Daftar Kaisar Dinasti Han: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Pranala luar: penghapusan templat daftar pilihan using AWB
k bentuk baku
 
Baris 21:
Pemakaian nama era resmi diadopsi pada masa pemerintahan [[Kaisar Wu dari Han]] (memerintah 141–87 SM), sehingga asal muasalnya dapat ditelaah lebih lanjut. Metode tertua dari tahun-tahun pencatatan—yang telah ada sejak zaman Shang—menjadikan tahun pertama dari masa pemerintahan seorang penguasa sebagai tahun satu.<ref>Wilkinson (1998), 176.</ref> Saat seorang kaisar wafat, tahun pertama dari masa pemerintahan baru akan dimulai.<ref>Wilkinson (1998), 176–177.</ref> Sistem ini diubah pada abad ke-4 SM saat tahun pertama masa pemerintahan baru tak dimulai sampai hari pertama [[Tahun Baru Imlek]] setelah seorang penguasa wafat.<ref name="wilkinson 1998 177">Wilkinson (1998), 177.</ref> Saat Adipati [[Huiwen dari Qin]] memegang gelar raja pada 324 SM, ia mengubah menghitungan tahun dari masa pemerintahannya kembali ke tahun pertama.<ref name="wilkinson 1998 177"/> Untuk [[kalender Tionghoa|kalender]] yang baru diadopsi pada 163 SM, [[Kaisar Wen dari Han]] (memerintah 180–157 SM) juga merancang penghitungan tahun dari masa pemerintahannya kembali ke permulaan.<ref name="wilkinson 1998 177 sato 1991 278">Wilkinson (1998), 177; Sato (1991), 278.</ref>
 
Sejak angka enam dianggap angka keberuntungan, para Kaisar Han, Jing dan Wu mengubah penghitungan tahun masa pemerintahan mereka kembali ke permulaan setiap enam tahun.<ref name="wilkinson 1998 177 sato 1991 278"/> Sejak setiap periode enam tahun secara siksesif ditandai sebagai ''yuannian'' (元年), ''eryuan'' (二元), ''sanyuan'' (三元), dan seterusnya, sistem tersebut dianggap terlalu rancu saat masa tersebut mencapai periode kelima ''wuyuan sannian'' (五元三年) pada 114 SM.<ref name="wilkinson 1998 177 178 sato 1991 278">Wilkinson (1998), 177–178; Sato (1991), 278.</ref> Pada tahun tersebut, pihak pemerintah menyarankan agar pemerintah Han secara retrospektif mengganti setiap "permulaan" dengan karakter-karakter baru, sebuah reformasi yang Kaisar Wu terima pada 110&nbsp;SM.<ref name="wilkinson 1998 177 178 sato 1991 278 279">Wilkinson (1998), 177–178; Sato (1991), 278–279.</ref> Sejak Kaisar Wu menampilkan pemujaan keagamaan ''feng'' (封) di [[Gunung Taishan]], ia menamakan era baru ''yuanfeng'' (元封). Peristiwa tersebut dianggap sebagai pendirian nama-nama era resmi dalam sejarah Tiongkok.<ref name="wilkinson 1998 178 sato 1991 278">Wilkinson (1998), 178; Sato (1991), 278–279.</ref> Kaisar Wu mengubah nama era lebih dari sekali saat ia mendirikan kalender 'Permulaan Besar' (太初 ''Taichu'') pada 104 SM.<ref name="wilkinson 1998 178">Wilkinson (1998), 178.</ref> Dari titik ini sampai akhir Han Barat, pemerintahan mendirikan nama era baru setiap empat tahun masa pemerintahan kaisar. Pada zaman Han Timur, tak ada set interval untuk pendirian nama era baru, yang seringkalisering kali diperkenalkan untuk alasan politik dan menselebrasikan peristiwa-peristiwa menonjol.<ref name="wilkinson 1998 178"/>
 
== Wali raja dan janda permaisuri ==
 
[[Berkas:Story of Jin Midi.JPG|jmpl|lurus|''Cerita [[Jin Midi]]''. [[Kuil-kuil Wu Liang]], Jiaxiang, provinsi Shandong, Tiongkok, abad ke-2 Masehi; sebuah tinta disematkan pada sebuah [[relief]] yang diukir batu dari Han Timur]]
Berkali-kali, khususnya saat kaisar bayi menempati takhta, seorang [[wali raja]], seringkalisering kali [[janda permaisuri]] atau salah satu kerabat laki-lakinya, akan memegang tugas-tugas kaisar sampai kaisar tersebut mencapai usia mayoritasnya. Terkadang, faksi janda permaisuri—[[klan permaisuri]]—dilengserkan dalam sebuah [[kudeta]]. Contohnya, [[Permaisuri Lü Zhi]] (w. 180 SM) menjadi penguasa ''de facto'' dari pemerintahan pada masa jabatan kaisar cilik [[Liu Gong|Qianshao]] (memerintah 188–184 SM) dan [[Kaisar Houshao dari Han|Houshao]] (memerintah 184–180 SM).<ref>Loewe (1986), 135; Hansen (2000), 115–116.</ref> Faksinya dilengserkan saat [[Gangguan Klan Lü]] pada 180 SM dan Liu Heng diangkat menjadi kaisar (secara anumerta dikenal sebagai Kaisar Wen).<ref>Loewe (1986), 136–137; Torday (1997), 78.</ref> Sebelum Kaisar Wu wafat pada 87 SM, ia telah membagikan kekuasaan pemerintahan sebagai wali raja atas penerusnya [[Kaisar Zhao dari Han]] (memerintah 87–74 SM) kepada [[Huo Guang]] (w. 68 SM), [[Jin Midi]] (w. 86 SM), dan Shangguan Jie (上官桀)(w. 80 SM). Huo Guang dan Shangguan Jie sama-sama adalah kakek dari [[Janda Permaisuri Besar Shangguan|Permaisuri Shangguan]] (w. 37 SM), istri Kaisar Zhao, sementara Jin Midi yang beretnis [[Xiongnu]] merupakan mantan budak yang telah bekerja dalam kestabilan kekaisaran. Setelah Jin wafat dan Shangguan dieksekusi atas tuduhan pengkhianatan, Huo Guang menjadi wali raja pemerintahan tunggal. Setelah kematiannya, faksi keluarga Huo dilengserkan oleh [[Kaisar Xuan dari Han]] (memerintah 74–49 SM), yang melakukannya karena Huo Guang meracuni istrinya [[Permaisuri Xu Pingjun]] (w. 71 SM) agar ia dapat menikahi putri Huo [[Permaisuri Huo Chengjun]] (w. 54 SM).<ref>Loewe (1986), 174–187; Huang (1988), 44–46.</ref>
 
Karena wali raja dan janda permaisuri tak resmi dihitung sebagai kaisar dinasti Han, mereka dikecualikan dari daftar kaisar di bawah ini.