Pertempuran Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 62:
 
== Rencana Jepang ==
[[FileBerkas:Japanese_attack_on_Borneo,_1941-1942.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Japanese_attack_on_Borneo,_1941-1942.jpg|al=|kiri|jmpl|340x340px|Rute serangan Jepang ke Kalimantan dari 1941-1942.]]
Mempertimbangkan bahwa Jepang tidak memiliki informasi terkini mengenai kondisi lapangan terbang di Banjarmasin, dan lamanya waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan lanud untuk operasi setelah direbut, Angkatan Laut membatalkan keterlibatannya dalam serangan ini.<ref>Remmelink (2018), pp. 207</ref> Alih-alih, Angkatan Darat ditugaskan untuk melakukan serangan dua-cabang ke Banjarmasin dari laut dan darat, dengan serangan dari darat menjadi cabang utama.
 
Baris 72:
 
=== Serangan pendahuluan ===
Setelah jatuhnya Tarakan, Jepang mulai melancarkan serangan udara harian ke Banjarmasin. Pesawat tempur Jepang pertama melakukan serangan pemberondongan di lanud Oelin pada 20 Januari, tetapi hanya menyebabkan beberapa kerusakan. Di serangan udara tanggal 21 Januari, 4 [[Mitsubishi A6M Zero|Mitsubishi Zero]] dan satu pengintai [[:en:Mitsubishi_Ki-15|Ki-15 Babs]] dari Tainan Air Wing menghancurkan satu PBY Catalina dari Grup Penerbangan ke-16 (GVT.16) milik [[:en:Netherlands_Naval_Aviation_Service|MLD]] (''Marineluchtvaartdienst;'' Layanan Penerbangan Angkatan Laut) yang mendarat di Delta Barito.<ref>Nortier (1982), pp. 80</ref><ref>Womack (2006), pp. 87</ref> Kerugian besar akhirnya datang saat serangan pada 27 Januari, ketika delapan pembom [[:en:Martin_B-10|Glenn Martin]] sedang transit di Oelin dalam perjalanan mereka ke Lanud Samarinda II. Saat pesawat tempur Jepang datang, senapan mesin Lewis yang ditempatkan sebagai pertahanan anti-pesawat tidak berguna sama sekali. Dengan menghancurkan enam pembom hancur dan merusak dua lainnya, pesawat-pesawat Jepang telah memberikan pukulan telak bagi moral pasukan Belanda.<ref>Koninklijke Nederlands Indische Leger (1948), pp. 517</ref>[[FileBerkas:Detail_of_the_advance_of_the_Land_Drive_and_Sea_Drive_Unit_to_Banjarmasin,_1942.png|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Detail_of_the_advance_of_the_Land_Drive_and_Sea_Drive_Unit_to_Banjarmasin,_1942.png|al=|jmpl|350x350px|Serangan Unit Darat dan Laut, 31 Januari-10 Februari 1942. Unit Darat ditandai di peta dengan panah tunggal; Unit Laut ditunjukkan oleh panah ganda.]]
=== Unit Darat ===
Garda depan dari Unit Yamamoto meninggalkan Balikpapan pada pagi hari tanggal 31 Januari dan mendarat di Teluk Adang pada pukul 20:00 pada hari yang sama.<ref>Remmelink (2015), pp. 393</ref> Setelah diberitahu tentang pendaratan, Letnan Michielsen yang memimpin pertahanan di Tanahgrogot mundur dengan 60 tentaranya setelah menghancurkan kota. Namun, keluarga prajurit pribumi dilarang dievakuasi, sementara keluarga prajurit Eropa dapat mengungsi secara terpisah. Michielsen telah mendirikan sebuah kamp dengan persediaan makanan di 20 km sebelah timur Tanahgrogot untuk menampung para pengungsi, yang saat itu telah bergabung dengan barisan tentaranya yang mundur. Namun banyak serdadu yang desersi di sepanjang jalan atau kembali ke keluarga mereka, dan akhirnya menyisakan Michielsen dengan lima prajurit - dua di antaranya sakit - ketika ia sampai di Tandjoeng.<ref>Nortier (1982), pp. 80</ref>
Baris 85:
 
