Lamtoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 16233161 oleh Mulyo777 (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 128:
Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30&nbsp;°C); ketinggian di atas 1000 m dpl dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman ini cukup tahan kering dan bisa ditanam di mana-mana,<ref name=SayurSwadaya>Soeseno, Slamet (1985). ''Sayur-Mayur Karang Gizi''. hal.35-36. [[Jakarta]]:Penebar Swadaya.</ref> termasuk di wilayah dengan curah hujan antara 650—3.000&nbsp;mm (optimal 800—1.500&nbsp;mm) pertahun. Namun, tumbuhan ini tidak dapat tumbuh dalam genangan air.<ref name=agpc_5556/>
 
Bisa ditanam dalam keadaan [[tanah]] apa saja, mudah beradaptasi dengan iklim setempat, tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan biji<ref name=Kanisius/> yang sudah tua,<ref name=Iptek/>{{efn|Menurut sumber dari [[LIPI]], untuk mempercepat perkecambahan biji lamtoro (di sumber LIPI malah disebut mlanding), biji direndam terlebih dahulu di air panas (80&nbsp;°C) selama 2-3 menit sebelum disemaikan.<ref name=PekaranganBP/>}} setek batang,<ref name=Iptek/><ref name=SayurSwadaya/> dan dengan pemindahan anakan. Karena mudah bertumbuh, di banyak tempat lamtoro seringkalisering kali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah tumbuh; setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam jumlah banyak.<ref name=icraf_1069/><ref name=Kanisius/><ref>Kuo, Y.L. 2003. [http://www.agnet.org/library/eb/541/ ''Ecological Characteristics of Three Invasive Plants (''Leucaena Leucocephala, Mikania Micrantha'', and ''Stachytarpheta Urticaefolia'') in Southern Taiwan.''] Food and Fertilizer Technology Center (FFTC)</ref>
 
Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi lamtoro teristimewa rentan terhadap serangan hama [[kutu loncat]] (''Heteropsylla cubana'') dan hama wereng. Serangan hama wereng pernah hampir memusnahkan lamtoro.<ref name=Iptek>{{cite web |url=http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=146 |title=Lamtoro |publisher=IPTEKnet |accessdate=6 April 2013}}</ref> Selain itu, serangan hama kutu loncat di Indonesia pada akhir tahun 1980-an telah mengakibatkan habisnya jenis lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat.<ref name=nfta_97-06/> Catatan lain mengatakan bahwa lamtoro gung/petai cina ini masuk ke Indonesia setelah [[lamtoro biasa]] (''Leucaena diversifolia'') diserang oleh [[kutu loncat]] di [[Indonesia]] pada tahun 1980-an.<ref name="Kanisius">Purwanto, Iman (2007) [1996]. [http://books.google.co.id/books?id=JTc289KlVYoC ''Mengenal Lebih Dekat Leguminosaseae'']. hal.84, 86, & 88. [[Yogyakarta]]:Kanisius. ISBN 979-21-1470-X.</ref>