Umlaut dalam bahasa Jermanik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
k Deskripsi: bentuk baku
Baris 13:
Umlaut dalam bahasa Jermanik merupakan sebuah contoh historis yang menciri dari proses ini yang belum terjadi pada tahap awal bahasa Inggris Kuna dan bahasa Norwegia Kuna serta tampaknya baru kemudian terjadi pada bahasa Jerman Hulu Kuna, dan beberapa bahasa Jermanik kuna lainnya. Perkembangannya berbeda dari satu bahasa ke bahasa lainnya, tetapi secara umum ialah demikian:
 
* Jika ada vokal belakang (/a/, /o/ atau /u/, baik pendek maupun panjang) muncul di sebuah suku kata dan vokal depan /i/ atau semivokal depan /j/ muncul kemudian, vokal pada suku kata pertama seringkalisering kali dibulatkan (biasanya menjadi /æ/, /ø/, atau /y/). Jadi, misalkan, [[Bahasa Jermanik Barat|Jermanik Barat]] ''*mūsiz'' "tikus-tikus" berubah menjadi bahasa proto Inggris Kuna ''*mȳsiz'', yang kemudian akhirnya menjadi ''mice'' dalam bahasa mutakhir, sementara bentuk tunggal ''*mūs'' yang tidak diikuti oleh /i/ dan tidak berubah, akhirnya menjadi kata mutakhir ''mouse''.<ref>Campbell, A. 1959. Old English Grammar. Oxford: Clarendon Press. §§624-27.</ref>
 
* Jika ada sebuah vokal rendah atau depan tengah muncul di sebuah suku kata dan vokal depan /i/ atau semivokal /j/ muncul pada sukukata selanjutnya, maka vokal pada sukukata awal akan naik. Hal ini jarang terjadi pada bahasa-bahasa Jermanik, karena sebagiannya adanya harmonisasi vokal pada gejala serupa. Walau demikian, bunyi /æ/ dalam bahasa proto Inggris Kuna menjadi /e/ di misalkan, */bæddj-/ > /bedd/ 'tempat tidur'.<ref>Hogg, Richard M., ‘Phonology and Morphology’, in The Cambridge History of the English Language, Volume 1: The Beginnings to 1066, ed. by Richard M. Hogg (Cambridge: Cambridge University Press, 1992), pp. 67–167 (p. 113).</ref>