Gunung Merapi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) |
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 73:
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami [[erupsi]] setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh permukiman yang sangat padat. Sejak tahun [[1548]], gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.{{fact}} [[Kota Magelang]] dan [[Kota Yogyakarta]] adalah kota besar terdekat, berjarak kurang dari 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat permukiman sampai ketinggian 1700 [[meter|m]] dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek [[Gunung Api Dekade Ini]] (''[[Wikipedia:Decade_Volcanoes|Decade Volcanoes]]'').<ref>[http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/DecadeVolcanoes/ Laman ''Decade Volcanoes'']</ref>
== Etomologi ==
Nama "Merapi" berasal dari penyingkatan "meru" (= gunung) dan "api", sehingga nama "merapi" sebenarnya sudah berarti "gunung api".▼
== Geologi ==
[[Berkas:Merapi-Suedseite.jpg|jmpl|[[Litografi]] sisi selatan Gunung Merapi pada tahun 1836, dimuat pada buku tulisan [[Junghuhn]].]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Uitbarsting van de Merapi in 1930 TMnr 10003995.jpg|jmpl|Puncak Merapi pada tahun 1930.]]▼
▲Nama "Merapi" berasal dari penyingkatan "meru" (= gunung) dan "api", sehingga nama "merapi" sebenarnya sudah berarti "gunung api".
Gunung ini adalah gunung termuda dalam rangkaian [[gunung berapi]] yang mengarah ke selatan dari [[Gunung Ungaran]], Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi. Gunung ini terbentuk karena aktivitas di [[zona subduksi]] [[Lempeng Indo-Australia]] yang bergerak ke bawah [[Lempeng Eurasia]] menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi [[vegetasi]] karena aktivitas vulkanik yang tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Batulawang yang lebih tua.<ref name="usgs">[http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/description_indonesia_volcanics.html DESCRIPTION:Indonesia Volcanoes and Volcanics]. Laman USGeological Survey.</ref>
Baris 96 ⟶ 99:
Pakar geologi pada tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi material seperti lumpur yang "secara signifikan menghambat gelombang getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah magma.<ref>Axel Bojanowski. [http://www.spiegel.de/wissenschaft/natur/0,1518,727092,00.html Riesige Magmamenge. Geologen warnen vor Mega-Eruption des Merapi]. Spiegel Online edisi 05 November 2010.</ref> Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk akibat menghunjamnya [[Lempeng Indo-Australia]] ke bawah [[Lempeng Eurasia]]<ref>[http://www.spiegel.de/fotostrecke/fotostrecke-61341.html Diagram pola pembentukan ruang magma hipotetik di bawah Merapi]</ref>.
== Catatan Erupsi ==▼
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Uitbarsting van de Merapi in 1930 TMnr 10003995.jpg|jmpl|Puncak Merapi pada tahun 1930.]]
