Serat katuranggan kucing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up
Baris 8:
Isi dari ''katuranggan kucing'' umumnya disusun dalam bentuk bait puisi, hal ini sejalan dengan kecendrungan sastra Jawa tradisional yang sebagian besar teksnya dirancang untuk dilantunkan dalam bentuk tembang.<ref>{{Cite book|url=https://archive.org/details/illuminationswri0000kuma|title=Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia|last=Kumar|first=John|last2=McGlynn|first2=John H|publisher=Lontar Foundation|year=1996|isbn=0834803496|location=Jakarta|pages=168|language=EN}}</ref> Tiap bait (disebut juga ''pada'') menguraikan satu jenis kucing yang uraiannya meliputi ciri fisik, nama jenis, dan pengaruh baik-buruknya bagi manusia.<ref name=":0"/> Ciri fisik tiap jenis kucing hanya dijelaskan secara singkat dan tidak pernah disertai dengan ilustrasi, sehingga gambaran tepat dari tiap jenis kucing bergantung pada bayangan pembaca. Pengaruh dari tiap jenis umumnya juga tidak diurai lebih jauh dari "baik" atau "buruk".
 
Naskah ''katuranggan kucing'' dapat ditemukan beredar di masyarakat Jawa pra-kemerdekaan dalam bentuk salinan tulis tangan maupun buku cetak, namun terdapat sejumlah variasi isi dan judul karena tidak adanya satu versi otoriter yang menjadi rujukan semua salinan. Semisal, [[Kraton Yogyakarta]] menyimpan naskah dengan judul {{ill|Serat Ngalamating Kucing|jv}} (ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦔꦭꦩꦠ꧀ꦠꦶꦁꦏꦸꦕꦶꦁ)<ref name=":0">{{Cite journal|last=A|first=Mirya|date=2017-11-01|title=Serat Ngalamating Kucing Mitos Kucing dalam Budaya Jawa|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/16860|journal=Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra|language=id|volume=12|issue=4|pages=173–185|doi=10.14710/nusa.12.4.173-185|issn=2597-9558}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/title/katalog-induk-naskah-naskah-nusantara-jilid-2-kraton-yogyakarta/oclc/499269103&referer=brief_results|title=Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 2: Kraton Yogyakarta|last=Lindsay|first=Jennifer|last2=Soetanto|first2=R. M.|last3=Feinstein|first3=Alan|date=|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1994|isbn=9789794611784|location=Jakarta|pages=|language=ID|oclc=499269103}}</ref><ref name=":0">{{Cite journal|last=A|first=Mirya|date=2017-11-01|title=Serat Ngalamating Kucing Mitos Kucing dalam Budaya Jawa|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/view/16860|journal=Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra|language=id|volume=12|issue=4|pages=173–185|doi=10.14710/nusa.12.4.173-185|issn=2597-9558}}</ref> sementara versi cetak dari Semarang menggunakan judul ''Serat Katuranggan ning Kutcing'' (ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦏꦠꦸꦫꦁꦒꦤ꧀ꦤꦶꦁꦏꦸꦠ꧀ꦕꦶꦁ),<ref name="gb"/> keduanya memiliki isi yang sebagian besar sama dengan sedikit perbedaan dari segi pengejaan dan susunan.
 
Sebagai contoh, ''Serat Katuranggan ning Kutcing'' yang diterbitkan di Semarang pada tahun 1871 M,<ref name="gb">[https://books.google.co.id/books?id=BfRhOG2SfNoC&pg=PP7&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=2#v=onepage&q&f=false ''Serat Katoerangganing ning Koetjing'' (ꦱꦼꦫꦠ꧀ꦏꦠꦸꦫꦁꦒꦤ꧀ꦤꦶꦁꦏꦸꦠ꧀ꦕꦶꦁ)], diterbitkan oleh Percetakan GCT Van Dorp & Co di Semarang, tahun 1871. Pindaian Google Books dari koleksi Perpustakaan Nasional Belanda, No 859 B33.</ref> menuturkan salah satu kucing yang dianggap baik sebagaimana berikut: