Rumah adat Selaso Jatuh Kembar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k replaced: nampak → tampak (4) |
k jaman --> zaman |
||
Baris 8:
== Bagian-Bagian Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Rumah Selaso Jatuh Kembar memiliki beberapa bagian atau sekat yang menjadikannya memiliki beberapa ruang. Meski tidak digunakan sebagai tempat tinggal, sekat ini dibentuk karena memiliki fungsi tertentu. Ruang-ruang tersebut khusus sebagai tempat berkumpul untuk membedakan mana yang tetua, warga laki-laki dan perempuan. Di samping sebagai ruang untuk pertemuan, sebagian ruang yang lain difungsikan sebagai tempat menyimpan benda-benda adat. Benda-benda yang disimpan di rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ini antara lain perlengkapan tari dan alat-alat musik. Masih ada lagi ruang untuk anjungan, tempat tidur khusus untuk prosesi terentu, dan ada juga dapur yang dimanfaatkan untuk memasak ketika ada acara di Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar. Berikut adalah bagian-bagiannya secara terperinci. Bagian Atap Rumah Selaso Jatuh Kembar terbuat dari daun rumbia dan daun pinah yang diikat pada tulang bubungan memakai tali rotan. Daun pinah atau daun rumbia digunakan sebagai bahan membuat atap karena di samping memberi efek kesejukan, di sana pada
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki loteng yang dibuat tepat di atas dapur. Fungsi loteng adalah untuk mengeluarkan asap dapur dan juga digunakan pula sebagai menyimpan bahan makanan. Loteng dibuat dari papan Merbau yang merupakan kayu keras. Merbau dibuat menjadi tipis seukuran papan tapi masih kuat. Bagian loteng memiliki lubang angin sebagai ventilasi agar angin dapat keluar masih menyegarkan ruangan dapur. Ventilasi khusus loteng ini disebut dengan Bidai atau Singap. Bentuknya berundak-undak dan dihias dengan ukiran sehingga tampak memiliki nilai seni yang tinggi bagi yang mengetahuinya. Bagian loteng ini dilengkapi dengan bagian kecil di bawah lubang ventilasi, sehingga tampak seperti balkon kecil jika dilihat dari luar. Bagian tersebut dinamakan Teban layer. Umumnya bentuk Bidai atau ventilasi dari Loteng di atas dapur ini berbentuk segi enam, segi empat, segi delapan, dan bahkan ada yang berbentuk bulat. Berdasarkan keterangan adat disebutkan bahwa pemilihan bentuk tersebut disesuaikan dengan arah mata angin. Bagian loteng tetap tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur alam untuk membuatnya kokoh dan dapat mengurangi hawa panas yang dapat terjadi di dalam rumah.<ref name=":0" />
Baris 16:
'''Tiang Selaso Jatuh Kembar'''
Tiang selaso jatuh kembar merupakan tiang penopang rumah melayu ini. Tiang Selaso Jatuh Kembar dibuat dalam beberapa bentuk ada yang segi delapan dan segi empat menyelaskan arah mata angin. Tujuannya agar rejeki dan berkah mendatangi rumah dari setiap penjuru. Jika dibuat dalam bentuk segi enam hal itu menggambarkan rukun iman, dan jika dibuat dalam bentuk segi tujuh maka itu mewakili surga dan neraga yang memiliki tujuh tingkatan. Jika dibuat dalam bentuk segi sembilan atau disebut juga dengan tiang rangkayemaka itu berarti menggambarkan strata ekonomi penghuninya. Ukuran tiang penpang dari Rumah Adat Selaso Kembar berbeda0beda berdasarkan letak dan fugsinya. Tiang utama terdiri atas tiang seri dan tiang penghulu yang disebut juga tiang tuo. Jarak penempatannya sebesar 3 meter antar tiang. Sedangkan jumlah tiang utama ini biasanya berjumlah genap. Rata-rata memiliki ketinggian 1 meter sampai 2,5 meter. tinggi tiang akan semakin tinggi jika rumah dibangun semakin dekat dengan laut. Kayu yang diguankan untuk membuat tiang utama adalah kayu keras, seperti kayu Kulim, Tembesu, Resak dan Punak. Akan tetapi,
'''Rasuk'''
Rumah adat Selaso Kembar memiliki bagian yang dinamakan dengan rasuk, bagian ini digunakan sebagai penghubung atau tiang panjang untuk menghubungkan pasak antar tiang dan juga atap. Pasak yang digunakan berbentuk persegi dan digunakan untuk memaku antar tiang agar kokoh. Di
'''Dinding, Pintu, Jendela, Lantai, Tangga, dan Kolong Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar'''
Baris 28:
Sementara itu, jendela juga dibuat dari jenis kayu yang sama. Jendela Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki ukuran yang bergantung pada ketinggian dinding rumah. Umumnya, ukuran jendela di ruang utama akan dibuat lebih tinggi daripada jendela di bagian lainnya. Sementara lantainya juga dibuat dari bahan kayu yang sama. Kayu dibuat dalam bentuk papan dan dipasangkan dengan posisi rapat satu sama lain di dalam bangunan. Pemasangan dilaksanakan dengan hati-hati. Papan kayu akan saling terhubung satu sama lain dari lantai utama sampai dengan ruang dapur. Pola penyusunannya disamakan dengan posisi rasuk di atap sehingga membentuk sinkronisasi yang tepat. DI bagian ujung lantai akan diperkuat dengan batas lantai yang disebut dengan bendul. Batas lantai ini juga dibuat dari bahan kayu yang sama. Bendul berfungsi sebagai pengikat ataupun penguat di bagian ujung lantai.<ref name=":1" />
lanjut ke bagian tangga rumah. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki tangga yang dibuat dari kayu pula. Akan tetapi, di
== Corak Ukiran Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Setiap bagian dari Rumah Adat Selaso Kembar memiliki ukiran tertentu. Masing-masing dibuat dengan corak tertentu. Rumah Adat Selaso Kembar memiliki ukiran yang disbeut dengan itik Sekawan. Corak ini diukir di bagian dinding yang memiliki makan agar manusia hidup berdampingan, selaras, damai, kompak, dan bersam-sama sampai akhir. Corak itik sekawan berbentuk itik berbaris berjalan bersama-sama kembali menuju kandang karena itu disebut juga dengan [[itik pulang petang]]. Ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran Pucuk Rebung. Corak pucuk rebung dibuat menyerupai pucuk atau tunas bambu yang masih muda. Tunas tersebut tumbuh meruncing di mana memiliki makna tersendiri berdasarkan bentuknya. Berdasarkan bentuknya ada Pucuk Rebung Bertunas memiliki makna hilangnya rasa lapar dan dahaga yang menandakan setiap permasalahan selalu ada penyelesaiannya. Lalu, Pucuk Rebung Sekuntum sebagai simbol duduk bersama-sama untuk berdiskusi atau bermusyawarah mencapai mufakat ketika ada persoalan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Kemudian, Pucuk Rebung Kaluk Paku sebagai simbol agar selalu bergotong royong dan saling membantu sesama warga desa. Terakhir, Pucuk Rebung Sirih Tunggal sebagai simbol penghalang, celaka, dan sial dapat muncul dari mana saja karena itu setiap individu harus berhati-hati. Pucuk rebung ini dapat terlihat di bagian tiang-tiang rumah, di bagian pangkal maupun di bagian atasnya.<ref name=":1" />
|