Bir pletok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kapital
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bang Bek (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler menghilangkan referensi [ * ]
Baris 1:
Sejarah Bir Pletok
{{noref}}
'''Bir pletok''' adalah minuman penyegar yang dibuat dari campuran beberapa [[rempah]], yaitu [[jahe]], [[daun]] [[pandan wangi]], dan [[serai]]. Minuman tradisional ini dikenal di kalangan etnis [[Betawi]]. Agar warnanya lebih menarik, orang Betawi biasanya menggunakan tambahan [[kayu]] [[secang]], yang akan memberikan warna merah bila diseduh dengan air panas.<ref>{{Cite web|url=https://www.makanantradisional.id/kuliner-nusantara/makanan-tradisional-betawi-yang-harus-kamu-coba/|title=Makanan Tradisional Betawi Yang Harus Kamu Coba|last=|first=|date=2019-09-03|website=Makanan Tradisional|language=en-US|access-date=2019-09-15}}</ref>
 
Bir pletok, menurut catatan literatur tertua yang kami temukan bertanggal 1 Mei 1907, yaitu dari surat kabar terbitan Surabaya bernama, Soerabaijasch Handelsblad. Di sana disebutkan adanya sajian minuman PLETOK bersama gulali, limun, wedang, dan cemilan lainnya dalam acara yang diadakan pembesar Belanda dan pribumi ketika itu, terutama saat Ulang tahun Ratu Belanda.
Walaupun mengandung kata ''[[bir]]'', bir pletok tidak mengandung [[alkohol]]. Minuman ini berkhasiat untuk memperlancar edaran darah. Masyarakat Betawi banyak mengonsumsinya pada malam hari sebagai penghangat.
 
Dari Sastrawan Betawi Alm. Firman Muntaco yang disampaikan oleh anaknya Fifi Firman Muntaco, Bir Pletok dulu berwarna kuning dan jika dituangkan ke gelas akan berbusa, karena di campur dengan soda.
 
Dan dari Babe Yoyo Muchtar pengasuh acara Bale-Bale TVRI dari salah satu narsumnya terungkap kisaran tahun 1930-50 an dahulu ada yang jualan Bir Pletok di Jalan Raya Bogor, Manggarai. (Bukan Jalan Raya Bogor yang sekarang) Dimana dahulu disitu merupakan tempat memberi makan dan mengganti kuda maupun sado yang akan menuju Bogor maupun Ke Jakarta
 
Pletok
Nama pletok diambil dari berbagai sumber ada yang mengatakan jaman kolonial, rempah-rempah pembuat bir pletok dimasukan kedalam lodong bambu lalu di campur batu es dan dikocok berulang-ulang hingga berbunyi pletak..pletok..sebelum dituang ke dalam gelas.
Kaum Betawi adalah kaum yang egaliter hingga dengan mudahnya menamakan minuman tersebut dengan nama Pletok dan dikemudian hari dikenal dengan sebutan Bir Pletok.
 
Walaupun memakai nama Bir tapi minuman Bir Pletok ini halal karena terbuat dari beragam rempah-rempah tanpa sekalipun ada unsur alkohol.
 
Pada bulan Februari 2019 berdiri Perkumpulan Pengusaha Bir Pletok Indonesia (PPBPI) suatu wadah kuliner Betawi yang konsen melestarikan dan memajukan bir pletok sebagai salah satu primadona kuliner khas Betawi.
 
Berlokasi sekretariat di Jl.Delima Raya No.40 Ciracas-Jakarta Timur
 
== Sejarah ==