Suku Nias: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 16663462 oleh 36.77.226.150 (bicara)
Tag: Pembatalan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dari pada → daripada
Baris 21:
 
=== Penelitian Arkeologi ===
Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 <ref>[https://www.encyclopedia.com/places/asia/indonesian-political-geography/nias Nias; Encyclopedia of World Cultures]</ref>, <ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/04/humaniora/3002372.htm Kompas, Rabu 4 Oktober 2006 Rubrik Humaniora]</ref>. Penelitian ini menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak '''12.000 tahun silam''' yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak '''30.000 tahun lampau''' kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya [[budaya Hoabinh]], Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias sehingga diduga kalau asal-usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut '''Vietnam'''.
 
Penelitian genetika terbaru menemukan, masyarakat Nias, Sumatra Utara, berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Nenek moyang orang Nias diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur Filipina 4.000-5.000 tahun lalu <ref>[http://mbe.oxfordjournals.org/content/early/2010/11/08/molbev.msq300 Unexpected Island Effects at an Extreme: Reduced Y Chromosome and Mitochondrial DNA Diversity in Nias]</ref>, <ref>[http://sains.kompas.com/read/2013/04/16/09081323/Asalusul.Orang.Nias.Ditemukan Asal usul Orang Nias Ditemukan] </ref>.
 
Mannis van Oven, mahasiswa doktoral dari Department of Forensic Molecular Biology, Erasmus MC-University Medical Center Rotterdam, memaparkan hasil temuannya di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta, Senin (15/4/2013). Dalam penelitian yang telah berlangsung sekitar 10 tahun ini <ref> [http://niasonline.net/2007/03/05/merunut-asal-usul-orang-nias-berdasarkan-dnagen/ Merunut Asal-Usul Orang Nias Berdasarkan DNA/Gen] </ref>, <ref> [http://niasonline.net/2007/10/22/tidak-ada-kepentingan-komersial-dan-tidak-ada-hak-paten-yang-akan-diajukan/ Tidak Ada Kepentingan Komersial dan Tidak Ada Hak Paten Yang Akan Diajukan]</ref> Oven dan anggota timnya meneliti 440 contoh darah warga di 11 desa di Pulau Nias.
 
”Dari semua populasi yang kami teliti, kromosom-Y dan mitokondria-DNA orang Nias sangat mirip dengan masyarakat Taiwan dan Filipina,” katanya.
Baris 88:
* Hulö ni femanga mao, ihene zinga (Bagaikan kucing yang sedang makan di mulai dari pinggiran) Artinya: Dalam melakukan sesuatu hal, di mulai dengan hal yang mudah ke yang sulit.
* Hulö la'ewa nidanö ba ifuli fahalö-halö (Bagaikan air di potong-potong tetap bersatu kembali) Artinya: Sesuatu yang tidak bisa untuk di pisahkan.
* Abakha zokho safuria moroi ba zi oföna (Lebih dalam luka terakhir dari padadaripada luka yang pertama) Artinya: Sesuatu tindakan akan sangat terasa pada akhirnya.
=== Minuman ===
* Tuo nifarö (tuak) adalah minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias "Pohon Nira" = "töla nakhe" dan pohon kelapa (dalam bahasa Nias "Pohon Kelapa" = "töla nohi") yang telah diolah dengan cara penyulingan. Umumnya Tuo nifarö mempunyai beberapa tingkatan (bisa sampai 3 (tiga) tingkatan kadar alkohol). Dimana Tuo nifarö No. 1 bisa mencapai kadar alkohol 43%.
Baris 108:
 
Dalam budaya Ono Niha (Nias) terdapat cita-cita atau tujuan rohani hidup bersama yang termakna dalam salam '''“Ya’ahowu”''' (dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia “semoga diberkati”). Dari arti Ya’ahowu tersebut terkandung makna: memperhatikan kebahagiaan orang lain dan diharapkan diberkati oleh Yang Kuasa. Dengan kata lain, ''Ya’ahowu'' menampilkan sikap-sikap: perhatian, tanggungjawab, rasa hormat, dan pengetahuan. Jika seseorang bersikap demikian, berarti orang tersebut memperhatikan perkembangan dan kebahagiaan orang lain: tidak hanya menonton, tanggap, dan bertanggung jawab akan kebutuhan orang lain (yang diucapkan: Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak terungkap, serta menghormatinya sebagai sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu” tidak lain adalah persaudaraan (dalam damai) yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana kebersamaan dalam pembangunan untuk pengembangan hidup bersama.
 
 
<!--