Heraldik gerejawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bentuk baku
Baris 13:
[[Heraldik]] berkembang di Eropa pada [[Abad Pertengahan]] sejak penghujung abad ke-11, mula-mula sebagai suatu tatanan dalam pembuatan lencana pribadi di kalangan pejuang, yang antara lain digunakan sebagai tanda pengenal di medan tempur. Tanda pengenal yang sama juga diukirkan pada [[cap]] untuk menandai dokumen-dokumen. Cap-cap perdana memuat ukiran sosok pemiliknya bersama perisai bergambar tanda pengenalnya.<ref>Williamson, ''Debrett's Guide'', hlm. 14.</ref> Seiring berlalunya waktu, ukiran pada cap diserhanakan sehingga menyisakan bagian perisainya saja.
 
Gereja juga mengenali asal-usul serta kepemilikan dokumen dan bangunan melalui meterai. Meterai gerejawi lazimnya berbentuk oval bersudut yang disebut ''vesica'', berbeda dari meterai bundar yang digunakan di lingkungan sekuler.<ref name="CathEncyEcclesiasticalHeraldry">{{CathEncy | wstitle=Ecclesiastical Heraldry | short=yes}}</ref> [[Edward I dari Inggris|Raja Inggris, Edward I]], memaklumkan pada tahun 1307 bahwa semua dokumen yang sah wajib bermeterai.{{sfn|Rogers|1956|p=134}} Meterai-meterai gerejawi mula-mula bergambar orang, tetapi dengan berubahnya gambar pada meterai-meterai sekuler menjadi gambar perisai saja, kaum rohaniwan ikut pula menggunakan meterai yang bergambar tanda-tanda pengenal.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|pp=223–224}} Cap-cap pribadi para uskup dan para [[abbas|abas]] tetap dipergunakan setelah mereka wafat, sehingga lambat laun berubah fungsi menjadi cap-cap impersonal.{{sfn|Rogers|1956|p=134}} Kaum rohaniwan cenderung menggantikan gambar perlengkapan militer dengan gambar perlengkapan rohaniwan. Gambar perisai tetap dipertahankan, tetapi gambar ketopong dan [[mahkota ningrat]] seringkalisering kali diganti dengan gambar topi gerejawi. Beberapa lambang kebesaran rohaniwan menampilkan gambar [[tengkorak manusia]] sebagai ganti gambar ketopong.<ref>Neubecker, ''Heraldry'', hlm. 237.</ref>
 
Struktur heraldik gerejawi sangat berkembang pada abad ke-17, ketika kaidah penggunaan gambar topi gerejawi, yang dipercaya sebagai buah pemikiran Pierre Palliot, mulai digunakan.<ref name="Aspects of Heraldry">Selvester, [http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html Aspects of Heraldry] {{webarchive|url=https://archive.is/20060827045955/http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html |date=2006-08-27 }}.</ref> Keseluruhan tatanan tanda-tanda pengenal di sekitar perisai diatur di lingkungan Gereja Katolik lewat surat [[Paus Pius X]] yang bertajuk ''Inter multiplices curas'', tertanggal 21 Februari 1905, sementara susunan gambar pada perisai itu sendiri diatur oleh Komisi Heraldik [[Kuria Romawi|Kuria Roma]] sampai jawatan ini dihapuskan oleh [[Paus Yohanes XXIII]] pada tahun 1960.<ref>Noonan, ''The Church Visible'', hlm. 188.</ref> Selepas tahun 1969, ''[[Annuario Pontificio]]'' tidak lagi memuat lambang-lambang kebesaran para kardinal dan paus-paus terdahulu. Kelaziman internasional dan undang-undang nasional membatasi aspek-aspek heraldik gerejawi, tetapi susunan gambar pada perisai kini lebih banyak mengikuti arahan para ahli. Uskup Agung [[Bruno Heim]], salah seorang perancang lambang kebesaran gerejawi yang terkemuka, mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
 
{{quote|Heraldik gerejawi tidak semata-mata ditentukan oleh pertimbangan heraldik, tetapi juga oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan [[doktrin]], [[liturgi]], dan [[hukum kanon]]. Lambang-lambang kebesaran yang dihasilkan oleh heraldik gerejawi tidak semata-mata menunjukkan keikutsertaan dalam keanggotaan lembaga gerejawi tertentu tetapi menunjukkan pula jabatan penyandangnya .... Dalam pandangan Gereja, sudah cukup kiranya Gereja menentukan siapa saja yang berhak menyandang lambang kebesaran serta syarat-syarat yang harus dijadikan pedoman dalam menambahkan atau mencopot berbagai macam tanda pengenal... Rancangan lambang kebesaran [[prelatus|petinggi Gereja]] seringkalisering kali melanggar banyak sekali aturan heraldik, sehingga menyimpang dari selera yang bagus.{{sfn|Heim|1978|pp=43–45}}}}
 