Dua hari sebelumnya, ter Poorten telah mengangkat Doup menjadi letnan-kolonel dan menunjuknya sebagai komandan baru pasukan Belanda di Banjarmasin. ter Poorten menganggap status kesehatan (rematik) dan ketidakseimbangan mental Halkema membuatnya tidak layak lagi untuk memimpin. Doup meninggalkan Surabaya pada 8 Februari, tetapi ketika pesawatnya mencapai pantai Kalimantan pada pukul 01:00 pagi, ia melihat api besar di mulut Sungai Barito, tempat Banjarmasin seharusnya berada. Karena operator radio tidak bisa menghubungi lanud Oelin, pilot Letnan Onyx menolak untuk mendarat. Akhirnya Onyx menerbangkan Doup ke Lanud Samarinda II ( kegagalan komunikasi disebabkan karena stasiun radio di Oelin sudah dihancurkan). Doup akhirnya terbang kembali ke Jawa dan menjabat sebagai Inspektur Infanteri. Setelah mengirimkan perintah pembumihangusan, Halkema dan beberapa dari stafnya pergi ke Lanud Oelin untuk menyerahtugaskan komando kepada penggantinya. Di lapangan terbang, ia melihat satu pesawat berputar di atas lanud beberapa kali namun akhirnya tidak mendarat.<ref>Nortier (1982), pp. 82</ref>
[[FileBerkas:Dutch_Troops_undergoing_inspection_in_Tanahgrogot,_sometime_in_the_1940s.png|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Dutch_Troops_undergoing_inspection_in_Tanahgrogot,_sometime_in_the_1940s.png|al=|kiri|jmpl|310x310px|Pasukan Belanda menjalani inspeksi di Tanahgrogot, sekitar tahun 1940-an]]
Ketika Halkema pergi ke Oelin, sebagian dari stafnya mulai naik ke kapal ''Irene'' dan ''Otto''. Kedua kapal ini diarahkan menuju Schans van Tuyl (persimpangan Martapoera (Martapura) dan Sungai Barito), di mana mereka akan menunggu instruksi lebih lanjut. Sementara itu, syahbandar Banjarmasin memerintahkan satu kapal uap untuk menuju ke kota pantai Takisoeng (Takisung) di selatan Banjarmasin, di mana kapal itu akan digunakan oleh Halkema.<ref>Nortier (1982), pp. 82</ref> Dari Schans van Tuyl, ''Irene'' dan ''Otto'' akhirnya menuju ke Jawa sambil membawa pengungsi Belanda dari Banjarmasin dan sebagian dari staf Halkema.<ref>De Jong (1984), pp. 834</ref>
 
Setelah melihat pesawat Doup pergi, Halkema mengemudi ke arah Takisoeng dan tiba di mulut Sungai Barito pada 9 Februari.<ref>Nortier (1982), pp. 82</ref> Pada malam hari, sebuah kapal milik Borsumij (''Borneo Sumatra Maatschappij''; Perusahaan Borneo Sumatera) muncul bersama staf Halkema yang tidak naik ke kapal ''Irene'' dan ''Otto''. Setelah Halkema naik, kapal itu kemudian menerima telegram dari Bandung yang memerintahkannya untuk pergi ke Kotawaringin dan menunggu instruksi lebih lanjut di sana.<ref>Nortier (1982), pp. 83</ref> Kapal Borsumij berangkat pada pukul 19:00; Pasukan Belanda di atas kapal yang berhasil mengungsi ke Kotawaringin pada saat itu hanya berjumlah 75 tentara.<ref>De Jong (1984), pp. 835</ref> Setelah berlabuh di Kotawaringin pada tanggal 11, Halkema dan personel non-esensial lainnya diterbangkan dengan pesawat ke Jawa di hari berikutnya, sedangkan pasukan infanteri di bawah Kapten W.C.A. van Beek tinggal untuk memperkuat pasukan di lanud.<ref>Koninklijke Nederlands Indisch Leger (1948), pp. 518</ref>
 
Sementara itu di Lanud Oelin, Kapten Bolderhey menunggu hingga 9 Februari untuk penerbangan Doup tiba, namun ia tidak menyadari bahwa Doup sudah datang dan pergi sehari sebelumnya. Menjelang malam pada tanggal 9, ia memutuskan untuk meninggalkan Oelin dan menuju ke Koeala Kapoeas (Kuala Kapuas). Perilaku bermusuhan dari penduduk setempat dan desersi membuat perang gerilya tidak memungkinkan. Dengan sedikit pilihan baginya, Bolderhey memutuskan untuk berlayar ke Jawa.<ref>Nortier (1982), pp. 84</ref> Pada 11 Februari, ia dan pasukannya pergi dengan perahu kecil sepanjang 17 meter, bersama 180 warga sipil Belanda lainnya (termasuk 20 wanita). Setelah berlayar di laut lepas selama enam hari, Bolderhey akhirnya mendarat di Madura.<ref>De Jong (1984), pp. 835</ref>
Baris 98:
 
== Pasca Pertempuran ==
[[FileBerkas:B.J._Haga.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:B.J._Haga.jpg|jmpl|314x314px|Gubernur Bauke Jan Haga]]
Pada akhir pertempuran, Unit Darat telah maju sepanjang 400 km ke selatan dari Teluk Adang ke Banjarmasin, 100 km di antaranya melalui hutan. Bahan materi untuk keperluan Armada Udara ke-11 tiba di Oelin melalui kapal penangkap ikan pada tanggal 20 Februari. Lima hari kemudian, elemen Armada Udara ke-23 mendarat di Lanud Oelin, dan segera menggunakannya sebagai basis untuk serangan ke Bali.<ref>Remmelink (2018), pp. 257</ref>
 
Baris 108:
 
=== Lanud Kotawaringin ===
Pasukan Belanda yang berada di Lanud Kotawaringin diperkuat dengan batalyon Punjab Ke-2/15 di bawah Letnan Kolonel M.C. Lane yang telah mundur dari Miri & Kuching. Pada 24 Februari, sebuah kapal yang membawa persediaan tiba untuk menyediakan stok makanan tambahan bagi para pasukan. Pihak Jepang tidak tiba di Kotawaringin dan menangkap para pasukan Belanda dan Inggris sampai akhir Maret-awal April.<ref>Nortier (1982), pp. 85</ref>
 
=== Pembebasan ===