Baitulmal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bebasnama (bicara | kontrib)
k Bebasnama memindahkan halaman Baitul Mal ke Baitulmal: Rujuk KBBI V
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{fikih|ekonomi}}
[[Berkas:Umayyad Mosque-Dome of the Treasury.jpg|jmpl| Baitul MalBaitulmal di DamascusDamaskus]]
'''Baitul MalBaitulmal''' berasal dari [[bahasa Arab]] ''bait'' yang berarti "rumah", dan ''al-mal'' yang berarti "harta".<ref name="Dahlan">{{id}} Dahlan, Abdul Aziz. et.al. 1999. ''Ensiklopedi Hukum Islam''. Cetakan II. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.</ref> Baitul MalBaitulmal berarti [[rumah]] untuk mengumpulkan atau menyimpan [[harta]].<ref name="Dahlan"/> Baitul MalBaitulmal adalah suatu lembaga atau pihak (''al -jihat'') yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran [[negara]].<ref name="Zallum"/> Baitul MalBaitulmal dapat juga diartikan secara fisik sebagai tempat (''al-makan'') untuk menyimpan dan mengelola segala macam harta yang menjadi pendapatan negara.<ref name="Zallum">Zallum, Abdul Qadim. 1983. ''Al Amwal Fi Daulah Al Khilafah''. Cetakan I. Beirut: Darul ‘Ilmi Lil Malayin.</ref>
 
== Sejarah ==
=== Masa [[Rasulullah SAW|Rasulullah saw.]] (1-11 H/622-632 M) ===
Baitul Mal dalam makna istilah sesungguhnya sudah ada sejak masa [[Rasulullah SAW|Rasulullah saw.]], yaitu ketika kaum muslimin mendapatkan ghanimahganimah (harta rampasan perang) pada [[Perang Badar]].<ref name="Zallum"/> Pada masa Rasulullah SAWsaw. ini, Baitul Malbaitulmal lebih mempunyai pengertian sebagai pihak (''al-jihat'') yang menangani setiap harta benda kaum muslimin, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran.<ref name="Zallum"/> Saat itu, Baitul Malbaitulmal belum mempunyai tempat khusus untuk menyimpan harta, karena saat itu harta yang diperoleh belum begitu banyak.<ref name="Zallum"/> Kalaupun ada, harta yang diperoleh hampir selalu habis dibagi‑bagikan kepada kaum muslimin serta dibelanjakan untuk pemeliharaan urusan mereka.<ref name="Zallum"/> Rasulullah SAWsaw. senantiasa membagikan ghanimahganimah dan seperlima bagian darinya (''al-akhmas'') setelah usainya peperangan, tanpa menunda‑nundanya lagi.<ref name="Zallum"/> Dengan kata lain, dia segera menginfakkannya sesuai peruntukannya masing-masing.<ref name="Zallum"/>
 
===Masa Khalifah [[Abu Bakar Ash -Shiddiq]] (11-13 H/632-634 M)====
Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, keadaan Baitul Malbaitulmal masih berlangsung seperti itu pada tahun pertama kekhilafahannya (11 H/632 M).<ref name="Zallum"/> Jika datang harta kepadanya dari wilayah-wilayah kekuasaan Khilafah IslamiyahIslamiah, Abu Bakar membawa harta itu ke [[Masjid Nabawi]] dan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya.<ref name="Zallum"/> Untuk urusan ini, [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Khalifah Abu Bakar]] telah mewakilkan kepada [[Abu Ubaidah bin Al al-Jarrah]].<ref name="Zallum"/> Hal ini diketahui dari pernyataan Abu Ubaidah bin Al al-Jarrah saat Abu Bakar dibai’atdibaiat sebagai Khalifahkhalifah.<ref name="Zallum"/> Abu Ubaidah saat itu berkata kepadanya, ‘Saya akan membantumu dalam urusan pengelolaan harta umat.<ref name="Zallum"/>
 