[[Berkas:Arms of Church of the Good Shepherd (Rosemont, Pennsylvania).jpg|jmpl|ka|135px|[[Mawar Merah Lancaster]] pada lambang kebesaran Gereja Gembala Baik, milik jemaat Katolik-Anglikan di [[Rosemont, Pennsylvania]]]]
 
Tatanan heraldik yang serupa di lingkungan [[Gereja Inggris]] disetujui pada tahun 1976,{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|pp=225–226}} sementara kaidah-kaidah heraldik [[Kekristenan Timur|Kristen Timur]] tidak mengalami banyak perkembangan. Lambang-lambang kebesaran sekuler khas Dunia Kristen Timur kerap menampilkan gambar sebuah perisai berlatar mantel dan bertajuk mahkota. Lambang kebesaran rohaniwan Kristen Timur seringkalisering kali menggunakan tatanan semacam ini, dan mengganti gambar mahkota dengan gambar tutup kepala yang mereka gunakan dalam ibadat.
 
Lambang kebesaran sekarang ini lebih lazim digunakan di lingkungan Gereja untuk menandai dokumen-dokumen. Lambang kebesaran seorang uskup Katolik Roma dulunya dilukis pada tahang-tahang anggur mini dan dipersembahkan dalam upacara penahbisannya.{{sfn|Rogers|1956|p=133}}{{sfn|Heim|1978|p=115}} Para Kardinal dapat memajang lambang kebesaran pada sisi luar dari dinding gereja tituler mereka di kota Roma.<ref>[http://www.fiu.edu/~mirandas/instruction69.htm "Petunjuk"], 1969, n.28–29.</ref> Lambang-lambang kebesaran impersonal kerap digunakan sebagai panji-panji sekolah atau panji-panji paguyuban keagamaan.
Baris 34:
Kaidah pertama heraldik adalah [[kaidah pulasan]], yakni "warna pantang menindih warna, logam pantang menindih logam."{{sfn|Heim|1978|p=9}} Pulasan logam dalam heraldik adalah [[emas (heraldik)|emas]] dan [[perak (heraldik)|perak]], yang biasanya diwakili oleh warna kuning dan putih, sementara pulasan warna dalam heraldik adalah merah, hijau, biru, ungu, dan hitam. Pulasan heraldik bertujuan membuat lambang kebesaran dapat dikenali dari jarak jauh (dalam pertempuran), sehingga pulasan logam cerah yang tampak mencolok bersanding pulasan warna gelap merupakan pulasan heraldik yang diidamkan. Prinsip yang sama juga tampak dalam ketentuan warna [[pelat nomor|pelat nomor kendaraan]].
 
Kaidah pulasan ini seringkalisering kali dilanggar dalam pembuatan lambang-lambang kebesaran gerejawi, misalnya bendera dan lambang negara [[Kota Vatikan]] yang menyandingkan warna kuning (pulasan logam emas) dan warna putih (pulasan logam perak). Dalam tradisi [[Ritus Bizantium|Bizantin]], warna mengandung makna mistik. Karena emas dan perak mengandung makna keluhuran dan kebesaran, maka keduanya seringkalisering kali disandingkan sekalipun bertentangan dengan kaidah pulasan.{{sfn|Heim|1978|p=102}}
 
=== Gabungan lambang kebesaran ===
Baris 51:
[[Berkas:Zen motto.jpg|jmpl|kiri|Lambang kebesaran [[Keuskupan Hong Kong|Uskup Hong Kong]], [[Joseph Kardinal Zen|Joseph Zen]], sebelum menjadi kardinal, dihiasi semboyan, [[Salib Kristen#Bentuk Salib|salib Latin]], dan galero lembayung]]
 