Sejak tahun 1768, sudah tercatat lebih dari 80 kali letusan terjadi di gunung ini. Di antara letusan tersebut, merupakan letusan besar ([[Volcanic Explosivity Index|VEI]] ≥ 3) yaitu periode abad XIX (letusan tahun 1768, 1822, 1849, 1872) dan periode abad XX yaitu 1930-1931. Erupsi abad XIX intensitas letusannya relatif lebih besar, sedangkan letusan abad XX frekuensinya lebih sering. Kemungkinan letusan besar terjadi sekali dalam 100 tahun.<ref name="Kompas 1330080"/> Erupsi abad ke-19 jauh lebih besar dari letusan abad XX, di mana awan panas mencapai 20 kilometer dari puncak. Aktivitas Merapi pada abad XX terjadi minimal 28 kali letusan, di mana letusan terbesar terjadi pada tahun 1931. Sudah tiga perempat abad tidak terjadi letusan besar.▼
Letusan besar bisa bersifat eksplosif dan jangkauan awan panas mencapai 15 kilometer. Letusan gunung ini sejak 1872-1931 mengarah ke barat-barat laut. Namun, sejak letusan besar 1930-1931, arah letusan dominan ke barat daya sampai dengan letusan 2001. Kecuali pada letusan 1994, terjadi penyimpangan ke arah selatan yaitu ke hulu Kali Boyong, terletak antara bukit Turgo dan Plawangan. Erupsi terakhir pada 2006, terjadi perubahan arah dari barat daya ke arah tenggara, dengan membentuk bukaan kawah yang mengarah ke Kali Gendol.▼
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar tercatat pada tahun [[1006]] (dugaan), [[1786]], [[1822]], [[1872]], dan [[1930]]. Letusan pada tahun [[1006]] membuat seluruh bagian tengah [[Pulau Jawa]] diselubungi abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik.<ref>{{cite web|url=http://volcano.und.edu/vwdocs/current_volcs/merapi/ |title=A history of Merapi |accessdate=2007-02-20}}</ref> Ahli geologi Belanda, [[Rein van Bemmelen|van Bemmelen]], berteori bahwa letusan tersebutlah yang menyebabkan pusat [[Kerajaan Medang]] (Mataram Kuno) harus berpindah ke [[Jawa Timur]]. Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan era modern geologi dengan skala [[VEI]] mencapai 3 sampai 4. Letusan besar terbaru, 2010, diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan tahun [[1930]], yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400 orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.{{fact}}
Letusan bulan November 1994, menyebabkan luncuran [[awan panas]] ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia.
Letusan pada 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.
Pada tahun 2001 sampai 2003, tercatat aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Pada tahun 2006, Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena terjangan awan panas meskipun keduanya berlindung di dalam bunker bawah tanah.
Semua catatan ini membentuk apa yang disebut sebagai letusan "tipe Merapi", yaitu aktivitas tinggi yang cukup lama disertai dengan hembusan awan panas (diistilahkan sebagai ''wedhus gèmbèl'' (bahasa Jawa untuk [[domba]]) berulang-ulang yang biasanya ke arah bawah, sehingga membahayakan warga di lereng gunung tersebut.
Baris 121 ⟶ 128:
Sisi timur gunung ini tidak diamati karena dianggap relatif aman akibat adanya punggungan puncak Bibi yang terbentuk di era pra-Merapi.
▲== Catatan Erupsi ==
▲Sejak tahun 1768, sudah tercatat lebih dari 80 kali letusan terjadi di gunung ini. Di antara letusan tersebut, merupakan letusan besar ([[Volcanic Explosivity Index|VEI]] ≥ 3) yaitu periode abad XIX (letusan tahun 1768, 1822, 1849, 1872) dan periode abad XX yaitu 1930-1931. Erupsi abad XIX intensitas letusannya relatif lebih besar, sedangkan letusan abad XX frekuensinya lebih sering. Kemungkinan letusan besar terjadi sekali dalam 100 tahun.<ref name="Kompas 1330080"/> Erupsi abad ke-19 jauh lebih besar dari letusan abad XX, di mana awan panas mencapai 20 kilometer dari puncak. Aktivitas Merapi pada abad XX terjadi minimal 28 kali letusan, di mana letusan terbesar terjadi pada tahun 1931. Sudah tiga perempat abad tidak terjadi letusan besar.
▲Letusan besar bisa bersifat eksplosif dan jangkauan awan panas mencapai 15 kilometer. Letusan gunung ini sejak 1872-1931 mengarah ke barat-barat laut. Namun, sejak letusan besar 1930-1931, arah letusan dominan ke barat daya sampai dengan letusan 2001. Kecuali pada letusan 1994, terjadi penyimpangan ke arah selatan yaitu ke hulu Kali Boyong, terletak antara bukit Turgo dan Plawangan. Erupsi terakhir pada 2006, terjadi perubahan arah dari barat daya ke arah tenggara, dengan membentuk bukaan kawah yang mengarah ke Kali Gendol.
=== Erupsi 2006 ===
|