Keamanan bioremediasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: kadangkala → kadang kala
Baris 16:
Berdasarkan lokasi pemakaian bioremediasi, ada dua metode yang biasanya digunakan dalam bioremediasi:
 
[[In situ|In-Situ]]: Metode ini memproses materi yang terpapar minyak di lokasi yang bersangkutan dan biasanya digunakan pada kondisi ketika tidak mungkin memindahkan tanah dari lokasi. Namun metode in-situ dinilai kurang efektif untuk eksplorasi dan produksi minyak mentah karena lokasi yang terpapar minyak mentah tidak dapat digunakan sampai proses bioremediasi selesai dilaksanakan. Selain itu proses bioremediasi memerlukan irigasi dan aerasi tanah secara teratur selama periode waktu tertentu. Aerasi tanah di dalam dan sekitar lokasi produksi minyak mentah merupakan hal yang sulit, bahkan kadangkalakadang kala tidak mungkin untuk dilakukan tanpa menghentikan produksi. Dengan demikian, metode ini dapat menyebabkan hilangnya kapasitas produksi minyak dari lokasi yang bersangkutan dalam jangka waktu yang lama.<ref name=":1">Kepmen Lingkungan Hidup 128/2003</ref>
 
[[Ex-Situ]]: Dalam metode ini, materi yang terpapar minyak mentah digali dan dikirim dengan aman ke lokasi yang secara khusus dirancang untuk mengolah dan membersihkan tanah tersebut secara efektif dan efisien. Lokasi pengolahan terdiri atas bebepa sel pengolahan yang secara berkala dilakukan proses penyiraman dan pembajakanuntuk memastikan aerasi berjalan dengan baik. Antara aktivitas irigasi dan [[aerasi]], lokasi didiamkan agar mikroba dapat bekerja untuk memakan senyawa minyak. Ex-situ adalah metode yang terbukti efektif untuk pengolahan tanah terpapar minyak mentah karena metode ini memungkinkan pengolahan tanpa mengganggu proses produksi.<ref name=":1" />
Baris 27:
 
Bioremediasi sangat direkomendasikan sebagai metode yang aman dan efektif oleh badan-badan lingkungan hidup di seluruh dunia untuk perusahaan tambang dan industri yang mengadakan kegiatan produksinya. Badan – badan lingkungan hidup yang menganjurkan metode ini seperti Canadian Environmental Quality Guidelines, Canada-Wide Standards for Petroleum Hydrocarbons in Soil dan US Environmental Protection Agency. Negara-negara Uni Eropa juga menerapkan Dutch Standard untuk bioremediasi di masing – masing wilayahnya<ref>McMillen, Sara, A Summary of the DOE/PERF, Bioremediation Workshop in Houston, Texas, May 30, 2002.</ref>. Oleh karena itu sudah seharusnya Indonesia memakai teknologi bioremediasi ini dan mengembangkannya juga menyosialisasikan ke masyarakat, bukan membatasi pemakaiannya yang nyatanya telah terjadi di Indonesia.
 
<br />
 
== Referensi ==