MikrobaMikrob yang hidup di tanah dan air tanah memakan senyawa [[hidrokarbon]] atau minyak mentah. Setelah senyawa minyak dimakan, proses hasil penguraian minyak oleh mikrobamikrob tersebut mengubah senyawa minyak menjadi air dan gas yang tidak berbahaya dan aman bagi lingkungan. Proses [[bioremediasi]] mengembalikan tanah ke bentuk asalnya, sehingga aman untuk digunakan di berbagai jenis lingkungan baik untuk kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan dan lain – lain<ref name=":0" />.
'''Metode Umum Bioremediasi'''
Baris 18:
[[In situ|In-Situ]]: Metode ini memproses materi yang terpapar minyak di lokasi yang bersangkutan dan biasanya digunakan pada kondisi ketika tidak mungkin memindahkan tanah dari lokasi. Namun metode in-situ dinilai kurang efektif untuk eksplorasi dan produksi minyak mentah karena lokasi yang terpapar minyak mentah tidak dapat digunakan sampai proses bioremediasi selesai dilaksanakan. Selain itu proses bioremediasi memerlukan irigasi dan aerasi tanah secara teratur selama periode waktu tertentu. Aerasi tanah di dalam dan sekitar lokasi produksi minyak mentah merupakan hal yang sulit, bahkan kadang kala tidak mungkin untuk dilakukan tanpa menghentikan produksi. Dengan demikian, metode ini dapat menyebabkan hilangnya kapasitas produksi minyak dari lokasi yang bersangkutan dalam jangka waktu yang lama.<ref name=":1">Kepmen Lingkungan Hidup 128/2003</ref>
[[Ex-Situ]]: Dalam metode ini, materi yang terpapar minyak mentah digali dan dikirim dengan aman ke lokasi yang secara khusus dirancang untuk mengolah dan membersihkan tanah tersebut secara efektif dan efisien. Lokasi pengolahan terdiri atas bebepa sel pengolahan yang secara berkala dilakukan proses penyiraman dan pembajakanuntuk memastikan aerasi berjalan dengan baik. Antara aktivitas irigasi dan [[aerasi]], lokasi didiamkan agar mikrobamikrob dapat bekerja untuk memakan senyawa minyak. Ex-situ adalah metode yang terbukti efektif untuk pengolahan tanah terpapar minyak mentah karena metode ini memungkinkan pengolahan tanpa mengganggu proses produksi.<ref name=":1" />
'''Kenapa Bioremediasi Aman?'''
Bioremediasi sepenuhnya menggunakan mikrobamikrob yang secara alami dan dapat hidup di tanah. MikrobaMikrob tersebut tidak membahayakan lingkungan. MikrobaMikrob diberi nutrisi berupa pupuk yang lazim digunakan di taman dan lahan kebun agar tumbuh dan bekerja secara efektif sehingga bisa mempercepat proses remediasi dan juga tidak ada tambahan bahan kimia berbahaya selama proses bioremediasi. Bioremediasi sudah di uji dengan Standar Pengujian Tanah ( SPT ) dengan menggunakan T''otal Petroleum Hydrocarbon'' (TPH) yakni persentase kandungan minyak mentah pada tanah yang terpapar untuk menentukan tingkat aman bagi lingkungan<ref name=":1" />. Di Indonesia maupun Internasional, bioremediasi dianggap sebagai proses yang mudah dan efektif untuk mengolah tanah terpapar minyak dengan TPH maksimal 15%. Pengujian dilakukan secara bertahap selama siklus pengolahan untuk parameter TPH dan pH. Saat hasil pengujian TPH tanah sudah kurang atau sama dengan 1%. Tanah dapat dipindahkan dari lokasi pengolahan dan dinyatakan aman untuk lingkungan. Selain itu kelebihan dari penggunaan bioremediasi adalah aman digunakan, mudah diterapkan, harganya murah, dapat dilaksanakan dimana saja dan dapat menghapus resiko kerusakan lingkungan jangka panjang. Namun dibalik semua kelebihannya, Bioremediasi memiliki kekurangan seperti pemantauan yang harus intensif, membutuhkan lokasi tertentu, menghasilkan produk yang tidak dikenal dan tidak semua bahan kimia dapat diolah<ref name=":1" />. Tetapi seiring dengan berkembangnya sains dan teknologi, bioremediasi dapat dikembangkan lebih baik lagi, baik secara pengembangan [[Molecular Systems Biology|molekular]] biologi pada agen bioremediasinya maupun cara produksi massa.
'''Bioremediasi sebagai Teknologi yang Diakui Dunia'''