaran untuk menikahi pemimpin klan masing-masing pada tahun 597, 599, 614, dan 617. Pada saat yang sama, Sui memicu permasalahan dan konflik antara berbagai kelompok etnis dengan orang-orang Turk.{{sfn|Benn|2002|pp=2–3}}{{sfn|Cui|2005|pp=655–659}} Semenjak masa Dinasti Sui, orang-orang Turk telah menjadi kekuatan militer yang dimanfaatkan oleh orang Tiongkok. Saat orang-orang [[bangsa Khitan|Khitan]] mulai menyerang Tiongkok timur laut pada tahun 605, seorang jenderal Tiongkok memimpin 20.000 orang Turk untuk melawan mereka, dan membagikan ternak dan perempuan Khitan kepada orang-orang Turk sebagai hadiah.{{sfn|Ebrey|1999|p=111}} Dua kali antara tahun 635 dan 636, putri kekaisaran Tang dinikahkan dengan tentara bayaran atau jenderal Turk yang bekerja untuk Tiongkok.{{sfn|Cui|2005|pp=655–659}} Pada masa Dinasti Tang hingga akhir tahun 755, terdapat kurang lebih sepuluh jenderal Turk yang melayani Tang.{{sfn|Xue|1992|p=788}}{{sfn|Twitchett|2000|p=125}} Walaupun sebagian besar angkatan Tang berasal dari sistem fubing, sebagian besar tentara yang dipimpin oleh jenderal-jenderal Turk adalah tentara non-Tionghoa, dan seringkalisering kali melancarkan kampanye militer di perbatasan barat yang tidak banyak dijaga oleh tentara dari sistem fubing.{{sfn|Liu|2000|pp=85–95}} Beberapa tentara "Turk" merupakan orang Han Tionghoa yang ternomadisasi atau ter[[De-Sinicization|desinisasi]].{{sfn|Gernet|1996|p=248}}
 
Perang saudara di Tiongkok hampir sepenuhnya dipadamkan pada tahun 626, dan pada tahun 628 tuan tanah [[Suku Han|Han]] Tiongkok di [[Gurun Ordos|Ordos]], [[Liang Shidu]], berhasil dikalahkan; setelah konflik internal tersebut selesai, Tang memulai serangan terhadap orang-orang Turk.{{sfn|Xue|1992|pp=226–227}} Pada tahun 630, angkatan bersenjata Tang merebut wilayah Gurun Ordos di provinsi [[Mongolia Dalam]] dan wilayah [[Mongolia]] selatan dari orang-orang Turk.{{sfn|Ebrey|1999|p=111}}{{sfn|Xue|1992|pp=380–386}} Setelah kemenangan ini, Kaisar Taizong memperoleh gelar Khan Agung di antara orang-orang Turk yang menyatakan kesetiannya kepada kaisar dan Tiongkok (dan beberapa orang Turk pergi ke Tiongkok untuk tinggal di Chang'an). Pada 11 Juni 631, Kaisar Taizong juga mengirim utusan yang membawa emas dan kain sutra ke [[Xueyantuo]] untuk meminta pelepasan tawanan-tawanan Tiongkok yang ditangkap di perbatasan utara selama [[transisi dari Sui ke Tang]]; misi ini berhasil membebaskan 80.000 laki-laki dan perempuan Tiongkok.{{sfn|Benn|2002|p=2}}{{sfn|Xue|1992|pp=222–225}}
Baris 243:
{{main|Sastra Tionghoa|Puisi Tang}}
[[Berkas:Li Shiming Fountain Memory.jpg|jmpl|ka|[[Kaligrafi Tionghoa|Kaligrafi]] tertulis [[Kaisar Taizong dari Tang|Kaisar Taizong]] di sebuah [[prasasti]] dari masa Dinasti Tang.]]
Masa Dinasti Tang merupakan [[zaman keemasan]] sastra dan seni Tiongkok. Terdapat kurang lebih 48.900 puisi yang dibuat oleh sekitar 2.200 penulis Tang yang masih bertahan hingga zaman modern.{{sfn|Ebrey|1999|p=120}}{{sfn|Harper|2005|p=33}} Kemampuan dalam menyusun puisi perlu dikuasai oleh mereka yang ingin lulus ujian masuk pegawai negeri,{{sfn|Benn|2002|p=259}} sementara dunia puisi di Tang sendiri sangat kompetitif; sering diadakan pertandingan puisi antara tamu acara perjamuan dan antara orang-orang istana.{{sfn|Benn|2002|p=137}} Gaya puisi yang populer di Tang adalah gaya [[Gushi (puisi)|gushi]] dan [[Shi (puisi)#Jintishi|jintishi]]; penyair ternama yang bergaya gushi adalah [[Li Bai]] (701–762), sementara untuk gaya jintishi yang terkenal adalah [[Wang Wei]] (701–761) dan [[Cui Hao (penyair)|Cui Hao]] (704–754). Puisi bergaya jintishi, atau bait teratur, adalah sejenis [[Stanza (sastra)|stanza]] delapan baris atau tujuh [[karakter Tionghoa|karakter]] per baris dengan pola nada tetap yang harus berlawanan dengan bait kedua atau ketiga (perbedaan nada ini seringkalisering kali tidak dapat diterjemahkan ke bahasa lain).{{sfn|Ebrey|Walthall|Palais|2006|p=102}} Puisi Tang tetap populer pada masa Dinasti Song, dan banyak puisi yang meniru gaya puisi Tang; pada periode tersebut, Yan Yu (嚴羽; aktif 1194–1245) adalah orang pertama yang menganggap pada masa Tang Tinggi (c. 713–766) sebagai tradisi puisi klasik. Yan Yu sangat megagumi [[Du Fu]] (712–770) di antara penyair Tang lainnya, sementara pada masanya Du Fu dianggap oleh rekan sejawatnya sebagai seorang pemberontak anti-tradisional.{{sfn|Yu|1998|p=75-76}}
 