=== Masa Khalifah [[Umar bin KhaththabKhattab]] (13-23 H/634-644 M) ===
Selama memerintah, [[Umar bin KhaththabKhattab]] tetap memelihara Baitul Malbaitulmal secara hati-hati, menerima pemasukan dan sesuatu yang [[halal]] sesuai dengan aturan syariat dan mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya.<ref name="Dahlan"/> Dalam salah satu pidatonya, yang dicatat oleh [[lbnu Kasir]] (700-774 H/1300-1373 M), penulis [[sejarah]] dan [[mufasir]], tentang hak seorang Khalifah dalam Baitul Malbaitulmal, Umar berkata, “Tidak dihalalkan bagiku dari harta milik [[Allah]] ini melainkan dua potong pakaian musim panas dan sepotong pakaian musim dingin serta uang yang cukup untuk kehidupan sehari-hari seseorang di antara orang-orang Quraisy biasa, dan aku adalah seorang biasa, seperti kebanyakan kaum muslimin.<ref name="Dahlan"/>
 
=== Masa Khalifah [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]] (23-35 H/644-656 M) ===
Kondisi yang sama juga berlaku pada masa [[Utsman bin Affan]].<ref name="Dahlan"/> Namun, karena pengaruh yang besar dan keluarganya, tindakan Usman banyak mendapatkan protes dari umat dalam pengelolaan Baitul Malbaitulmal.<ref name="Dahlan"/> Dalam hal ini, lbnu Sa’ad menukilkan ucapan Ibnu Syihab Az Zuhri (51-123 H/670-742 M), seorang yang sangat besar jasanya dalam mengumpulkan [[hadis]], yang menyatakan, ''Usman telah mengangkat sanak kerabat dan keluarganya dalam jabatan-jabatan tertentu pada enam tahun terakhir dari masa pemerintahannya''.<ref name="Dahlan"/> Ia memberikan khumus (seperlima ghanimahganimah) kepada Marwan yang kelak menjadi Khalifah ke-4 [[Bani Umayyah|Bani Umayah]], memerintah antara 684-685 M dari penghasilan [[Mesir]], serta memberikan harta yang banyak sekali kepada kerabatnya dan ia (Usman) menafsirkan tindakannya itu sebagai suatu bentuk silaturahmi yang diperintahkan oleh Allah SWTSwt.<ref name="Dahlan"/> Ia juga menggunakan harta dan meminjamnya dari Baitul Malbaitulmal sambil berkata, "Abu Bakar dan Umar tidak mengambil hak mereka dari Baitul Malbaitulmal, sedangkan aku telah mengambilnya dan membagi-bagikannya kepada sementara sanak kerabatku".<ref name="Dahlan"/>
 
=== Masa Khalifah [[Ali bin Abi Thalib]] (35-40 H/656-661 M) ===
Pada masa pemerintahan [[Ali bin Abi Talib]], kondisi Baitul Malbaitulmal ditempatkan kembali pada posisi yang sebelumnya.<ref name="Dahlan"/> Ali, yang juga mendapat santunan dari Baitul Mal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir, mendapatkan jatah pakaian yang hanya bisa menutupi tubuh sampai separoseparuh kakinya, dan sering bajunya itu penuh dengan tambalan.<ref name="Dahlan"/>
Ketika berkobar peperangan antara Ali bin Abi Talib dan [[Mu'awiyah bin Abu Sufyan|Mu’awiyah bin Abu Sufyan]] (khalifah pertama Bani Umayyah), orang-orang yang dekat di sekitar Ali menyarankan Ali agar mengambil dana dari Baitul Malbaitulmal sebagai hadiah bagi orang-orang yang membantunya.<ref name="Dahlan"/> Tujuannya untuk mempertahankan diri Ali sendiri dan kaum muslimin.<ref name="Dahlan"/>
 
=== Masa Khalifah-Khalifah Sesudahnya ===
Ketika Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan Khilafah [[Bani Umayyah|Bani Umayah]], kondisi Baitul Malbaitulmal berubah.<ref name="Dahlan"/> Al -Maududi menyebutkan, jika pada masa sebelumnya Baitul Malbaitulmal dikelola dengan penuh kehati-hatian sebagai amanat Allah SWTSwt. dan amanat rakyat, maka pada masa pemerintahan Bani Umayyah BaitulUmayah Malbaitulmal berada sepenuhnya di bawah kekuasaan Khalifah tanpa dapat dipertanyakan atau dikritik oleh rakyat.<ref name="Dahlan"/>
 
== ReferensiRujukan ==
{{reflist}}