Streptomisin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Salah satunya jenis streptomisin adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki spektrum kerja yang menengah. Spektrum kerja streptomisin meliputi bakteri bacillus Gram negatif seperti Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Enterobacter sp. Streptomycin dapat digunakan untuk mengatasi sejumlah infeksi seperti tuberkulosi, radang pada endokardium jantung (endokarditis), tularemia dan infeksi saluran kemih, dan juga ramai digunakan dalam media untuk menghambat pertumbuhan mikr
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: mikroba → mikrob
Baris 53:
'''Streptomisin''' (Inggris: Streptomycin) adalah [[antibiotik]] yang dihasilkan oleh [[jamur]] tanah ''streptomyces griseus''.<ref name="Ens">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3312-3313</ref> Antibiotik tersebut diperdagangkan sebagai [[garam]] trihidroklorida, fosfat atau sekuisulfat, maupun garam rangkap dengan kalsium klorida.<ref name="Ens"/>
 
Salah satunya jenis streptomisin adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki spektrum kerja yang menengah. Spektrum kerja streptomisin meliputi bakteri ''bacillus'' Gram negatif ''seperti Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Enterobacter sp. Streptomycin'' dapat digunakan untuk mengatasi sejumlah infeksi seperti tuberkulosi, radang pada endokardium jantung (''endokarditis''), tularemia dan infeksi saluran kemih, dan juga ramai digunakan dalam media untuk menghambat pertumbuhan mikrobamikrob. Streptomisin yang tersedia di pasaran adalah dalam bentuk streptomisin sulfat.
 
Mekanisme kerja aminoglikosida adalah golongan antibiotik yang bekerja dengan menekan pertumbuhan bakteri. Streptomisin akan menghambat sintesis protein dengan berikatan secara permanen pada sub unit ribosom 30s dan 16s RNA bakteri. Terjadinya ikatan tersebut dapat mengganggu pembentukan kode asam amino oleh mRNA sehingga urutan asam amino pada polipeptida bakteri tidak sesuai. Kesalahan urutan asam amino tersebut mengarah pada pembentukan rantai peptida nonfungsional atau toksik pada sel bakteri
Baris 78:
* Otoksisitas dan nefrotoksisitas lebih sering terjadi pada penggunaan streptomisin dibandingkan dengan aminoglikosida lainnya.<ref name="in"/>
* Kemerahan pada kulit, dermatitis eksfoliatif, syok anafilaktik, neutropenia, agranulositosis, anemia aplastik, dan trombositopenia.<ref name="in"/>
 
 
== Rujukan ==