Genetika perilaku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sejarah: bentuk baku
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: atau pun → ataupun
Baris 13:
Selama tahun 1920 hingga 1960-an, pertanyaan dan pemikiran mengenai ''nature and nurture'' telah sangat mendominasi perkembangan penerapan teori yang ada di masa ini. Setelah dipionirkan oleh Francis Galton, perkembangan dari studi ini kemudian berkembang menjadi gerakan ''[[:en:Eugenics|eugenic]]'' sebagai bagian dari pandangan politik di masa itu. Dari sudut pandang positive, penerapan teori ''eugenic'' telah dipakai untuk meningkatkan tingkat kesuburan populasi untuk kalangan masyarakat yang lahir dengan kondisi baik, atau yang lebih kentara disebut sebagai ''well born''. Oleh karena itu, tingkat kecerdasan genetis masyarakat secara umum telah dapat ditingkatkan melalui seleksi ''eugenic''. Pengembangan diawali dari studi sejarah keluarga menggunakan ''[[:en:Pedigree chart|pedigree chart]]'' dimana observasi menekankan pada faktor keturunan dan pengembangan IQ yang kemudian diadaptasi dan dikembangkan untuk melacak mutasi gen tunggal pada keturunan keluarga, atau lebih sering disebut penyakit ''[https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/mendelian-inheritance Mendelian]''. Selain metode tersebut, teknik seperti metode kuantitatif tetap dianggap perlu untuk kepentingan observasi sifat ''[[:en:Polygene|polygenic]]'' individu, yaitu karakter perilaku.<ref name=":1" />
 
Namun jika dilihat dari sudut pandang negative, penerapan eugenic tersebut dipakai untuk mengurangi dan mencegah kelahiran generasi yang dinilai tidak fit sehingga terjadi pembatasan untuk mengontrol tingkat kesuburan pada angka kelahiran di kategori tertentu. Hal ini diikuti dengan dilakukannya pemisahan dan pengurangan hak untuk berkeluarga. Perkembangan yang telah terjadi melalui metode ini kemudian telah menyebabkan penderitaan yang hebat dan rasa frustasi atas nilai kemanusiaan yang semakin berkembang pesat. Hal ini terjadi setelah adanya berbagai pelajaran kemanusiaan yang diikuti pemahaman dari berbagai pihak. Adapun penerapan ''eugenic'' tersebut dinilai tidak meningkatkan kehidupan generasi yang sudah ada, tidak menerima [[pluralisme]] dan pemahaman [[idealisme]] kesempurnaan manusia. Rangkaian kejadian ini disertai peraturan terburuk yang muncul pada masa itu akibat usaha untuk meningkatkan kualitas populasi manusia melalui [[ideologi]] [[Rasialisme|rasial]] [[Nazisme|Nazi]] atau punataupun [[Rekayasa sosial (keamanan)|rekayasa sosial]] [[Stalinisme|Stalinist]]. Sepanjang tahun bergulir, pandangan dan pemikiran ''eugenic'' di dunia kemudian berakhir setelah masa [[Perang Dunia I|perang dunia I]] dan [[Perang Dunia II|II]] karena adanya dorongan yang kuat akan keadilan atas kekejaman dan keyakinan yang bermasalah atas dasar kemanusiaan itu sendiri. Setelah masa perang berakhir, pandangan ini pun kemudian hanya didukung oleh kaum politik minoritas yang masih didukung oleh kalangan ilmuwan tertentu.<ref name=":1" />
 
Dari apa yang telah terjadi selama setengah abad sebelumnya, pemikiran ''eugenic'' telah secara mendalam mempengaruhi perkembangan [[psikologi]] untuk menjadi pengembangan studi genetika perilaku selama beberapa dekade selanjutnya. Adapun tradisi awal dalam pemahaman psikologi individu yang didasarkan pada teknik kuantitatif genetik, dikembangkan ulang di [[Amerika Serikat]] pada tahun 1960-an. Studi spesifik pertama dipublikasikan oleh [[Arthur R. Jensen|Arthur Jensen]] dalam penulisan studi, terutama dalam hal seberapa jauh manusia dapat meningkatkan potensi IQ terkait prestasi pendidikan. Dari perkembangan ini kemudian tidak ada hasil studi yang dapat diterima secara menyeluruh dan diikuti munculnya berbagai pendekatan lain ke perkembangan psikologi individu.<ref name=":1" />