Topi gerejawi adalah bagian khas dari kelengkapan lambang kebesaran seorang rohaniwan Katolik Roma. Topi yang disebut [[galero]] ini mula-mula adalah tudung kepala para peziarah seperti sombrero. Topi gerejawi berwarna merah dianugerahkan kepada para kardinal oleh [[Paus Inosensius IV]] dalam [[Konsili Lyon I]] pada abad ke- 13, dan nyaris langsung dimasukkan ke dalam khazanah heraldik. Galero dalam berbagai warna dan bentuk dijadikan salah satu tanda pengenal heraldik semenjak ditampilkan pada gambar lambang-lambang kebesaran para uskup pada abad ke-16. Pada abad ke- 19, galero sudah dianggap sebagai tanda pengenal khas "Katolik" dalam ruang lingkup heraldik,<ref>Selvester, [http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html name="Aspects of Heraldry] {{webarchive|url=https://archive.is/20060827045955/http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html |date=2006-08-27 }}.<"/ref> tetapi Register Umum Lambang Kebesaran di Skotlandia menunjukkan bahwa gambar topi berkupel rendah dan berpinggiran lebar ini digunakan sebagai tanda pengenal pada lambang kebesaran rohaniwan Gereja Katolik Roma maupun rohaniwan Gereja Presbiterian Skotlandia dan rohaniwan Gereja Episkopal Anglikan. Galero dihiasi dengan tasel sebagai petunjuk tinggi rendahnya jabatan rohaniwan yang bersangkutan dalam jenjang hierarki. Jumlah tasel mulai dianggap penting sejak abad ke-16, dan arti jumlah tasel dibakukan untuk kalangan rohaniwan Katolik pada tahun 1832.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|pp=226–227}} Galero uskup berwarna hijau dan dihiasi sepasang rangkaian enam buah tasel. Warna hijau untuk galero uskup ini bercikal bakal dari warna topi yang dulu lazim dikenakan oleh para uskup di [[Gereja Katolik Roma di Spanyol|Spanyol]].{{sfn|Heim|1978|p=69}} Jabatan [[abas teritorial]] setingkat dengan jabatan uskup, sehingga galeronya sama persis dengan galero uskup. Galero [[uskup agung]] juga berwarna hijau, tetapi dihiasi sepasang rangkaian sepuluh buah tasel. Galero [[Gereja Katolik Roma di Swiss|para uskup di Swiss]] dulunya dihiasi sepasang rangkaian sepuluh buah tasel seperti galero uskup agung, karena mereka mereka berada di bawah yurisdiksi langsung Takhta Suci, dan bukan bagian dari suatu [[provinsi gerejawi|provinsi]] keuskupan agung.{{sfn|Heim|1978|p=95}} Galero para [[patriark|batrik]] dan kardinal dihiasi sepasang rangkaian lima belas buah tasel. Galero kardinal berwarna merah atau kirmizi, sementara galero batrik yang tidak berpangkat kardinal tetap berwarna hijau, tetapi jumbai-jumbai hijau pada taselnya diselang-selingi dengan benang emas.<ref name="CathEncyEcclesiasticalHeraldry"/> [[primat (uskup)|Para primat]] boleh menggunakan hiasan luar yang sama seperti yang digunakan para batrik.{{sfn|Heim|1978|p=107}}<ref>Lartigue, ''Dictionnaire & Armorial'', berisi contoh-contoh lambang kebesaran uskup agung abad ke- 19 yang dihiasi sepasang rangkaian 30 buah tasel, misalnya Lyonnet (hlm. 236b), De Breil (hlm. 134b), Forcade (hlm. 150b), Fruchaud (hlm. 172a).</ref>
 
Gambar galero dalam lambang kebesaran dapat saja berbeda-beda, tergantung cita rasa seniman yang membuatnya. Kupel topi boleh dibuat datar seperti peci maupun melengkung seperti kubah. Kadang-kadang tepian topi dibuat tidak terlampau lebar dan dipadukan dengan kupel cembung, sehingga bentuknya menyerupai sebuah ''[[cappello romano]]'' (cepiau Romawi) yang dihiasi sepasang rangkaian tasel. Gambar topi seperti ini tetap disebut galero dalam ruang lingkup heraldik. Tasel-taselnya dapat diwakili oleh gambar simpul-simpul tali.
Baris 70:
Pada abad ke-15, salib berpalang ganda mulai terlihat pada lambang-lambang kebesaran para uskup agung, sesuai dengan ragam salib prosesi yang melambangkan yurisdiksi mereka.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|p=227}}<ref>{{CathEncy | wstitle=Processional Cross | short=yes}}</ref> Kecuali para kardinal anggota [[Kuria Romawi|Kuria Roma]], kebanyakan kardinal adalah pemimpin keuskupan agung dan menampilkan [[salib uskup agung]] pada lambang-lambang kebesaran mereka. Kardinal-kardinal selebihnya menampilkan salib Latin yang sederhana,<ref>Noonan, ''The Church Visible'', hlm. 191–192,194.</ref> sebagaimana yang tampak pada lambang kebesaran Kardinal [[Joseph Zen]], [[Keuskupan Hong Kong|Uskup Emeritus Hong Kong]], karena Hong Kong bukanlah sebuah keuskupan agung.
 
