Peristiwa Rengasdengklok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan 114.125.117.164 (pembicaraan) ke revisi terakhir oleh 114.125.117.164 (HG) (3.4.9)
Tag: Pengembalian
Penambahan pranala
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 6:
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, [[17 Agustus]] [[1945]] di lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah [[Djiaw Kie Siong]]. [[Bendera Merah Putih]] sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal [[16 Agustus]], sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
 
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka [[Jusuf Kunto]] dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui [[Wikana]] dan Mr. [[Achmad Soebardjo]], kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta,dan [[Fatmawati]] dan [[Guntur]]. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
 
Keesokan harinya, tepatnya tanggal [[17 Agustus]] [[1945]] pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan [[teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang diketik oleh [[Sayuti Melik]] menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut [[Jerman]], Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.<ref>[http://www.bogor.indo.net.id/indonesia.tuguperingatanjerman/ Kronik tentang nasib tentara Jerman di akhir Perang Pasifik di Indonesia]</ref>