Angulimala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 69:
Cerita Angulimala sangat dikenal dalam tradisi Buddhis, terutama [[Theravada|Theravāda]].{{sfn|Thompson|2015|p=161}} Dua naskah dalam [[kanon Pali|pustaka Buddhis]] ber[[bahasa Pali]] mencatat kisah Angulimala dengan Sang Buddha dari pertemuan pertama mereka hingga pertobatan Angulimala, dan diyakini merupakan versi tertua dari cerita tersebut.{{sfn|Gombrich|2006|p=137}}{{sfn|Thompson|2015|p=162}}{{refn|group=note|Sebagai perbandingan, {{As of|1994|post=, |lc=yes}} para cendekiawan memperkirakan Sang Buddha hidup antara abad ke-5 dan ke-4 SM.{{sfn|Norman|1994|p=39}}}} Naskah pertama adalah [[Theragatha|Theragathā]] (kemungkinan merupakan karya yang tertua),{{sfn|Thompson|2015|p=161}} dan yang kedua adalah [[Sutta Angulimala|Sutta Aṅgulimāla]] dalam [[Majjhima Nikaya|Majjhima Nikāya]].{{sfn|Wilson|2016|p=285}} Kedua naskah tersebut memberikan uraian singkat tentang pertemuan Angulimala dengan Sang Buddha, dan tak mencatat berbagai kisah latar belakang yang kemudian digabungkan ke dalam cerita tersebut (seperti Angulimala menyatakan sumpah kepada gurunya).{{sfn|Wilson|2016|p=288}}{{sfn|Thompson|2015|p=161}} Selain naskah-naskah Pāli, kehidupan Angulimala juga disebutkan dalam naskah ber[[bahasa Tibet]] dan [[bahasa Tionghoa|Tionghoa]], yang bermula dari [[Sanskerta]].{{sfn|Wilson|2016|p=288}}{{sfn|Thompson|2015|p=162}} Kumpulan cerita Sanskerta berjudul [[Āgama (Buddhisme)#Saṃyukta Āgama|Saṃyuktāgama]] dari mazhab [[Mulasarwastiwada|Mūlasārwastiwāda]] kuno telah [[Taishō Shinshū Daizōkyō|diterjemahkan ke dalam dua naskah Tionghoa]] (pada abad ke-4 sampai ke-5 Masehi) oleh mazhab [[Sarwāstiwāda]] dan [[Kāśyapīya]] kuno, dan juga memuat berbagai versi dari cerita tersebut.{{sfn|Zin|2005|page=707}}{{sfn|Thompson|2015|p=162}}{{sfn|Analayo|2008|p=135}} Sebuah naskah yang diterjemahkan ke bahasa Tionghoa dari naskah Sanskerta [[Ekottara Agama|Ekottara Agāma]] oleh mazhab [[Mahasamghika|Mahāsaṃghika]] juga diketahui. Selain itu, tiga naskah Tionghoa lainnya yang berkisah tentang Angulimala juga ditemukan, yang tak diketahui asal usulnya tapi berbeda dengan tiga naskah Tionghoa pertama.{{sfn |Bareau |1986 |page=655 }}
 
Selain naskah-naskah kuno tersebut, ada juga kisah tambahan berikutnya, yang muncul dalam ulasan tentang [[Majjhima Nikāya]] yang diatributkandiatribusikan kepada [[Buddhaghosa]] (abad ke-5 M), dan ulasan tentang Theragathā yang diatributkandiatribusikan kepada [[Dhammapala|Dhammapāla]] (abad ke-6 M).{{sfn|Wilson|2016|p=288}} Dua ulasan tersebut tampaknya tidak dibuat sendiri-sendiri: Dhammapāla tampaknya telah menyalin atau hampir menafsirkan tulisan Buddhaghosa, meskipun menambahkan penjelasan tentang sejumlah inkonsistensi.{{sfn|Gombrich|2006|p=137}}{{sfn|Thompson|2015|p=162}} Kisah terawal tentang kehidupan Angulimala menekankan sifat kejamnya dan menyandingkannya dengan sifat damai Sang Buddha. Kisah-kisah berikutnya dimaksudkan untuk menambahkan detail dan mengklarifikasi hal-hal yang tak sesuai dengan ajaran Buddha.{{sfn|Thompson|2017|page=176}}
 
Sebagai contoh, suatu masalah yang mungkin menimbulkan pertanyaan adalah perubahan mendadak dari seorang pembunuh menjadi murid tercerahkan; kisah-kisah berikutnya mencoba untuk menjelaskan hal tersebut.{{sfn |Bareau |1986 |page=654 }} Namun, kisah-kisah berikutnya juga mencantumkan berbagai mukjizat dengan sejumlah detail peristiwa yang cenderung mengalihkan maksud utama cerita.{{sfn|Analayo|2008|p=147}} Pustaka-pustaka [[Pāli]] kuno ({{lang-pi|sutta|italic=yes}}) tak menjelaskan alasan atas tindakan Angulimala, selain kekejaman belaka.{{sfn|Gombrich|2006|p=136}} Sejumlah naskah pada masa berikutnya menunjukkan usaha para cendekiawan untuk "memperbaiki" karakter Angulimala, menjadikannya tampak sebagai manusia yang pada dasarnya baik tapi terjebak oleh keadaan, daripada sekadar pembunuh keji semata.{{sfn|Gombrich|2006|p=141}}{{sfn|Kosuta|2017|p=36}} Selain ''sutta'' dan ''paritta'', ada pula kisah-kisah [[Jātaka]], [[Milindapanha|Milindapañhā]], dan sebagian [[vinaya Pitaka|peraturan bagi biksu dan biksuni]] yang berkaitan dengan Angulimala, serta kronik [[Mahawamsa|Mahāwaṃsa]] pada masa berikutnya.{{sfn|Thompson|2015|pp=161–2}}