[[Pergerakan Prosa Klasik]] dipicu oleh tulisan-tulisan [[Liu Zongyuan]] (773–819) dan [[Han Yu]] (768–824). Gaya prosa baru ini berbeda dengan tradisi puisi 'piantiwen' yang berasal dari masa Dinasti Han. Walaupun penulis dari Pergerakan Prosa Klasik meniru 'piantiwen', mereka mengkritiknya karena isinya yang samar-samar dan tidak menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga Pergerakan Prosa Klasik memusatkan perhatian pada kejelasan dan ketelitian tulisan mereka.{{sfn|Ebrey|Walthall|Palais|2006|p=106}} Gaya ''guwen'' (prosa kuno) ini dapat ditilik kembali ke Han Yu, dan akan dikaitkan dengan [[Neo-Konfusianisme]] yang [[ortodoks]].{{sfn|Huters|1987|p=52}}
 
Cerita pendek juga populer pada masa Dinasti Tang, seperti ''Biografi Yingying'' oleh [[Yuan Zhen]] (779–831) yang tersebar luas pada masa hidupnya dan kemudian dijadikan [[opera Tiongkok]] pada masa [[Dinasti Yuan]] (1279–1368).{{sfn|Ebrey|Walthall|Palais|2006|pp=104–105}}{{sfn|Wong|1979|p=97}} Timothy C. Wong menempatkan kisah ini dalam konteks kisah cinta Tang yang lebih luas, yang seringkalisering kali memiliki alur cerita tentang hasrat, tekanan masyarakat yang mengharuskan seseorang untuk meninggalkan cinta, yang diikuti oleh rasa pilu.{{sfn|Wong|1979|pp=95–100}} Wong menyatakan bahwa dalam alur cerita ini, tidak terdapat tema 'janji yang tak akan pernah mati' dan 'komitmen sepenuhnya terhadap cinta' yang biasanya ditemui dalam romansa-romansa Barat seperti ''[[Romeo dan Juliet]]''; namun, nilai tradisional Tiongkok tentang ketakterpisahan seseorang dari lingkungannya (termasuk masyarakat) dijadikan alat untuk membuat romansa dalam cerita.{{sfn|Wong|1979|pp=98–99}}
 
[[Berkas:Xi'anwildgoosepagoda2.JPG|jmpl|kiri|[[Pagoda Angsa Liar Kecil]], dibangun pada tahun 709, terletak di dekat Kuil Dajianfu di Chang'an, tempat para biksu dari India dan tempat lain datang untuk menerjemahkan teks-teks berbahasa [[Sansekerta]] ke dalam [[bahasa Tionghoa|bahasa Mandarin]].{{sfn|Kiang|1999|p=12}}]]
Baris 332:
[[Berkas:Plat à offrandes Chine Musée Guimet 2418 1.jpg|jmpl|kiri|Piring keramik dengan "tiga warna" ([[sancai]]) dari abad ke-8.]]
 
Orang-orang Tiongkok pada masa Dinasti Tang menggunakan rumus-rumus kimia yang kompleks untuk berbagai macam tujuan, seringkalisering kali melalui percobaan [[alkimia]]. Salah satunya adalah krim atau [[pernis]] tahan air dan antidebu untuk pakaian dan senjata, semen tahan api untuk kaca dan porselen, krim tahan air untuk pakaian sutra para penyelam, krim untuk memoles kaca perunggu, dan rumus-rumus lainnya.{{sfn|Needham|1986e|p=452}} Keramik [[porselen]] sendiri diciptakan di Tiongkok pada masa Dinasti Tang, walaupun sebelumnya sudah ada berbagai macam keramik berlapis glazur.{{sfn|Adshead|2004|p=80}}{{sfn|Wood|1999|p=49}}
 
Semenjak masa [[Dinasti Han]] (202 SM – 220 M), orang Tiongkok telah menggali [[lubang bor]] yang dalam untuk mengangkut gas alam dari pipa-pipa bambu ke sebuah tungku, dan di tungku tersebut air garam direbus di dalam sebuah panci yang terbuat dari [[besi cor]] untuk mengekstrak garam.{{sfn|Temple|1986|pp=78–79}} Pada masa Dinasti Tang, seorang pewarta dari provinsi Sichuan melaporkan bahwa di salah satu 'sumur api' sedalam 182 m, gas alam dimasukkan ke dalam tabung bambu; tabung tersebut masih dapat menghasilkan api setelah dibawa sejauh lusinan kilometer.{{sfn|Temple|1986|pp=79–80}} Pada dasarnya tabung ini merupakan tabung gas pertama; Robert Temple mengasumsikan bahwa tabung ini menggunakan semacam sumbat.{{sfn|Temple|1986|pp=79–80}}