Laskar-laskar mulai menetap di Inggris dalam jumlah kecil semenjak pertengahan abad ke-17, bekerja sebagai pelayan atau punataupun kelasi di atas kapal-kapal Inggris. Catatan pembaptisan menunjukkan bahwa ada sejumlah pemuda dari daerah pesisir Malabar yang dibawa ke Inggris sebagai pelayan.<ref name="portcities.org.uk" /> Para laskar tiba dalam jumlah besar pada abad ke-18 dan ke-19, tatkala [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Kompeni Inggris]] mulai merekrut ribuan laskar (sebagian besar adalah [[Muslim]] [[Bangladesh|Benggali]], tetapi ada pula orang-orang Kristen penutur bahasa Konkani dari bagian utara wilayah Goa Portugis dan orang-orang Muslim dari Distrik Ratnagiri di daerah Maharashtra yang bersebelahan) untuk bekerja di atas kapal-kapal Inggris dan kadang-kala juga di pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia. Sekalipun ada prasangka dan hambatan bahasa, sejumlah laskar menetap di kota-kota pelabuhan Inggris, sering kali karena terpaksa akibat perlakuan buruk yang mereka terima di atas kapal-kapal Inggris, atau karena tidak dapat meninggalkan Inggris akibat pembatasan-pembatasan semisal Akta Pelayaran, dan karena ditelantarkan oleh majikannya.<ref name="portcities.org.uk">{{Cite web|title = The Goan community of London - Port communities - Port Cities|url = http://www.portcities.org.uk/london/server/show/ConNarrative.50/chapterId/739/The-Goan-community-of-London.html|website = www.portcities.org.uk|access-date = 2016-02-23}}</ref><ref>{{Cite web|url = http://www.swadhinata.org.uk/files/Bengalis%20in%20London's%20East%20End%20Book.pdf|title = Bengalis in London's East End|date = |access-date = |website = Bengalis in London|publisher = |last = |first = }}</ref><ref name="Nijhar">{{Cite book|title = Law and Imperialism: Criminality and Constitution in Colonial India and Victorian England|url = https://books.google.com/books?id=kFykCgAAQBAJ|publisher = Routledge|date = 2015-09-30|isbn = 9781317316008|language = en|first = Preeti|last = Nijhar}}</ref> Para pemilik kapal diancam dengan hukuman berat karena meninggalkan para laskar.<ref name=":1">{{Cite web|url = https://books.google.co.uk/books?id=-5pGCgAAQBAJ&pg=PT38&lpg=PT38&dq=lascar+abandoning&source=bl&ots=W6kqj-kXsW&sig=bI6ZkIabO0mcuMjmId_Y8_TITto&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjsvt_grpDLAhXJQBQKHdF1AQoQ6AEIOTAF#v=onepage&q=face%20a%20penalty&f=false|title = Ayahs, Lascars and Princes: The Story of Indians in Britain 1700-1947|date = |access-date = |website = |publisher = |last = |first = }}</ref> Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah kelasi Asia di Inggris yang memutuskan untuk menetap.<ref name=":1" />
Laskar-laskar sering kali hidup di rumah-rumah amal Kristen, rumah-rumah penginapan, dan barak-barak, serta terkadang hidup bersama dengan perempuan-perempuan Inggris setempat. Musafir-musafir Asia Selatan yang paling pertama dan paling sering berkunjung ke Inggris adalah orang-orang India Kristen dan kaum peranakan Eropa. Bagi orang-orang India Muslim, pertimbangan pola makan dan praktik-praktik keagamaan mereka tentu akan membuat mereka terasing dari masyarakat Inggris, tetapi pertimbangan-pertimbangan ini kerap dikorbankan demi meraih peluang-peluang ekonomi. Laskar-laskar yang menetap sering kali mengganti nama, pakaian, dan pola makan mereka dengan nama, pakaian, dan pola makan khas Inggris.<ref name="Fisher2004">{{cite book|last=Fisher|first=Michael H. |title=Counterflows to Colonialism: Indian Travellers and Settlers in Britain, 1600-1857|url=https://books.google.com/books?id=iPHqigUD6FUC|year=2004|publisher=Permanent Black|location=Delhi|isbn=978-81-7824-154-8}}</ref>{{rp|12}}