Angulimala: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sejarah: copyedit |
→Perilaku: copyedit |
||
Baris 158:
=== Perilaku ===
[[Berkas:Nava Jetavana Temple - Shravasti - 004 King Pasenadi Planting the Ananda Bodhi Tree in Jetavana (9241772739).jpg|jmpl|Raja [[Pasenadi]] menanam sebuah [[Pohon Bodhi]] untuk menghormati Sang Buddha.]]
Cerita Angulimala menggambarkan bagaimana para penjahat dapat terpengaruh oleh lingkungan psikososial dan lingkungan fisik mereka.{{sfn|Kangkanagme|Keerthirathne|2016|p=36}} [[Psikologi analitis|Psikolog analitis]] Dale Mathers berteori bahwa Ahiṃsaka mulai membunuh karena [[pengartian (psikologi)|harga dirinya]] telah runtuh. Ia tak lagi diapresiasi sebagai orang yang bertalenta dalam hal akademik. Sikapnya dapat disimpulkan bahwa "Aku tak memiliki harga diri; maka dari itu aku bisa membunuh. Jika aku membunuh, itu membuktikan bahwa aku tak memiliki harga diri".{{sfn|Mathers|2013|page=127}} Dalam menyimpulkan kehidupan Angulimala, Mathers menulis, {{nowrap|"ia adalah ... seorang figur}} yang menjembatani pemberian dan pencabutan nyawa."{{sfn|Mathers|2013|page=129}} Senada dengan hal tersebut, dengan merujuk kepada konsep psikologi tentang [[luka moral]], teolog John Thompson mendeskripsikan Angulimala sebagai seseorang yang dikhianati oleh seorang sosok berpengaruh,
Ahli etika [[David Loy]] menulis secara ekstensif tentang cerita Angulimala dan implikasinya terhadap sistem keadilan. Ia meyakini bahwa dalam [[etika Buddhis]], satu-satunya alasan
Dalam ritual pra-kelahiran di [[Sri Lanka]], saat Sutta Aṅgulimāla dibacakan untuk wanita hamil, merupakan suatu adat istiadat di sana untuk menaruh benda-benda sebagai lambang kesuburan dan reproduksi di sekeliling wanita tersebut, yang berbahan baku dari pohon kelapa beserta periuk tanah liat.{{sfn|Van Daele|2013|pp=100, 102–3}} Para cendekiawan menekankan bahwa dalam mitologi di Asia Tenggara, terdapat kaitan antara sosok haus darah dengan tema [[kesuburan]].{{sfn|Langenberg|2013|p=351}}{{sfn|Wilson|2016|p=289}} Penumpahan darah dapat ditemukan dalam tindak kekerasan dan juga kelahiran anak, yang menjelaskan mengapa Angulimala digambarkan sebagai pembunuh sekaligus penyembuh yang berkenaan dengan kelahiran.{{sfn|Wilson|2016|p=289}}
|