Angulimala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 97:
=== Bertemu Sang Buddha ===
[[Berkas:Angulimala.jpg|kiri|jmpl|Lukisan di sebuah wihara di [[Sravasti]], [[India]], yang menggambarkan Angulimala sedang mencoba mengejar Buddha Gautama.]]
Para penduduk desa yang masih hidup akhirnya mengungsi dari wilayah tersebut, dan mengeluh kepada [[Pasenadi]], raja [[Kosala]].{{sfn|Wilson|2016|pp=293–4}}{{sfn|Gombrich|2006|p=140}} Pasenadi menanggapinya dengan mengirim 500 prajurit untuk memburu Angulimala.{{sfn|Loy|2009|p=1246}} Sementara itu, orang tua Angulimala mendengar kabar bahwa Pasenadi memburu seorang penjahat. Karena Angulimala lahir dengan pertanda-pertanda buruk, mereka berpikir bahwa yang diburu pasti dia. Kendati ayahnya tidak mau ikut campur,{{refn|group=note|Buddhaghosa berkata bahwa ia tak peduli, sementara Dhammapāla berkata bahwa ia meyakini bahwa ia "tak berguna untuk putra semacam itu".{{sfn|Gombrich|2006|p=140}}}} ibunya tetap cemas.{{sfn|Wilson|2016|pp=293–4}}{{sfn|Gombrich|2006|p=140}}{{refn|group=note|Ahli agama Buddha [[André Bareau]] dan teolog John Thompson berpendapat bahwa kisah ibunya yang berniat untuk ikut campur merupakan tambahan pada cerita aslinya, tapi cendekiawan kajian Asia Monika Zin menyatakan bahwa ibunya telah muncul dalam [[seni rupa Buddhis]] awal.{{sfn|Zin |2005|page=708}}{{sfn|Thompson|2015|p=163}}}} Karena mengkhawatirkan keselamatan putranya, ia memutuskan untuk menemukan Angulimala, agar dapat memberi tahu niat sang raja, serta mengajak putranya pulang.{{sfn|Thompson|2015|p=163}}{{sfn|Wilson|2016|p=286}} MelaluiMenurut Buddhaghosa, dengan menggunakan mata batin ({{lang-pi|abhiñña|italic=yes}}), Sang Buddha mengetahui bahwa Angulimala telah menjagal 999 orang, dan bersusah payah mendapatkan yang ke-1000.{{sfn|Wilson|2016|p=298 n.30}}{{refn|Namun, menurut beberapa versi, Sang Buddha mendengar tentang Angulimala dari para biarawan, yang datang untuk mengumpulkan [[amal]] dan melihat para penduduk desa yang berkeluh kesah di istana [[Pasenadi]].{{sfn |Bareau |1986 |p=656 }}|group=note}} Jika Sang Buddha mendatangi Angulimala pada hari itu, Angulimala akan menjadi [[biksu]], lalu meraih ''abhiñña''.{{sfn|Wilson|2016|p=298 n.30}} Namun, jika Angulimala malah membunuh ibunya, sang ibu akan menjadi korban ke-1000, sementara Angulimala tak akan terselamatkan,{{sfn|Buswell|Lopez|2013}}{{sfn|Gombrich|2006|p=140}} karena menurut ajaran Buddha, pembunuhan terhadap ibu sendiri diyakini sebagai salah satu dari [[anantarika-karma|lima macam karma terburuk]] yang dapat dilakukan seseorang.{{sfn|Kosuta|2017|pp=40–1}}{{sfn|Analayo|2008|p=146}}
 
Sang Buddha memutuskan untuk mendatangi Angulimala,{{sfn|Malalasekera|1960}} meskipun diperingati oleh para warga desa agar mengurungkan niatnya.{{sfn|Gombrich|2006|p=136}}{{sfn|van Oosten |2008 |page=251 }} Di tengah jalan yang menembus hutan Kosala, mula-mula Angulimala melihat ibunya.{{sfn|Buswell|Lopez|2013}} Menurut beberapa versi cerita, ia jadi teringat kembali akan ibunya yang dulu senantiasa menyediakan makanan untuknya.{{sfn|Thompson|2017|p=183}} Namun, setelah melakukan pertimbangan, ia memutuskan untuk menjadikan ibunya sebagai korban ke-1000. Namun saat Sang Buddha juga datang, ia memilih Sang Buddha sebagai pengganti ibunya. Setelah menghunus pedang, ia berlari ke arah Sang Buddha. Meskipun Angulimala berlari secepat mungkin, ia tak kunjung berhasil menggapai Sang Buddha yang berjalan tenang.{{sfn|Buswell|Lopez|2013}} Penyebabnya adalah sejumlah kesaktian ({{lang-pi|iddhi|italic=yes}}; {{lang-sa|ṛddhi|italic=yes}}) yang dipakai Buddha untuk menghadapi Angulimala:{{sfn|Wiltshire |1984|page=91}}{{sfn|Thompson|2015|p=162}} dalam suatu pustaka dinyatakan bahwa Sang Buddha memakai kekuatan tersebut untuk mengendalikan dan meregangkan ruang di antara mereka, sehingga dapat menjaga jarak dengan Angulimala.{{sfn|Analayo|2008|p=142}} Akhirnya Angulimala putus asa sehingga ia meminta Sang Buddha untuk berhenti. Sang Buddha kemudian berkata bahwa ia sendiri telah berhenti, dan seharusnya Angulimala-lah yang berhenti:{{sfn|Buswell|Lopez|2013}}{{sfn|Mathers|2013|page=127}}