Penglihatan burung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
k replaced: miopi → miopia |
||
Baris 17:
Ukuran mata burung terkait erat dengan massa tubuhnya. Sebuah studi dari lima jenis burung (burung nuri, merpati, petrel, burung pemangsa dan burung hantu) menunjukkan bahwa massa mata sebanding dengan massa tubuh, tetapi seperti yang diharapkan dari kebiasaan mereka dan ekologi visualnya, burung laut dan burung hantu memiliki mata yang relatif besar untuk ukuran massa tubuh mereka.<ref name="brooke">{{cite journal|last=Brooke |first=M. de L.|month=February |year=1999 |title=The scaling of eye size with body mass in birds |journal=Proceeding of the Royal Society Biological Sciences |volume=266 |issue= 1417|pages=405–412 |doi=10.1098/rspb.1999.0652|last2=Hanley|first2=S.|last3=Laughlin|first3=S. B. |pmc=1689681|pmid=}}</ref> Studi tentang perilaku burung menunjukkan bahwa banyak spesies burung fokus pada objek yang jauh memiliki keistimewaan pada daya penglihatan lateral dan monokular, dan burung akan mengorientasikan diri ke samping untuk memaksimalkan resolusi visual. Untuk seekor merpati, pandangan kesamping memiliki resolusi dua kali lebih baik daripada pandangan ke depan, sedangkan bagi manusia terjadi hal yang sebaliknya.<ref name="Sturkie"/>
[[Berkas:Erithacus-OhWeh-006.jpg|jmpl|kiri|Burung [[robin eropa]] memiliki mata yang relatif besar dan mulai bernyanyi di pagi hari.]]
Kinerja mata dalam tingkat cahaya rendah tergantung pada jarak antara lensa dan retina, dan burung kecil secara efektif dipaksa menjadi [[Diurnal|burung siang]] karena mata mereka tidak cukup besar untuk melihat diwaktu malam. Meskipun banyak spesies bermigrasi di malam hari, mereka sering berbenturan dengan bermacam objek bahkan objek yang terang benderang seperti mercusuar atau platform pengeboran minyak. Burung pemangsa adalah [[Diurnal|burung siang]], karena meskipun mata mereka besar, namun mata tersebut dioptimalkan untuk memberikan resolusi spasial yang maksimum, sehingga mata tersebut juga tidak berfungsi dengan baik dalam cahaya yang buruk.<ref name="martin">Martin, Graham. "Producing the image" in Ziegler & Bischof (1993) 5–24</ref> Banyak burung memiliki struktur mata yang asimetri, yang memungkinkan mereka untuk fokus pada cakrawala dan bagian penting dari tanah secara bersamaan. Adaptasi ini dimungkinkan karena burung memiliki [[
Burung dengan mata yang relatif besar dibandingkan dengan massa tubuh mereka, seperti [[ekor merah-lembayung]] dan [[robin eropa]] akan berkicau sebelum fajar sebelum burung-burung dengan ukuran yang sama dan massa tubuh yang lebih kecil lainnya berkicau. Namun, jika burung memiliki ukuran mata yang sama tetapi massa tubuh yang berbeda, spesies yang lebih besar berkicau lebih lambat dibanding spesies yang lebih kecil. Ini mungkin karena burung kecil harus memulai hari lebih awal karena pengurangan berat badan semalam.<ref name="dawn" >{{cite journal|last=Thomas |first=Robert J. |month= |year=2002 |title=Eye size in birds and the timing of song at dawn|journal=Proceedings of the Royal society of London |volume=269 |issue=1493 |pages=831–837 |doi=10.1098/rspb.2001.1941 | pmid = 11958715|last2=Suzuki|first2=M|last3=Saito|first3=S|last4=Tanda|first4=S|last5=Newson|first5=Stuart E.|last6=Frayling|first6=Tim D.|last7=Wallis|first7=Paul D. |pmc=1690967}}</ref>
[[Hewan nokturnal|Burung malam]] memiliki mata yang sangat optimal terhadap sensitivitas visual, dengan kornea yang relatif besar terhadap panjang mata, sedangkan [[Diurnal|burung siang]] memiliki mata yang relatif panjang terhadap diameter kornea untuk memberikan ketajaman visual yang lebih besar. Informasi tentang spesies yang sudah punah dapat disimpulkan dari pengukuran dari cincin sklerotik dan kedalaman orbit. Agar pengukuran bisa dilakukan, fosil tersebut harus masih memiliki benuk tiga dimensi. Untuk spesimen datar seperti [[Archeopteryx]], pengukuran tidak bisa dilakukan karna meskipun memiliki cincin sklerotik lengkap tetapi tidak ada pengukuran kedalaman orbit.<ref name="Hall">{{cite journal|last=Hall |first=Margaret I. |coauthors= |month=June |year=2008 |title=The anatomical relationships between the avian eye, orbit and sclerotic ring: implications for inferring activity patterns in extinct birds
|