Antiagama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: Atheis → Ateis (4)
Baris 16:
* [[Georges Bataille]] - yang dipengaruhi surealis Nietzsche, wartawan dan filsuf yang menyatakan bahwa peradaban Barat modern ditandai dengan mitos "tidak adanya mitos".
* [[William Blake]] - penyair dan pelukis. Meskipun ia tetap sangat spiritual, ia memandang agama yang terorganisir sebagai penindasan.
* [[Richard Dawkins]], seorang ateis terkemuka dan etologis yang merupakan salah satu dari "empat penunggang kuda" dari AtheisAteis Baru. Dia menulis [[The God Delusion]] mengkritik kepercayaan pada Tuhan (s) pada tahun 2006.<ref>''Many of us saw religion as harmless nonsense. Beliefs might lack all supporting evidence but, we thought, if people needed a crutch for consolation, where's the harm? September 11th changed all that. Revealed faith is not harmless nonsense, it can be lethally dangerous nonsense. Dangerous because it gives people unshakeable confidence in their own righteousness. Dangerous because it gives them false courage to kill themselves, which automatically removes normal barriers to killing others. Dangerous because it teaches enmity to others labelled only by a difference of inherited tradition. And dangerous because we have all bought into a weird respect, which uniquely protects religion from normal criticism. Let's now stop being so damned respectful!'' The Guardian, 2001-10-11 "[http://books.guardian.co.uk/writersreflections/story/0,1367,567546,00.html Has the world changed?]." ''The Guardian''. Accessed 2006-01-29.</ref>
* [[Daniel Dennett]], seorang filsuf Amerika, penulis, ilmuwan kognitif, dan salah satu dari "empat penunggang kuda" dari AtheisAteis Baru.
* [[John Dewey]], filsuf ateistik Amerika pragmatis, psikolog, dan pembaharu pendidikan, diyakini tidak agama atau metafisika bisa memberikan nilai-nilai moral dan sosial yang sah, meskipun empirisme ilmiah bisa (lihat ilmu moralitas).<ref>"Dewey felt that science alone contributed to 'human good,' which he defined exclusively in naturalistic terms. He rejected religion and metaphysics as valid supports for moral and social values, and felt that success of the scientific method presupposed the destruction of old knowledge before the new could be created. ... (Dewey, 1929, pp. 95, 145) "William Adrian, [http://dx.doi.org/10.1080/15363750590925929 TRUTH, FREEDOM AND (DIS)ORDER IN THE AMERICAN UNIVERSITY], ''Christian Higher Education', 4:2, 145-154</ref>
* [[Catherine Fahringer]], aktivis politik liberal Texas yang berkampanye untuk hak-hak aborsi, kontrol senjata, dan pemisahan yang ketat antara Gereja dan Negara atau urusan Agama dan Negara.
* [[Ricky Gervais]] - pelawak, promotor ilmu atas agama, mengolok-olok penggunaan Alkitab sebagai fakta ilmiah.
* [[Emma Goldman]] - anarkis, aktivis politik, dan penulis.
* [[Sam Harris]], penulis dan neuroscientist, yang berpendapat bahwa moderasi agama memberikan penutup untuk aksi fundamentalisme berbahaya.<ref>''"We desperately need a public discourse that encourages critical thinking and intellectual honesty. Nothing stands in the way of this project more than the respect we accord religious faith."'', S. Harris, ''[[Letter to a Christian Nation]]'', 2006.</ref> Dia menulis The End of Faith dan Surat untuk Bangsa Kristen. Dia adalah salah satu dari "empat penunggang kuda" dari AtheisAteis Baru.
* [[Christopher Hitchens]] - blak-blakan dan tanpa kompromi antitheist, jurnalis dan kritikus sastra, penulis buku Allah tidak besar: Bagaimana Racun Agama Everything. Dia adalah salah satu dari "empat penunggang kuda" dari AtheisAteis Baru.
* [[Enver Hoxha]] - mantan kepala negara [[Albania]], satu-satunya negara yang pernah secara resmi melarang agama<ref>Established the first instance of official [[state atheism]] where possession of religious objects such as a Qur'an or a Bible led to prison sentences.</ref>.
* [[David Hume]] -. Filsuf agnostik [[Skotlandia]], yang dikenal karena skeptisisme-nya, yang menulis bahwa akal manusia secara keseluruhan tidak cukup untuk membuat asumsi tentang ilahi, baik melalui penalaran apriori atau pengamatan alam<ref>D. Hume, ''[[Dialogues concerning Natural Religion]]'', 1779.</ref>