Hamengkubuwana VII: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farano (bicara | kontrib)
k nama hotel Ambarrukmo
Farano (bicara | kontrib)
nama hotel Ambarrukmo
Baris 69:
Hamengkubuwono VII dengan besar hati mengikuti kemauan sang anak (yang di dalam istilah Jawa disebut ''mikul dhuwur mendhem jero'') yang secara politis telah menguasai kondisi di dalam pemerintahan kerajaan. Setelah turun takhta, Hamengkubuwono VII pernah mengatakan "''Tidak pernah ada raja yang meninggal di keraton setelah saya''" yang artinya masih dipertanyakan. Sampai saat ini ada dua raja setelah Hamengkubuwono VII yang meninggal di luar keraton, yaitu [[Hamengkubuwono VIII]] (meninggal dunia setelah menjemput putra mahkota, G.R.M. Dorojatun, dari Batavia) dan [[Hamengkubuwono IX]] (meninggal dunia di [[Amerika Serikat]]). Bagi masyarakat [[Jawa]] adalah suatu kebanggaan jika seseorang meninggal di rumahnya sendiri. Hamengkubuwono VII meninggal di Pesanggrahan Ngambarrukma pada tanggal [[30 Desember]] [[1931]] dan dimakamkan di [[Pemakaman Imogiri]].
 
Versi lain mengatakan bahwa Hamengkubuwono VII meminta pensiun kepada [[Belanda]] untuk ''madeg pandita'' (menjadi pertapa) di Kedaton Ngambarrukma. Sampai saat ini bekas kedaton itu masih ada dan di sebelah timurnya didirikan Ambarrukmo Palace Hotel, yang sekarang bernama [http://www.royalambarrukmo.com/en/default.html Hotel Royal Ambarrukmo Hotel], dan turut mengapitnya pusat perbelanjaan Ambarrukmo [[Plaza Ambarrukmo]].
 
== Gallery ==