Sekarang ini semua kardinal wajib berstatus uskup, tetapi imam-imam yang dilantik menjadi kardinal ketika sudah berusia lanjut seringkalisering kali mengajukan petisi kepada Sri Paus agar dikecualikan dari aturan ini. [[Bruno Heim]] mengemukakan bahwa lantaran salib adalah salah satu tanda pengenal heraldik khusus uskup, maka para kardinal yang bukan uskup tidak menggunakannya.{{sfn|Heim|1978|p=74}}<ref>Selvester, [http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html name="Aspects of Heraldry] {{webarchive|url=https:"//archive.is/20060827045955/http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html |date=2006-08-27 }}.</ref> Contoh-contoh terkenal dari kardinal yang bukan uskup adalah Kardinal [[Albert Vanhoye]] dan Kardinal [[Avery Dulles]]. Lambang kebesaran Kardinal Avery Dulles menampilkan gambar salib.<ref>[http://www.fordham.edu/dulles Avery Kardinal Dulles, SJ] di [[Universitas Fordham]].</ref>
 
=== Mitra dan palium ===
Baris 85:
{{double image|right|Franz Christoph von Hutten Wappen.jpg|150|Coat of arms of the Diocese of Cubao - Based on 10th Anniversary.svg|150|Kiri: Lambang kebesaran [[:de:Franz Christoph von Hutten|Franz Christoph von Hutten]], abad ke-18, dihiasi mitra, tongkat gembala, dan pedang{{pb}}Kanan: Perkiraan lambang kebesaran [[Keuskupan Cubao]], menampilkan [[mitra (pakaian)|mitra]], [[tongkat gembala]], dan [[salib]]}}
 
[[Tongkat gembala]] ditampilkan pada lambang kebesaran sebagai lambang yurisdiksi uskup, abas, abdis, dan kardinal, termasuk kardinal yang bukan uskup. Tongkat gembala seorang uskup menghadap ke sebelah kanan, sementara tongkat gembala seorang abas atau abdis seringkalisering kali menghadap ke sebelah kiri atau menghadap mitra, namun tatanan semacam ini masih diperdebatkan dan bukan aturan yang baku.<ref>Fox-Davies, ''A Complete Guide to Heraldry'', hlm. 466</ref>{{sfn|Heim|1978|p=67}} Pada tahun 1659, [[Paus Aleksander VII]] menetapkan bahwa gambar tongkat gembala para abas harus disertai gambar sehelai [[sudarium]] atau kain selubung, tetapi aturan ini bukan suatu kelaziman dalam tatanan heraldik Inggris.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|p=228}} Gambar kain selubung ini dimunculkan karena para abas tidak mengenakan sarung tangan seperti para uskup manakala memegang tongkat gembala.<ref>Selvester, [http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html name="Aspects of Heraldry] {{webarchive|url=https:"//archive.is/20060827045955/http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html |date=2006-08-27 }}.</ref> Karena memiliki makna heraldik yang sama dengan salib,{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|p=226}} tongkat gembala ditiadakan dari lambang kebesaran para kardinal dan para uskup oleh Gereja Katolik pada tahun 1969, dan kini hanya ditampilkan pada beberapa lambang kebesaran korporat, lambang-lambang kebesaran para abas, dan beberapa lambang kebesaran para abdis.<ref>Noonan, ''The Church Visible'', hlm. 191.</ref> Dalam tatanan heraldik Inggris dan gereja-gereja Anglikan, dua tongkat gembala yang silang-menyilang seringkalisering kali ditampilkan di belakang perisai.<ref>[http://www.britannica.com/eb/article-9031885 "Ecclesiastical Heraldry"], ''Encyclopædia Britannica''; Fox-Davies, ''A Complete Guide to Heraldry'', hlm. 468.</ref>{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|p=224}} Di lingkungan [[Gereja Swedia]] yang bermazhab Lutheran, tongkat gembala ditampilkan pada lambang kebesaran seorang uskup selama yang bersangkutan masih menjabat, dan dihilangkan bilamana yang bersangkutan telah pensiun.
 
