Datuk ri Bandang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 112.215.241.187 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara
Tag: Pengembalian
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: mantera → mantra (2)
Baris 29:
Setelah Raja Luwu dan keluarganya beserta seluruh pejabat istana masuk Islam, Datuk ri Bandang pergi dari Kerajaan Luwu menuju wilayah lain di Sulawesi Selatan dan kemudian menetap di [[Makassar]] sambil melakukan syiar Islam di [[Gowa]], [[Takalar]], [[Jeneponto]], [[Bantaeng]]. Dakwah Islam yang dilaksanakan Datuk ri Bandang akhirnya juga berhasil mengajak Raja Gowa, [[Sultan Ala'uddin dari Gowa|I Manga'rangi Daeng Manrabia]] dan Raja Tallo, [[Karaeng Matoaya|I Malingkang Daeng Manyonri]] beserta rakyatnya masuk Islam. Dikemudian hari sang ulama itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di wilayah Tallo.
 
Sementara itu Datuk Patimang menetap di Kerajaan Luwu dan meneruskan syiar Islamnya ke rakyat Luwu, Suppa, [[Soppeng]], [[Wajo]] dan lain-lain yang masih banyak belum masuk Islam. Dikemudian hari sang penyebar Islam itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Patimang, Luwu. Sedangkan Datuk ri Tiro melakukan syiar Islam di wilayah selatan, yaitu [[Tiro]], [[Bulukumba]], Bantaeng dan Tanete, yang masyarakatnya masih kuat memegang budaya sihir dan manteramantra-manteramantra. Datuk ri Tiro yang kemudian berhasil mengajak raja Karaeng Tiro masuk Islam dikemudian hari juga wafat dan dimakamkan di Tiro atau sekarang Bontotiro.
 
== Referensi ==
Baris 41:
 
{{DEFAULTSORT:Bandang, Datuk Ri}}
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
 
 
{{indo-bio-stub}}