Kuda Renggong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fery Hartono (bicara | kontrib)
menambah aksara Sunda
Tag: VisualEditor Suntingan seluler lanjutan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: Kadangkala → Kadang kala
Baris 12:
Pertunjukan Kuda Renggong dilaksanakan setelah anak sunat selesai diupacarai dan diberi doa, lalu dengan berpakaian wayang tokoh [[Gatotkaca]], pangeran [[pakaian khas sunda dengan ciri menggunakan bendo(sejenis topi mirip blangkon]], putri kerajaan [[penunggang perempuan di dandani layaknya putri raja]] ada juga pakaian yang mewakilkan budaya baru seperti peri bersayap[[layaknya dongeng dari negri barat]], dinaikan ke atas kuda Renggong lalu diarak meninggalkan rumahnya berkeliling, mengelilingi desa.
 
Musik pengiring dengan penuh semangat mengiringi sambung menyambung dengan tembang-tembang yang dipilih, antara lain ''Kaleked'', ''Mojang Geulis'', ''Rayak-rayak'', ''Ole-ole Bandung'', ''Kembang Beureum'', ''Kembang Gadung'', ''Jisamsu'', dll. Sepanjang jalan Kuda Renggong bergerak menari dikelilingi oleh sejumlah orang yang terdiri dari anak-anak, juga remaja desa, bahkan orang-orang tua mengikuti irama musik yang semakin lama semakin meriah. Panas dan terik matahari seakan-akan tak menyurutkan mereka untuk terus bergerak menari dan bersorak sorai memeriahkan anak sunat. KadangkalaKadang kala diselingi dengan ekspose Kuda Renggong menari, semakin terampil Kuda Renggong tersebut penonton semakin bersorak dan bertepuk tangan. Seringkali juga para penonton yang akan kaul dipersilahkan ikut menari.
 
Setelah berkeliling desa, rombongan Kuda Renggong kembali ke rumah anak sunat, biasanya dengan lagu ''Pileuleuyan'' (perpisahan). Lagu tersebut dapat dilantunkan dalam bentuk instrumentalia atau dinyanyikan. Ketika anak sunat selesai diturunkan dari Kuda Renggong, biasanya dilanjutkan dengan acara saweran (menaburkan uang logam dan beras putih) yang menjadi acara yang ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak desa.