Ulat sagu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Menambahkan tag <references /> yang hilang
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
Ulat sagu bentuknya berwarna putih dan terlihat gemuk. Bagi masyarakat Papua khususnya yang tinggal di kawasan pesisir, ulat sagu merupakan menu makanan favorit. Ulat sagu merupakan kuliner favorit sejak masa prasejarah, temuan arkeologi berupa pecahan gerabah di situs-situs di Kawasan Danau Sentani membuktikan bahwa manusia pada masa prasejarah.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4841664/mengapa-orang-papua-makan-ulat-sagu|title=Mengapa Orang Papua Makan Ulat Sagu?|last=Farhan|first=Afif Farhan, Afif|website=detikTravel|language=id|access-date=2020-03-28}}</ref>
 
== Manfaat ==
Baris 11:
 
Telur menetas setelah 3 hari dan masuk stadium larva. Periode larva berlangsung selama 2,5-6 bulan (tergantung temperature dan kelembaban). Setelah dewasa larva akan berhenti makan, kemudian akan mencari tempat lindung yang dingin dan lembap untuk persiapan membentuk pupa atau kepompong. Dua minggu hidup dalam kepompong, lalu bertukar rupa menjadi bentuk dewasa selama 3 minggu dan masih tinggal didalamnya. Pada fase terakhir, akan berubah warna menjadi merah coklat dan bagian tubuhnya telah memperlihatkan tubuh kumbang dewasa. Sebelum mencapai fase kepompong menuju kumbang dewasa, biasanya ulat sudah diambil untuk dikonsumsi.<ref name=":1" />
 
== Referensi ==
 
== Referensi ==