Gambar ''bourdon'' atau tongkat berhulu bonggol ditampilkan di belakang lambang kebesaran sejumlah prior dan priores, sebagai tanda pengenal jabatan mereka, sama seperti fungsi gambar tongkat gembala.{{sfn|Heim|1978|pp=74–75}}<ref>[http://www.catholic-forum.com/saints/ncd03889.htm "Ecclesiastical Heraldry"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071017012143/http://catholic-forum.com/saints/ncd03889.htm |date=2007-10-17 }} ''New Catholic Dictionary'' (1910).</ref> Sejak abad ke-15, lambang-lambang kebesaran para [[prior]] dihiasi gambar seutas pita mengelilingi perisai,<ref>von Volborth, ''Heraldry of the World'', hlm. 169.</ref> tetapi kini seringkalisering kali diganti dengan gambar seuntai [[rosario]].<ref>von Volborth, ''Heraldry of the World'', hlm. 175.</ref>
 
=== Mantel ===
Baris 119:
Mula-mula [[umbraculum|''ombrellino'']] adalah kanopi atau payung prosesi bergaris-garis merah dan emas yang didapati sudah digambarkan dalam wujud yang demikian sejak abad ke-12.<ref>Galbreath, ''Papal Heraldry'', hlm. 27.</ref> ''Ombrellino'' tertua dalam heraldik adalah gambar ''ombrellino'' di atas perisai lambang kebesaran [[Paus Martinus V]] dari era 1420-an. ''Ombrellino'' lebih lazim ditampilkan bersama sepasang anak kunci. Kombinasi semacam ini pertama kali direka pada masa jabatan [[Paus Aleksander VI]].<ref>Galbreath, ''Papal Heraldry'', hlm. 31.</ref> Gabungan dua tanda pengenal ini dijadikan lambang kekuasaan pemerintah sementara Kota Vatikan di sela masa jabatan dua orang paus, manakala kardinal [[Camerlengo|kamerlenggo]] menjalankan pemerintahan selaku penjabat kepala negara. Tanda pengenal ini pertama kali muncul bersama lambang kebesaran pribadi seorang kardinal pada kepingan uang logam yang dicetak atas perintah Kamerlenggo Kardinal Armellini, penjabat kepala negara Kota Vatikan selama masa ''interregnum'' tahun 1521. Pada abad ke-17 dan ke-18, tanda pengenal ini muncul pada kepingan uang logam yang dicetak ''[[sede vacante]]'' oleh para legatus Sri Paus, serta pada kepingan uang logam yang dicetak pada tahun 1746 dan 1771 selagi seorang paus masih menjabat.<ref>Galbreath, ''Papal Heraldry'', hlm. 34.</ref> ''Ombrellino'' muncul pada lambang kebesaran [[basilika|basilika-basilika]] sejak abad ke-16, bersama dengan hiasan-hiasan untuk basilika-basilika besar. Jika muncul pada lambang kebesaran pusaka keluarga, maka gambar ''ombrellino'' menandakan bahwa pernah ada anggota keluarga ini yang menjadi paus.<ref>von Volborth, ''Heraldry of the World'', hlm. 172.</ref>
 
[[Lambang Sri Paus|Lambang kebesaran Sri Paus]] seringkalisering kali dihiasi gambar [[malaikat|malaikat-malaikat]] sebagai [[penopang (heraldik)|penopang]].<ref>[[:Commons:Category:Dizionario araldico ufficiale italiano|''Vocabolario Araldico Ufficiale della Consulta Araldica'']] (1907), gambar [[:File:Araldiz Manno 384.png|384]] dan [[:File:Araldiz Manno 420.png|420]].</ref> Lambang kebesaran rohaniwan Katolik lain dan rohaniwan Anglikan tidak dihiasi gambar penopang, kecuali jika gambar penopang diterima sebagai tanda penghargaan, atau jika lambang kebesaran pusaka keluarganya memang memiliki gambar penopang.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|p=224}}<ref name="CathEncyEcclesiasticalHeraldry"/> Sejumlah lambang kebesaran katedral menampilkan gambar sebuah kursi (''[[cathedra]]'') sebagai penopang tunggal.<ref>Lihat lambang kebesaran [https://wayback.archive-it.org/all/20090908173201/http://www.gg.ca/heraldry/pub-reg/project-pic.asp?lang=e&ProjectID=582&ProjectElementID=2051 Katedral St. Paul].</ref>
 
== Tanda pengenal kesatria ==
Baris 188:
 
{{heraldik}}
 
 
{{DEFAULTSORT:Heraldik gerejawi}}