Kerajaan Salakanagara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: Kuna → Kuno (2)
Baris 8:
Nama ahli dan sejarawan yang membuktikan bahwa tatar Pasundan memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi, antara lain adalah [[Husein Djajadiningrat]], [[Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani|Tubagus H. Achmad]], [[Hasan Muarif Ambary|Hasan Mu’arif Ambary]], [[Halwany Michrob]] dan lain-lainnya. Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun dalam tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi nama-nama seperti [[John Miksic]], Takashi, [[Atja]], [[Saleh Danasasmita]], [[Yoseph Iskandar]], [[Claude Guillot]], [[Ayatrohaedi]], Wishnu Handoko dan lain-lain yang menambah wawasan mengenai Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan karya-karyanya dibuat baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
 
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah [[Aki Tirem]]. Konon, kota inilah yang disebut ''[[Argyrè|]]''Argyrè'']] oleh [[Ptolemeus]] dalam tahun [[150]], dikarenakan Salakanagara diartikan sebagai "Negara Perak" dalam bahasa [[Sansakerta]].<ref name="Edi">Edi S. Ekadjati. Kebudayaan Sunda Zaman Pajajaran, Jilid 2, Pustaka Jatya, 2005.</ref>
 
Kota ini terletak di daerah [[Teluk Lada]], [[Kabupaten Pandeglang|Pandeglang]]''',''' [[Banten]]'''.''' Adalah [[Aki Tirem]], penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua duta dari Pallawa [[Dewawarman]] ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pohaci Larasati diperistri oleh [[Dewawarman]]. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan [[Dewawarman]] menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya.
Baris 19:
[[Jayasingawarman|Jayasinghawarman]] pendiri [[Tarumanagara]] adalah menantu Raja [[Dewawarman VIII]]. Ia sendiri seorang Maharesi dari Calankayana di [[India]] yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan [[Samudragupta|Maharaja Samudragupta]] dari Kerajaan [[Kemaharajaan Gupta|Maurya]]. Di kemudian hari setelah [[Jayasingawarman|Jayasinghawarman]] mendirikan [[Tarumanagara]], pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.
 
Memang banyak para ahli yang masih memperdebatkan masalah institusi kerajaan sebelum [[Tarumanegara]] melalui berbagai sumber sejarah seperti berita Tiongkok dan bangsa Eropa atau naskah-naskah KunaKuno. [[Claudius Ptolemaeus]], seorang ahli bumi masa Yunani Kuno menyebutkan sebuah negeri bernama ''[[Argyrè]]'' yang terletak di wilayah Timur Jauh. Negeri ini terletak di ujung barat Pulau ''Iabodio'' yang selalu dikaitkan dengan ''[[Yawadwipa]]'' yang kemudian diasumsikan sebagai Jawa. ''Argyrè'' sendiri berarti perak yang kemudian ”diterjemahkan” oleh para ahli sebagai [[Pelabuhan Merak|Merak]].
 
Kemudian sebuah berita Tiongkok yang berasal dari tahun 132 M menyebutkan wilayah ''Ye-tiao'' yang sering diartikan sebagai ''Yawadwipa'' dengan rajanya ''Pien'' yang merupakan lafal Mandarin dari bahasa ''[[Bahasa Sanskerta|Sansakerta]]'' Dewawarman. Namun tidak ada bukti lain yang dapat mengungkap kebenaran dari dua berita asing tersebut.
Baris 104:
== Bacaan lanjut ==
{{Col|2}}
* Darsa, Undang A. 2004. “Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan“, Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Naskah KunaKuno yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1 – 23.
* Ekadjati, Edi S. 1995. Sunda, Nusantara, dan Indonesia; Suatu Tinjauan Sejarah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran pada Hari Sabtu, 16 Desember `1995. Bandung: Universitas Padjadjaran.
* Ekadjati, Edi S. 1981. Historiografi Priangan. Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas Padjadjaran.
Baris 144:
* [[Kerajaan Kendan]]
* [[Kerajaan Galuh]]
* [[Kerajaan Salakanagara]]
* [[Kerajaan Tarumanagara]]
* [[Kerajaan Sunda]]